Lebih berbahaya Mi Instan atau Bumbunya?

Mi Instan, sebagian besar orang menyukai makanan yang satu ini. Mi instan sering menjadi makanan alternatif di kala lapar atau dalam kondisi darurat.

Tapi tahukah kalian dikatakan bahwa bumbu pada makanan instan sering dianggap lebih berbahaya dari mi itu sendiri. Menurut teman-teman, lebih berbahaya mi instan atau bumbunya? Yuk bagikan pendapat kalian.

Sumber Gambar

https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/i-SInJ6yDUGWSv2u8a3uzfNgTCI=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1590099/original/044275000_1494393353-1.jpg

1 Like

Konsumsi mi instan yang berlebihan, ditambah dengan makanan lain yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, bisa menaikkan berat badan, Bunda.
Menurut ahli gizi Mochammad Rizal, pengawet dan penyedap rasa di dalam mi instan sudah disesuaikan takarannya. Jadi, sebenarnya kalau mengonsumsi dalam jumlah normal masih tergolong aman kok, Bunda.

Wah menurutku mi instan itu merupakan salah satu hasil penemuan terbaik di bidang makanan karena memiliki banyak keajaiban seperti dapat disimpan dalam waktu yang lama, mudah dibuat dan disajikan, memiliki rasa yang sangat nikmat, dan tentunya harganya yang murah dapat menjadi penolong konsumennya saat dalam kondisi keuangan menipis (terutama mahasiswa hehe).

Menurut Romadlon (2020), mi instan merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi di bidang pangan karena telah melalui serangkaian riset dan proses produksi yang panjang yang tentunya selalu sesuai dengan standar keamanan BPOM dan MUI. Sebagaimana kita ketahui, produk mi instan terdiri dari dua barang yaitu blok mi dan bumbunya. Blok mi terbuat dari bahan dasar tepung terigu, air alkali, dan air bersih yang diolah sedemikian rupa lalu dikeringkan hingga kadar airnya tidak lebih dari 3,5% agar dapat bertahan selama 9-12 bulan. Sedangkan bumbu mi instan terbuat dari berbagai bahan seperti garam, gula, monosodium glutamat, dan beberapa ingredient lain agar rasanya menjadi khas seperto soto mi atau kaldu ayam.

Mengonsumsi mi instan sifatnya adalah tidak berbahaya bagi tubuh karena baik mi maupun bumbunya telah teruji kebersihan dan keamanannya dengan standar BPOM dan MUI selama kita memakan mi secukupnya. Ahli Gizi dari Mount Elizabeth Hospital, Seow Vi Vien menyarankan jumlah aman untuk mengonsumsi mi instan dalam seminggu adalah satu sampai dua kali (Ramadhian, 2020). Tidak hanya itu, kamu juga perlu membaca label makanan dengan memilih mi instan rendah natrium, rendah lemak dan lemak jenuh. Kamu juga bisa perhatikan asupan kalori dengan memilih porsi yang lebih kecil.

Namun, terdapat kasus lain dimana mi instan dapat memiliki dampak yang kurang baik bagi tubuh. Mi instan mengandung pengawet yang cenderung lebih sulit dicerna lambung serta bumbunya mengandung banyak garam sehingga rawan menyebabkan tekanan darah tinggi. Selain itu, mi instan dinilai tidak memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk asupan tubuh sehingga kurang baik jika dijadikan makanan pokok.

Sumber

Ramadhian, N. (2020, 12 April). Berapa Jumlah Konsumsi Mi Instan yang Direkomendasikan dalam Seminggu?. Diakses pada 16 Agustus 2021, dari https://travel.kompas.com/read/2020/04/12/133300227/berapa-jumlah-konsumsi-mi-instan-yang-direkomendasikan-dalam-seminggu?page=all.
Romadlon, R. S. (2020, 31 Maret). Manakah yang Lebih Berbahaya: Mie atau Bumbunya?. Diakses pada 16 Agustus 2021, dari LINE TODAY.

1 Like

sebenarnya, konsumsi mie instant tidak buruk bagi kesehatan, karena menurut penelitian yang pernah saya baca mengatakan bahawa semua bahan-bahan dalam mie instant sudah teruji klinis dan aman untuk dikonsumsi, namun didalam mie instant mengandung bahan pengawet agar mie dapat bertahan lama. ini lah yang menyebabkan masalah kesehatan bagi tubuh manusia jika dikonsumsi dalam waktu yang sering. baik bumbu dan mie sendiri mengandung bahan pengawet yang sama. jadi yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi mie instant adalah jangan terlalu sering.