Lebih baik "memecahkan batasan diri" atau "sadar diri akan keterbatasan"?

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita sering dihadapkan oleh suatu dilema tentang kemampuan kita.
Contohnya yaitu ketika kita ingin mengikuti suatu perlombaan, bergabung dengan suatu organisasi, atau contoh kasus kritisnya yaitu ketika kita ingin melamar suatu pekerjaan. Tentu ada persyaratannya bukan? Beberapa dari persyaratan tersebut pasti berupa kemampuan dan keahlian khusus.

Bagaimana jika kemampuan yang ada pada diri kita tidak terlalu memenuhi kriteria?
Misalnya ada suatu perlombaan hobi seperti lomba memasak, lomba menyanyi, lomba mendesain, dan sebagainya. Namun, yang ada pada diri kita hanyalah minat dan sedikit bakat. Apakah kita tetap mengikutinya atau tidak? Terutama jika kita mewakilkan suatu nama instansi (sekolah, komunitas, dsb.) dan harus mengeluarkan biaya untuk mendaftar.
Lebih baik memaksakan diri untuk mengikuti lomba itu dengan segala keterbatasan, atau mempersiapkan diri dan mendaftar di lain kesempatan ketika sudah merasa siap?

Lalu, apa yang harus dilakukan jika kita sadar akan keterbatasan kita, serta sadar bahwa ada banyak kandidat lain yang lebih baik dari kita?
Apalagi jika kita ingin bergabung dengan suatu organisasi atau melamar suatu pekerjaan. Karena berbeda dengan lomba yang dapat diikuti dengan iseng, organisasi dan pekerjaan merupakan suatu amanah yang harus kita pertanggungjawabkan.

Jadi, lebih baik maju menantang kenyataan, atau mundur menghindari kegagalan?

2 Likes

kalau menurut opini aku kak, ga akan tau hasilnya kalau ga mencoba. jadi kasarnya lebih baik memaksakan, karna untuk melangkah lebih jauh lagi kita butuh pengalaman, setelah pengalaman di dapat kita bisa liat apa kurangnya dan bisa di persiapkan lebih matang lagi jikalau ada kesempatan, kaya ikut lomba contohnya.
sama juga seperti ikut organisasi , walaupun punya keterbatasan dalam bidang itu, tapi kalau ada minat semua yang di jalankan pasti menyenangkan.
lain halnya ngelamar kerja, memang harus di pikirkan dengan benar benar. tapi setidaknya sudah mencoba, jikalau gagal berarti harus menaikkan kualitas diri

3 Likes

Kalau menurut aku pribadi, lebih baik maju menantang daripada mundur menghindari kegagalan! Setiap langkah yang kita ambil itu pasti ada resikonya, jika memang kita mau terus maju dan mendapatkan hasil yang lebih baik yasudah maju saja kalaupun nanti harus gagal kita juga harus siap. Justru dengan dihadapkan dengan kegagalan kita akan dibangun menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Jadi yang terpenting ada niat terlebih dahulu.

Terimakasih :pray:

1 Like

Menurutku lebih baik “Know your limit” sebelum “Break your limit”. Sadari dulu limit kita, sebelum ingin memecahkan mimpi atau batasan diri kita, agar jalan yang diambil lebih rasional dan terarah dengan jelas. Batas-batas diri itulah yang akan membuka mata kita, bahwa jalan setiap orang berbeda-beda, beda cara, beda waktu dan beda parameter keberhasilan, lalu semakin mensyukuri diri, bahwa parameter keberhasilan itu luas. Hidup di tengah kemajemukan latar belakang masyarakat, telah melahirkan standar sosial yang berhasil membentuk banyak sekali definisi pencapaian dengan standar tidak tertulisnya, yang semakin menggeser definisi keberhasilan dan membuat kita semakin jauh dari diri kita yang sebenarnya. Maka sangat penting untuk mengenali diri sendiri agar tidak hanyut dalam standar tersebut. Pada hakikanya, manusia diciptakan berbeda-beda, beda kemampuan, beda keadaan, semua serba berbeda dengan setiap keistimewaannya. Jika kita telah mengetahui limit kita, dan telah memahami diri serta kelebihan yang kita miliki, barulah kita dapat mengambil keputusan yang rasional dalam menjalankan suatu hal yang menurut kita di luar limit. Menurutku, gagal dalam satu seleksi organisasi atau pekerjaan hanya karena kriteria kita tidak memenuhi bukan berarti diri kita berada di bawah standar, bisa jadi kita justru overqualify juga, hanya saja kita tidak menyadarinya.

1 Like

wah makasih banyak atas pendapatnya kak
bener bgt kak statementnyaa :+1:t3:
sama kayak quote andalan iniii

“Know your limit, but never stop trying to break them.” - Kyle Maynard

Jadi, breaking the limit gabisa asal-asalan, ya kak. Harus ada pertimbangan rasional sebelumnya. What a nice opinion :blush:

2 Likes

makasih kak atas pendapatnyaa :blush:

sejujurnya aku juga sama kok, “memaksakan” dulu hehehehehe, yang penting ada minat dan niat. itu yang utama.

ini juga bener banget, “kita ga akan tau hasilnya kalau ga mencoba”
karena kalo mau tau limit kita sampai mana, kita butuh pengalaman dulu, kan yaa.

sama kayak pas kita dikejar. kita sebelumnya gatau berapa batas maksimal kecepatan kita untuk berlari. tapi setelah dikejar oleh sesuatu yang kita takuti, pada saat itulah batas kita yang sesungguhnya akan terbongkar.

1 Like

terima kasih kak atas pendapatnyaa

valid banget opininya. harus ada niat :wink: :+1:t3:
sama kayak quote sejuta umat di bumi yaaa

When there’s will there’s a way.
Dimana ada kemauan, disana ada jalan.

harus maju menantang, jangan diam di tempat :laughing:

1 Like

kalau menurut ku sih, Lebih baik maju menantang kenyataan. Dari kenyataan sendiri akan terjadi kesuksesan dan kegagalan. jika tidak berani untuk gagal maka kita tidak tau apa kekurangan kita dan apa kesalahan kita sehingga tidak bisa memperbaiki diri . Sedangkan untuk kesuksesan adalah kelebihan bahkan hasil dari perbaikan diri kita.
Gitu aja sih menurut ku

1 Like

Makasih atas tanggapannya kakk

Aku setuju banget sih sama kakak :star_struck: :+1:t3:
Jadi ibaratnya kayak gini ya:

> Perlu keberanian untuk terjatuh, sebelum akhirnya bisa terbang tinggi.

Karena sebenarnya, alasan kita takut untuk terbang adalah rasa takut kita sendiri akan kejatuhan.

1 Like