Kemalasan adalah musuh utama "self-improvement" tapi merupakan kenyamanan bagi umat manusia, bukan begitu?

Kemalasan

Kemalasan adalah sifat umum manusia. Sekalipun orang paling pekerja keras sedunia (baca : Elon Musk dan Bill Gates), tidak mungkin dalam satu hari sepanjang usianya ia tak memikirkan untuk bersantai sejenak, tidur-tiduran, menonton televisi sampai tengah malam, sembari tidak melakukan apa-apa.

Kemalasan menjadi pilihan ketika motivasi untuk melindungi diri lebih besar dibanding motivasi untuk mengambil tindakan. Ketika seseorang hendak mengambil tindakan namun di mulai dengan rasa takut, khawatir, cemas dan ragu-ragu, ketika itulah malas bisa beralih menjadi sebuah aksi.

Tahukah kamu bahwa laziness (kemalasan) mempunyai 3 bentuk atau versi menurut beberapa sumber psikologi?

  1. Comfort Orientation
    Adalah kemalasan berdasarkan kecenderungan dalam menghindari ketidaknyamanan atau kepraktisan.
  2. Loss of Heart
    Bentuk kemalasan yang satu ini adalah ketika seseorang telah merasakan keputusasaan yang besar dalam dirinya. Ia melihat dunia sebagai tempat yang berlaku hanya untuk orang-orang kuat dan hebat sehingga ia merasa tak punya kesempatan untuk bertindak.
  3. Couldn’t Care Less
    Tidak dapat peduli pada apa-pun adalah penjabaran yang tepat untuk bentuk kemalasan yang ketiga. Dunia telah mengkhianatinya. Apa pun yang ia lakukan tak menghasilkan apa-apa, membuatnya memilih untuk membuang badan serta harapan. Lebih baik tidak melakukan apa pun daripada dibalas dengan tidak ada, begitulah pola pikir orang malas tipe couldn’t care less ini.

Bila kemalasan terus dipupuk seperti timbunan tanah, rangsangan perasaan kita akan menjadi tumpul alih-alih emosi marah justru akan semakin tak terbatas. Kita menjadi agresif dan sangat cinta pada kepraktisan. Suatu waktu hal tidak berjalan sesuai rencana, kita akan jadi cepat naik pitam karena terbiasa dengan mulusnya efektifitas.

Mengutip laporan Matthieu Boisgontier, seorang profesor di University of Ottawa, Kanada, menyampaikan, “Apa pun yang terjadi secara otomatis sulit untuk dihambat, bahkan jika anda menginginkannya, karena anda tidak tahu bahwa itu sedang terjadi. Tetapi mengetahui bahwa hal itu sedang terjadi adalah langkah pertama yang penting.”

1 Like

Artikel keren.
Menurutku kemalasan ini bagaikan kebahagiaan instan yang ditawarkan dunia, yang pastinya tidak berlangsung lama. Soalnya saya udah alamin beberapa kali, bagi sya seperti buang buang waktu yang tadinya berguna untuk belajar tapi jadi abis karena laziness. Intinya bersantai itu diperlukan tapi jangan sampai kita diperbudak oleh rasa ingin bersantai. Terima kasih.

1 Like

malas merupakan suatu kenyamatan? saya bisa jawab “benar.” HAHAHA
Oke sekarang begini, suatu hal yang sudah terbiasa kita lakukan pasti sulit untuk melepaskannya… ya contohnya seperti ini sifat malas yang terus melekat di dalam hidup kita. Tapi perlu kita ketahui, bahwa sebenarnya malas itu tidak akan menghasilkan apapun dalam kehidupan kita. Persinally, saya selalu optimis untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik… tapi syaa melihat jati diri saya, lalu saya berkata sendiri “apa saya layak untuk mendaptakan hal itu dengan tindakan kita yang kosong?” Pada intinya menurut saya, kita harus bisa tahu diri. Malas mungkin bisa jadi penyakitmu, tapi lebih sakit mana ketimbang gagal? terimakasii sekian pendapat saya.

1 Like

Kalau dilihat dari bentuk-bentuk kemalasan di atas sepertinya saya sering menerapkan yang comfort orientation. Saya sering sekali bersikap malas karena se-simple saya tidak suka melakukan hal lain yang membuat saya tidak nyaman. Tapi kemalasan juga bisa menjadi bom waktu, kalau tidak bisa melawan rasa malas nantinya ketika saya lihat orang lain sudah sukses dengan caranya sendiri ditakutkan saya masuk ke Loss of Heart. Maka dari itu, saya mulai melawan rasa malas terhadap hal yg sederhana dulu seperti bangun pagi dan beraktifitas. Terima kasih artikelnya jika berkenan mohon cek artikel terbaru saya. Terima kasih sebelumnya.

1 Like

Yaa itu sangat benar. Kemalasan menjadi alasan utama orang tidak bisa berkembang…mengapa? Karna tingkat kemalasan saat ini memang sangat tinggi, terutama di masa daring ini. Siswa² yg akan menjadi generasi mudaa sangat malas karnaa pembelajaran daring. Itu juga menjadi salah satu penyebab terhambat nya self improvement. Kita akan stuck di satu titik dan tidak menoleh ke titik yg lain jadi kita harus bisa melawan kemalasan itu.

1 Like