Law of Attraction: Benarkah bahwa pikiran kita yang menarik kejadian demi kejadian dalam hidup kita?

Jika Thomas Alfa Edison tidak berpikir untuk membuat bola kecil yang dapat menyala, mungkin kita tidak akan pernah mengenal lampu. Itu merupakan salah satu contoh dari The Law of Attraction.

The Law of Attraction adalah hukum untuk menarik hal yang kita inginkan menjadi nyata. Karena law itu berarti hukum, bukan aliran agama, seperti halnya hukum gravitasi. Bila hukum gravitasi membuat barang jatuh ke bawah, maka hukum tarik menarik akan menarik atau mewujudkan yang kita pikirkan. Cara bekerja hukum ini adalah dengan merespons segala getaran yang ditawarkan. Jika merasa senang maka getaran positif akan muncul begitupun sebaliknya jika merasa sedih maka getaran negatif yang akan muncul. The Law of Attraction juga seringkali dikaitkan dengan doa dan harapan.

Lalu benarkah bahwa The Law of Attraction itu ada? Apakah benar doa dan harapan termasuk bukti konkret adanya The Law of Attraction? Apa pendapat kamu tentang The Law of Attraction?

1 Like

Law of Attraction atau yang biasa disingkat LOA yang pernah saya pribadi alami mungkin ketika saya berharap dosen saya membatalkan kelas hari ini karena saya ingin beristirahat setelah menyelesaikan tugas laporan yang menumpuk dan ternyata dosen saya benar-benar berhalangan hadir sehingga kelas saya dibatalkan.

Jika ditanya apakah harapan saya tercapai? Jelas tercapai, karena saya akhirnya bisa beristirahat di kamar kost saya. Tetapi apakah penyebab ketidakhadiran dosen saya karena tarikan dari pemikiran saya? tentu saja bukan, apalagi sangat tidak mungkin dosen saya mampu membaca pikiran saya. Faktor penyebab ketidakhadirannya dosen saya adalah alasan yang tidak disampaikan oleh dosen saya (yang secara bersamaan juga sesuai dengan harapan saya) tetapi tidak berhubungan langsung dengan harapan saya. Jadi sepertinya LOA berhubungan dengan persepsi tetapi tidak cukup menjelaskan motivasi seorang individu.
*ini pendapat saya pribadi, bisa jadi salah

2 Likes

menurut saya, law of attraction ini bisa menjadi motivasi kita dalam mewujudkan sesuatu yang kita inginkan. namun untuk mewujudkannya, diperlukan suatu usaha nyata, bukan hanya keinginan semata tanpa adanya tindakan apapun

1 Like

LoA ini menurutku lebih ke “kebetulan kejadian yang datang bersamaan dengan feeling + keinginan didalam hati”.

Sebenernya masih sangat rancu apakah LoA ini bener2 terjadi karena keinginan + feeling kita yang kuat dan suatu kejadian itu terwujud, atau karena kita sendiri yang secara tidak langsung melakukan hal itu sehingga membenarkan feeling kita + mewujudkan kejadian itu.

1 Like

Law of attractiona erat kaitannya dengan subjective bias. Jika Anda merasa kesuksesan suatu hal dikarenakan law of Attraction, maka apakah segala konsep yang menggunakan prinsip tersebut benar-benar sukses terjadi seumur hidup Anda? Anda mungkin hanya mengingat satu dua peristiwa yang menunjukkan betapa rendahnya frekuensi tersebut terjadi. Lagi-lagi, subjective bias terhadap peristiwa yabg kebetulan sesuai dengan ekspektasi kita memang akan menimbulkan kesan luar biasa. Namun bukan berarti, segalanya disebabkan oleh law of attraction. Jika law of attraction benar adanya, rasanya semua manusia tidak perlu berusaha keras untuk sukses di dunia ini bukan?

Di satu sisi, law of attraction dapat pula dilihat dari perspektif meningkatkan motivasi dan positif thinking. Untuk kedua hal tersebut, tentu diperlukan action (realisasi) sebagai wujud nyata.

1 Like

Saya memandang Law Of Attraction sebagai “apa yg kita fikirkan, itu yg akan terjadi.” namun dalam konteks yg berada didalam kendali kita. Misalkan, saya akan ujian matakuliah yg sulit minggu drpan. Saya tidak yakin dgn hasil yg akan saya dapatkan krn matakuliah tsb sangat sulit. Karna fikiran saya sudah terdistraksi dengan kata “sulit”, maka saat proses belajarpun saya akan kesulitan, dan pada saat ujian,sy tidak bs mengerjakan dengan baik.