Langkah apa yang dilakukan Foursquare untuk menjalankan MVP (Minimum Valiable Product) sehingga foursquare menjadi sukses?

Nama Foursquare diambil dari empat persegi atau 16, sebuah tempat di Nate Bonilla-Warford, Tampa, Florida, sebuah tempat liburan yang menjadi basis lokasi lahirnya Foursquare. Selvadurai menjelaskan, sesungguhnya ide lahirnya aplikasi Foursquare di sebuah lokasi kecil di South, saat kedua pendiri jejaring sosial ini menghadiri festival musik Southwest. Namun kemudian nama Foursuquare baru ditemukan di Tampa, saat mereka berlibur ke daerah tersebut. Aplikasi itu kemudian berkembang cukup pesat. Data grafik menunjukkan setiap hari ada 35 ribu orang bergabung ke Foursquare. Para pengguna bisa check in ke tempat-tempat yang direkomendasikan teman-teman. Foursquare memulai nya dengan mengembangkan Minimum Valuable Product, bagaimana MVP yang dilakukan Foursquare?

Foursquare merupakan sebuah situs web jejaring sosial berbasis lokasi yang bergantung pada perangkat lunak untuk peralatan bergerak. Layanan ini tersedia kepada pengguna dengan peralatan yang dilengkapi GPS. Pengguna dapat chek-in di berbagai tempat melalui situs web, pesan teks atau aplikasi tertentu dengan menjalankannya dan memilihnya dari daftar tempat terdekat yang dilacak oleh aplikasi tersebut.

Sejak awal berdirinya Foursquare telah menjadi kekuatan utama dalam mengubah cara informasi lokasi di kehidupan nyata dengan menggunakan digital. Sebagai perusahaan intelijen lokasi, Foursquare terdiri dari dua aplikasi konsumen yang dikenal, Foursquare dan Swarm, serta media dan produk perusahaan yang berkembang pesat. Tawaran B2B meliputi Places (untuk pengembang), Pinpoint and Attribution (untuk pemasar), dan Foursquare Analytics (untuk analis).

Aplikasi berbasis lokasi, Foursquare, didirikan oleh Naveen Selvadurai dan Dennis Crowley. Duo ini melanjutkan untuk membuat aplikasi tanpa embel-embel yang berarti, yang dapat menyediakan fungsionalitas sederhana dari check-in dan menggunakan prinsip-prinsip gamification, untuk menciptakan pengalaman pengguna yang belum pernah ada sebelumnya. Aplikasi fitur tunggal (MVP) yang mereka sediakan mengambil umpan balik pelanggan (feedback), yang dilakukan oleh Selvadurai dan Crowley terus-menerus ditujukan untuk meningkatkan UX aplikasi.

Langkah pertama : MVP 1
Pada awal tahun 2010, Foursquare sangat mendorong pasar aplikasi dengan layanan berbasis lokasi. Tapi saat itu aplikasi ini sangat berbeda dari yang dapat digunakan sekarang. Seperti yang diharapkan dari MVP hanya memiliki 1 fitur utama: check-in dan badge untuk menyelesaikan kegiatan tertentu seperti menentukan lokasi. Dari hasil pembuatan MVP tersebut, Foursquare mendapatkan hasil yang positif dalam produknya.

foursquareshots-min
Penampilan MVP dari Foursquare

Langkah Foursquare selanjutnya adalah setelah pelanggan merasa nyaman menggunakan MVP dasar, mereka mulai memperkenalkan fitur tambahan seperti Panduan Kota dan Rekomendasi, di tahun-tahun berikutnya. Bahkan perkembangan terkini Foursquare tidak hanya sekadar check in saja. Ada juga aplikasi untuk mengunduh foto.


Tampilan diaplikasi sekarang

Kesimpulan:
MVP dapat menjadi antarmuka sederhana yang menyajikan ide kita ke target pasar. Tidak perlu kaya fitur tetapi harus fungsional dan dapat digunakan. Hasil akhir yang diharapkan dari proses ini ialah memberikan perspektif yang benar-benar baru bagi tim produk dari sisi konsumen yang akan menjadi pangsa pasar. Dari sini tim pengembang dapat bergerak lebih cepat, mengetahui secara eksplisit mengenai apa yang harus disesuaikan dan apa yang harus ditambah sesuai dengan masukan pengguna. Product Manager akan berperan sentral dalam proses MVP, untuk menentukan iterasi dan mengatur komunikasi dengan pengguna untuk memastikan masukan yang diberikan terjaring dengan baik.

Sumber:
https://www.roarsinc.com/minimum-viable-product-brilliant-success-stories/

https://www.theladders.com/job/vp-analytics-foursquare-new-york-ny_34973107