Kunyit, Si Bumbu Dapur yang Mampu Melawan Sel Kanker

Baru-baru ini (Januari 2018) ada berita mengejutkan bagi dunia kedokteran. Pasalnya, berita tersebut menjadi kabar baik yang mampu membuat pengidap kanker memiliki harapan hidup yang tinggi. Seorang perempuan bernama Dianeke Ferguson berusia 67 tahun asal Inggris berhasil sembuh dari penyakit kanker myeloma stadium tiga dengan mengkonsumsi tablet yang terbuat dari ekstrak kunyit secara rutin. Hal itu dilakukannya setiap hari selama 6 tahun lamanya dengan disiplin dan rajin setelah melakukan kemoterapi sebanyak tiga kali dan empat kali transplantasi sel induk yang tidak membuahkan hasil.

Seorang perempuan bernama Dianeke Ferguson berusia 67 tahun asal Inggris berhasil sembuh dari penyakit kanker myeloma stadium tiga dengan mengkonsumsi tablet yang terbuat dari ekstrak kunyit secara rutin. Hal itu dilakukannya setiap hari selama 6 tahun lamanya dengan disiplin dan rajin setelah melakukan kemoterapi sebanyak tiga kali dan empat kali transplantasi sel induk yang tidak membuahkan hasil.

Kanker myeloma sendiri adalah jenis kanker yang menyerang sel plasma, yaitu salah satu jenis sel darah putih pada sumsum tulang penderita, sering juga disebut kanker darah. Secara umum, sel plasma berfungsi untuk memproduksi antibodi guna mengatasi infeksi dalam tubuh. Namun pada penderita kanker myeloma, sel plasma justru memproduksi protein yang tidak normal secara berlebihan yang akhirnya dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti ginjal dan tulang. Diperkirakan, secara global jumlah kasus baru kanker myeloma per tahun sekitar 14.600. Angka kematian yang ditimbulkan mencapai 11.000 per tahun.

Dieneke memilih kunyit karena terdapat senyawa kurkumin di dalamnya yang dipercaya dapat mengobati penyakit kanker. Seorang dokter di London mengatakan bahwa berita kesembuhan Dieneke menjadi laporan pertama dimana senyawa kurkumin memberi respon objektif dalam penyakit progresif tanpa pengobatan konvensional.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tengah dikembangkan penelitian zat kurkumin yang ada di dalam kunyit. Salah satu hasilnya ialah kunyit ternyata dapat membunuh bakteri di dalam tubuh kita. Seperti yang kita ketahui bahwa jika kunyit yang dihaluskan lalu dicampur air maka akan membentuk endapan dan menyebabkan gelas atau wadah yang dipakai menjadi kuning, sehingga dapat disimpulkan bahwa zat kurkumin sukar larut dalam air.

Penggunaan kunyit sebagai obat kanker tidak bisa langsung dalam bentuk ‘kunyit utuh’ karena zat kurkumin akan mengendap dalam tubuh. Maka perlu ditambahkan suatu zat bernama cycodextrin. Zat ini bersifat biokompatibel alias dapat melarutkan senyawa alami. Pembuatan obat kanker dari kunyit ini lebih efektif dalam bentuk nano yang telah ditambahkan cycodextrin agar mampu diserap dengan cepat oleh organ tubuh. Setelah diserap dan mengenai organ yang terkena kanker, lalu zat kurkumin akan bereaksi mengeluarkan panas yang bisa menghancurkaan sel kanker.

Sumber:

  1. Putri, Muflikha Sofiana. 2014. “White Turmeric (Curcuma zedoaria) : ITS Chemical Substance and The Pharmacological Benefits”. https://juke.kedokteran.unila.ac.id (diakses pada tanggal 20 Januari 2018)
  2. Pangemanan, Andrew; Fatimawali; dan Fona Budiarso. 2016. Jurnal e-Biomedik Vol.4 No.1. “Uji Daya Hambat Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp.”. https://media.neliti.com (diakses pada tanggal 20 Januari 2018)
  3. 5 Januari 2018. Tolak Kemoterapi Kanker Darah, Nenek Hidup Sehat Berkat Kunyit. https://citizen6.liputan6.com (diakses pada tanggal 20 Januari 2018)