Orang yang merendahkan sesama makhluk Allah merasa dirinya lebih tinggi, seperti saat Iblis merendahkan Adam.
Jiwa besar lahirkan sikap ksatria & toleran. Jiwa kerdil lahirkan dendam & kebencian.
Dijelek-jelekin kan tidak berarti jelek. Kalau membalas jelek-jelekin, malah jadi jelek dan membenarkan ucapan orang yang jelek-jelekin.
Sekali lagi, jangan BERLEBIHAN dalam segala hal; termasuk dalam MENYUKAI dan MEMBENCI.
Orang yang benar-benar kuat ialah orang yang mampu menaklukkan kemarahannya sendiri.
(Dari Hadis di Musnad Imam Ahmad).
Setiap kali kita berdoa baik untuk orang lain, sebenarnya sekaligus kita sedang berdoa baik untuk diri kita sendiri.
Merendahkan orang lain tidak membuat kita menjadi lebih tinggi. Malah sebaliknya.
Untuk memperindah diri, kita tidak perlu banyak bersolek. Cukup dengan mematutkan akhlak kita.
Bila dadamu terasa sesak, bertasbihlah dengan memuji Allah dan beradalah bersama mereka yg bersujud. (Baca Q. 15: 97).
Dengan kejujuran dan amanah, kepercayaan orang kita bangun dan kita jaga.
Marilah beribadah semata-mata untuk dan karena Allah. Kita jauhkan kepentingan apa pun lainnya dari pikiran dan hati kita.
Kita semua masih dalam perjalanan menuju Tujuan Hidup kita. Teruslah berusaha dan berdoa agar kita tetap di jalan yg benar.
Jangan biarkan kebencian dan dendam merusakkan fitrah-muliamu dan merusuhkan suasana hatimu.
Kita perlu selalu menyucikan diri kita (dengan tobat dan istighfar), seperti kita selalu mencuci pakaian kita.
Ikutilah permohonan-ampunanmu atau permintaan-maafmu dengan berusaha memperbaiki kesalahan dan tekad tak mengulanginya.
Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Carilah kekurangan diri sendiri dan perhatikan kelebihan orang lain.
Saling mengingatkan dan saling mendoakan adalah bagian dari adab persaudaraan.
Kita mampu berbuat baik semata-mata karena pertolongan Allah. Maka kita harus mensyukurinya. Bukan berbangga diri.
Janganlah menjadi Pembenci yg mencurigai kebenaran. Jadilah Penyayang yg memaklumi kekhilafan.
Kita dianugerahi akal pikiran dan hati. Marilah kita syukuri dengan menggunakannya untuk berpikir dan berdzikir.
Hati2; jangan sampai engkau sibuk menunjukkan orang kepada Allah dan kau sendiri kehilangan jalan. (Fudlail bin 'Iyãdl)
Bencilah perilakunya yang tidak baik. Jangan membenci orangnya. Karena orang masih bisa memperbaiki diri dan menjadi baik.
Mulailah dengan niat yang baik, insyãAlläh kebaikan Dan keberkahan akan mengikuti langkah-langkahmu.