Kuantitas atau Kualitas, Kamu Yang Mana?


Ada dua tipe orang.

Yang pertama suka memprioritaskan seberapa banyak barang yang bisa dia dapatkan, kuantitas.
Yang kedua suka memprioritaskan seberapa bagus barang yang bisa dia dapatkan, kualitas.

Nah kalau kamu ada di tipe yang mana?

Bagiku kualitas bisa saja didapatkan secara berkuantitas. Tapi tentunya mendapatkan kualitas susah jika kita memprioritaskan kualitas agar berkuantitas. Sementara, kalau kita memprioritaskan kuantitas, hasil yang kita dapat tentunya belum tentu berkualitas.

Jadi, kamu ada di tipe mana dan kenapa? Mari berdiskusi, terimakasih.

Sebelum aku jawab memilih kualitas atau kuantitas, sebenarnya apa itu kuntitas dan kualitas? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kualitas itu berkaitan dengan tingkat baik atau buruknya sesuatu, sedangkan kuantitas berkaitan dengan jumlah atau banyaknya sesuatu. Kalau menurutku sih tergantung situasi ya, seperti barang apa yang akan dibeli, atau kita butuhnya kualitas atau kuantitas, tapi sebenarnya kalau kita bisa mencakup keduanya, kenapa kamu harus pilih salah satu atau hanya memfokuskan pada kualitas atau kuantitas aja?

Sulit harus menentukan satu di antara dua pilihan itu, yaitu memilih kualitas atau kuantitas. Karena, keduanya saling berkaitan dan saling membutuhkan. Aku kasih contoh deh, kalau mau menghasilkan sesuatu yang berkualitas, maka harus didukung dengan kuantitasnya. Contohnya, saat ingin menjadi koki, maka harus bisa membuat makanan yang kualitasnya harus bagus atau enak dan kuantitasnya tentu harus banyak menguasai resep. Begitu pula sebaliknya, kalau mau menghasilkan sesuatu yang kuantitasnya banyak, maka harus didukung dengan kualitas yang bagus, contohnya saat ingin mendapatkan gaji dengan jumlah yang besar, maka harus didukung dengan kualitas kinerja yang lebih baik.

Tetapi terkadang kita diharus memilih salah satu yaitu kualitas atau kuantitas, dan terkadang memilih salah satu pun karena terpaksa, seperti saat memperoleh pesanan membuat beberapa produk tetapi waktunya terlalu sedikit, jadi harus mengorbankan salah satu entah itu kuantitas banyak meski produknya jelek atau kualitas bagus meski hanya sedikit. Lalu contoh lain adalah saat dibutuhkan makan untuk beberapa orang, agar hemat atau dananya memang tidak cukup, kita terpaksa mengorbankan kualitas dari makanannya agar semua bisa mendapat makanan. Jadi intinya pertama harus memilih keduanya, lalu kalau memang harus dikorbankan maka kita harus bijak dalam memilih salah satu.