Kompetensi apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Manajer Produk yang hebat?

Product Manager (PM) harus mempertimbangkan tiga faktor utama saat mengevaluasi peran: core competencies (kompetensi inti), emotional intelligence/EQ (kecerdasan emosional ), dan company fit (perusahaan yang tepat). PM terbaik telah menguasai kompetensi inti, memiliki EQ yang tinggi, dan bekerja untuk perusahaan yang tepat. Selain itu PM terbaik menciptakan produk dengan adopsi pengguna yang kuat yang memiliki pertumbuhan pendapatan eksponensial dan bahkan mungkin mengganggu sebuah perindustrian.

Kompetensi apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Manajer Produk yang hebat ?

Terdapat kompetensi inti yang harus dimiliki setiap Manajer Produk, namun sebagian besar dikembangkan dengan pengalaman, teladan yang baik, dan pendampingan. Beberapa contoh dari kompetensi ini meliputi:

  • Melakukan wawancara pelanggan dan pengujian pengguna
  • Menjalankan sprint desain
  • Prioritas fitur dan perencanaan roadmap
  • Seni alokasi sumber daya (bukan sains!)
  • Melakukan penilaian pasar
  • Menerjemahkan persyaratan business-to-technical, dan sebaliknya
  • Penetapan harga dan pemodelan pendapatan
  • Menentukan dan melacak metrik sukses

Kompetensi inti ini adalah garis dasar untuk PM manapun dan PM terbaik mengasah ketrampilan ini selama bertahun-tahun dalam menentukan, mengirimkan, dan mengulangi produk. PM ini unggul dalam merenungkan di mana masing-masing kompetensi ini berkontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan produk mereka dan terus menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan umpan balik pelanggan.

Kecerdasan emosional
PM yang baik mungkin tahu apa yang harus dilakukan dan tidak perlu dilakukan dalam wawancara pelanggan. Tapi PM terbaik memiliki kemampuan untuk berempati dengan pelanggan dalam wawancara tersebut yang disesuaikan dengan bahasa dan emosi tubuh mereka serta dengan cerdik bisa menguraikan rasa sakit terkait produk atau fitur. PM dengan EQ tinggi memiliki hubungan yang kuat dalam organisasi mereka dan perasaan yang tajam tentang bagaimana menavigasi rintangan internal dan eksternal untuk mengirimkan produk hebat.

Perusahaan yang Tepat
Jika PM terbaik memiliki kompetensi inti yang berkembang dengan baik dan EQ yang tinggi, apakah itu berarti mereka ditakdirkan untuk sukses dimana pun mereka bekerja? Belum tentu. Sebenarnya, mengambil keterampilan dan ciri kepribadian ini dan menerapkannya pada perusahaan yang tepat adalah apa yang pada akhirnya akan menjamin kesuksesan.

(Sumber : What It Takes to Become a Great Product Manager)

Sehubungan dengan tugas utama manajer yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, Robert Katz mengidentifikasi tiga ketrampilan manajemen ( management skills) yang mutlak harus dimiliki manajer yaitu keterampilan teknis ( tecnical skills ), keterampilan manusiawi ( human skills ), dan keterampilan konseptual ( conseptual skills ) (Robbins and Judge, 2015).

  • Keterampilan teknis berhubungan dengan kemampuan menerapkan pengetahuan dan keahlian spesialisasi. Para manajer perlu memiliki keahlian teknis ini guna memahami jenis-jenis tugas yang dikelolanya. Pengertian tehnikal ini penting bagi semua manajer yang mengevaluasi ide-ide produk baru, atau yang terlibat dalam pemecahan masalah yang sifatnya teknis.

  • Keterampilan manusiawi berhubungan dengan kemampuan bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain baik individu maupun kelompok. Semua manajer harus melaksanakan tugas yang memerlukan keahlian perilaku manusia yang merupakan keahlian yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Termasuk didalamnya adalah komunikasi antar manusia baik internal maupun eksternal.

  • Keterampilan konseptual adalah kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang komplek. Para manajer dengan keahlian konseptual, yang juga dianggap sebagai kemampuan analitikal, dapat melakukan penyesuaian atas kemungkinan timbulnya masalah- masalah dalam organisasi. Seorang manajer yang memiliki keahlian konseptual yang baik dapat dikatakan cenderung lebih kreatif dan mampu mempertimbangkan berbagai metode untuk dapat mencapai tujuan organisasi.

Gordon (2002), menyatakan bahwa pada abad duapuluh satu ini untuk mencapai efektivitas fungsi organisasi dibutuhkan kompetensi manajemen dalam hal sebagai berikut :

  • Adaptability , yaitu manajer harus menpunyai kemampuan mengenal dan merespon perubahan yang terus menerus dan tidak terduga sebelumnya, mengadakan penyesuaian rencana dan aktivitas pada saat yang tepat, serta responsif terhadap permintaan ( demand ) yang baru.

  • Knowledge about state of the art practice , yaitu manajer membutuhkan pengetahuan tentang teknis-teknis menangani problem organisasi secara praktis. Para manajer perlu mengadakan tolok duga ( benchmark ) dengan para pesaing untuk belajar tentang kebijakan, program-program, dan cara kerja yang praktis di setiap situasi.

  • Intercultural competencies , adalah kompetensi kultural manajer untuk organisasi yang belokasi diluar negaranya. Kompetensi yang dimaksud meliputi kemampuan dalam berbagai bahasa, sensitivitas lintas budaya, maupun kemampuan adaptasi terhadap sesuatu yang baru.

  • Information technology skills , maksudnya dalah bahwa para manajer harus mempunyai technical skills yang kuat sehingga dengan cepat memahami software baru maupun memfasilitasi hardware nya, mampu mendiagnosis kebutuhan teknologi informasi, serta mengevaluasi berbagai solusi yang potensial.

  • Critical thinking skills , yaitu para manajer harus memiliki kemampuan memecahkan masalah yang memungkinkan penerapan teknik-teknik yang tepat untuk situasi tertentu. Dengan menggunakan pendekatan diagnostik ( the diagnostic approach ) akan mendorong pengembangan kemampuan berfikir kritis.

  • Creatifity , merupakan kemampuan manajer berkreasi dalam menemukan “ new options ” atau menata ulang “already used approaches ”. Kreativitas manajerial sering kali melibatkan para karyawan bersama-sama menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan dan memenuhi tujuan organisasi.

  • Interpersonal Effectiveness , maksudnya adalah kompetensi manajer dalam hal memantapkan teamwork serta kolaborasi dalam organisasi. Manajer perlu memiliki interpersonal skills yang kuat, yaitu meliputi kemampuan memimpin dan berkomuniksi secara efektif dengan beragam tenaga kerja. Selanjutnya manajer dituntut mampu menjadi penasehat dan pembimbing bagi karyawan.

Kompetensi manajemen tersebut merupakan persyaratan yang secara umum harus dimiliki oleh para manajer yang didalamnya sarat atau penuh dengan muatan yang sangat ’ behavioristic’ .