Kisah "What Looks Black To You Maybe White For Someone Else"

Ketika saya masih di sekolah dasar, saya bertengkar hebat dengan seorang anak lelaki di kelas saya. Saya telah melupakan argumen itu, tetapi saya tidak pernah melupakan pelajaran yang saya pelajari hari itu.

Saya yakin bahwa “saya” benar dan “dia” salah - dan dia sama yakinnya bahwa “saya” salah dan “dia” benar. Guru memutuskan untuk memberi kami pelajaran yang sangat penting.

Dia membawa kami ke depan kelas dan menempatkan dia di satu sisi mejanya dan saya di sisi lain. Di tengah mejanya ada benda besar bulat. Saya bisa melihat dengan jelas bahwa itu hitam. Dia bertanya pada anak itu apa warna benda itu. “Putih,” jawabnya.

Saya tidak percaya dia mengatakan objek itu putih, padahal jelas hitam! Argumen lain dimulai antara teman sekelas saya dan saya, kali ini tentang warna objek.

Guru menyuruh saya untuk berdiri di tempat anak itu berdiri dan menyuruh dia untuk berdiri di tempat saya berada. Kami berganti tempat, dan sekarang dia bertanya padaku apa warna benda itu. Saya harus menjawab, “Putih.”

Benda itu adalah benda dengan dua sisi berwarna berbeda, dan dari sudut pandangnya itu berwarna putih. Hanya dari sisi saya itu hitam.

Terkadang kita perlu melihat masalah dari pandangan orang lain untuk benar-benar memahami perspektifnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang kisah ini?

Sumber:

Sebenarnya sudut pandang yang berbeda, bisa menimbulkan penilaian yang berbeda pula dalam menyikapi apapun itu. Termasuk juga dalam menilai setiap tindakan, aktivitas maupun kegiatan seseorang. Dan kita pun juga pasti pernah mengalami kejadian seperti itu, saat tindakan kita dianggap hal yang salah oleh orang lain atau disalahartikan oleh orang lain. Dengan maksud kita yang baik, tapi penangkapan maksud orang yang bersangkutan malah dikira salah dan dikira malah merugikan orang itu. Mungkin anda juga pernah mengalami hal seperti itu?

Memang sudut pandang orang untuk melihat sesuatu hal, kejadian atau malah sikap itu tak sama. Jadi satu-satunya jalan yang harus kita lakukan hanyalah membuka diri untuk memahami apa yang dipikirkan orang lain. Oleh karena itu, ayo mulai memandang suatu hal dari sudut pandang yang lain mengenai kekurangan dan kelebihan, positif dan negatif, baik dan buruk, atau bahkan yang lainnya. Karena kesemuanya itu bukanlah suatu hal yang untuk kebanggaan dan cemoohan.