Apakah Kita Pernah Memikirkan Falsafah dari Lima Jari Kita?

LimaJari

Si Lima Jari dan Falsafahnya

Pernahkan terpikirkan oleh kita bahwa jari yang di cipatakan dalam lima bentuk ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-msing, persis seperti setiap individu pada umumnya. Tentu akan ada kekurangan dan kelebihan yang di tunjukan setiap jari.

  1. Ada si tambun jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung. Jempole
    cak
  2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah. wah sungkan jadi bos
    ini
  3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka membohongi si jari
    telunjuk.
  4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi
    hadiah cincin.
  5. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah anda waktu
    kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).

Karena setiap jari diberikan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Mereka tidak bekerja sensiri-sendiri dan bekerjasama untuk mendapatkan tujuan dan agar tercapai semua tujuannya. Bagaimana jika ketika kita ingin mengambil air minum tapi ternyata setiap jari tidak mau melakukan perintah kita, maka air minum tidak akan bisa terambil oleh kita dengan jari-jari kita.

Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari kelingking semua?

Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh. Sudahkah kasih sayang anda hari ini bertambah? Semoga bermanfaat.

Apa yang anda pelajari dari kisah tersebut, sampaikan pendapat anda tentang kisah tersebut!

Referensi

https://www.urbanoir.net/kisah-inspiratif-si-lima-jari/

Yang miskin butuh kepada yang kaya, yang kaya pun butuh kepada orang-orang miskin. Yang memiliki jabatan memerlukan rakyat jelata dan rakyat pun membutuhkan para pejabat.

Semua telah diatur oleh Allah agar saling menolong dan saling membantu. Dengan itu akan terbangun masyarakat yang saling melengkapi kebutuhan masing-masing.

Perbedaan kedudukan ini tidak perlu dijadikan ajang perselisihan. Jangan sampai yang diberi kedudukan menjadi congkak dan sombong lalu menekan rakyat dibawahnya. Namun sadarilah bahwa perbedaan adalah Sunnatullah agar manusia saling membutuhkan dan saling membantu.