Cerita Mini: Kakek Renta dan Kata-Kata Mengotori Langit

KakekRenta

Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Sang Kakek. Dia mendamprat Kakek dengan kata-kata kasar. Sang Kakek mendengarkanya dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah pun.

Akhirnya lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya kepadanya,

”Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu.

”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek.

”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu. Ia meminta maaf dan kemudian pergi.

Kita tidak bisa mengotori langit (Meludah ke langit)

Apa pelajaran yang didapat dari kisah tersebut?

Referensi

Mengotori Langit | Cerita Motivasi @ IphinCow.com

Bersikap hati-hati dalam berbicara, bukanlah hal yang mudah. Apalagi dalam keadaan kesal atau marah. Kebanyakan orang lebih suka mengungkapkan kekesalan atau amarahnya lewat kata-kata.

Keadaan emosional mudah membuat seseorang kehilangan kendali. Akhirnya, kata-kata yang keluar adalah kata-kata kasar. Caci maki. Bahkan kutukan.

Kita harus belajar berhati-hati dan tidak tergesa-gesa mengucapkan sesuatu. Bersikaplah bijak dalam berkata-kata. Setiap saat. Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya. Orang yang berpengertian berkepala dingin.