Kisah "A Walk In The Moral Park"

Larut malam aku berjalan di taman. Tiba-tiba aku mendengar teriakan datang dari balik semak-semak. Aku berhenti untuk mendengarkan dan memahami bahwa seorang wanita diserang. Aku mendengar suara berkelahi dan bergumam. Untuk beberapa saat aku ragu-ragu, haruskah aku terlibat?

Aku panik. Aku takut untuk keselamatanku sendiri. Mungkin lebih baik memanggil polisi? Kemudian aku menyadari suara wanita itu menjadi semakin lemah, jadi aku tahu aku harus bertindak cepat. Dapatkah aku melarikan diri dari ini? Akhirnya aku memutuskan bahwa aku harus membantu wanita yang tidak dikenal ini bahkan jika aku mempertaruhkan hidupku sendiri. Aku merasakan beberapa transformasi aneh di dalam diriku, kekuatan moral dan fisik, jadi aku berlari di belakang semak-semak. Aku menarik penyerang dari gadis itu. Kami terlempar ke tanah dan berkelahi selama beberapa menit. Kemudian si penyerang melompat dan lari.

Dengan napas berat, aku perlahan-lahan mendekati gadis itu, yang meringkuk di balik pohon. Gelap, jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aku merasa bahwa dia sangat ketakutan, jadi aku berbicara dengannya dari kejauhan: “Kamu aman sekarang, tidak apa-apa, pria itu telah melarikan diri”. Setelah beberapa saat aku mendengar kata-katanya dengan takjub dalam suaranya: “Ayah, apakah itu dirimu?” Dan kemudian aku menyadari bahwa gadis itu adalah putri bungsuku.

Malam itu aku tidak tidur, pikiranku teralihkan dengan pertanyaan seperti bagaimana jika ada orang lain di posisiku? Akankah dia menyelamatkan putriku? Atau bagaimana jika aku berlalu tanpa menyelamatkannya? Aku berterima kasih kepada suara batinku, moralku dan Tuhan karena membiarkanku berada di posisi itu ketika putriku sangat membutuhkan aku. Aku menyadari bahwa orang tidak boleh menyimpan moralnya secara subyektif. Meskipun kejadian itu membuatku tidak bisa tidur selama seminggu penuh, setiap malam aku berterima kasih kepada diriku sendiri karena telah menanamkan dan mempertahankan moral hingga aku tumbuh besar.

Bagaimana kisah ini menurut anda?

Sumber:

Kisah ini mengajarkan kita untuk saling menolong antar sesama. Seperti pria tersebut, jika dia tidak menyelamatkan gadis yang sedang diserang oleh seorang pria, maka dia tidak akan menyelamatkan putrinya. Dia kemungkinan akan menyesal selama sisa hidupnya. Jadi, kita harus menolong sesama yang sedang dalam kesusahan, siapapun itu.