Ketika dia datang sebagai penerang

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kita semua untuk focus dalam pembahasan ini yaitu tentang membangun generasi qur’ani yang kuat dan amanah.

Mengapa sih harus focus? Karena kita adalah generasi itu kawan. Namun, apakah kita sudah menjadi generasi qur’ani? Apakah kita sudah menjadi generasi qur’ani yang kuat dan amanah? Diputusin pacar aja langsung nangis. Tapi. Ketika membaca al-qur’an tak nangis sedikitpun. Coba tanyakan dalam lubuk hati masing-masing. Pernahkah kita membaca al-qur’an sambil menitihkan air mata?

“Sesungguhnya Al-qur’an ini diturunkan dengan kesedihan. jika kalian membacanya, maka menangislah, dan jika tidak bisa menangis. Maka berpura-puralah menangis.” (HR. IBNU MAJJAH)

Maksud dari kesedihan disini, al-qur’an diturunkan secara bertahap dan rasulullah saw. menerima serta menyampaikan kepada umatnya dengan penuh perjuangan. Oleh karena itu, kita di anjurkan untuk menangis ketika membaca al-qur’an. Sedangkan berpura-pura menangis disini dimaksudkan dengan menghadirkan kesedihan dengan membayangkan akn perintah dan larangan Allah swt. Dengan tangisan ketika kita membaca Al-qur’an menunjukan akan hadirnya hati kita untuk merenungi dan meresapi apa yang difirmankan oleh Allah swt. Dan hal ini adalah salah satu ciri rang-orang yang telah mengenal Allah serta ciri hamba-hamba-Nya yang shalih. Maka dari itu, ketika membaca Al-qur’an jangan lah tergesa-gesa.

Saudara-saudaraku yang sholeh dan sholehah,

Walaupun kita dianjurkan menangis ketika membaca Al-Qur’an, namun sebagai generasi qur’ani kita dianjurkan untuk tetap kuat dalam menegakkan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dalam Q.S Ali- ‘Imran ayat 139 yang berbunyi

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang yang beriman.”

Pada ayat ini sangat jelas, kita tidak dianjurkan untuk menjadi orang yang lemah, kita harus menjadi pemimpin yang kuat dan amanah. Jika belum mampu untuk memimpin orang lain, setidaknya jadilah pemimpin yang kuat dan amanah untuk diri kita sendiri.

Teman-teman ingat lagu opick?

Obat hati ada lima perkaranya

Yang pertama baca qur’an dan maknanya

Yang kedua sholat malam dirikanlah

Yang ketiga berkumpulah dengan orang sholeh

Yang keempat perbanyaklah berpuasa

Yang kelima dzikir malam perpanjanglah

Salah satunya siapa bisa menjalani

Moga-moga gusti Allah mencukupi

Dalam lirik lagu tersebut membaca al-qur’an dan memahami isinya merupakan point utama dalam mengatasi penyakit hati,

“dan kami turunkan Al-qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman…” (QS. Al-isra’, 17:82)

Dengan demikan sebagai generasi qur’ani, seharusnya ketika sedang bersedih hendaknya membaca Al-qur’an dan lebih dekat kepada Allah Swt. Bukan malah mendengarkan musik yang galau-galau. Bukannya tidak boleh, namun ketika kita sedang dalam keadaan bersedih lalu mendengarkan lagu galau. Alam bawah sadar lama-kelamaan akan ikut terenyuh menambah rasa kesedian yang mendalam. Sedangkan dengan membaca Al-qur’an dan memahami isinya, hati akan menjadi lebih tenang.

Lalu mengapa harus Al-qu’an?

“sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petujuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

(QS. YUSUF,12:111)

Sangat jelas megapa harus Al-qur’an. Al-qur’an menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Ibarat kata, Al-qur’an ini way of life “Pedoman Kehidupan”. Apa yang diperintahkan Allah dijalani, dan apa yang dilarang Allah ditinggalkan. Nah, Al-qur’an ini sebagai buku petunjuk untuk melakukan setiap amalan yang kita perbuat.

“Budi pekertinya (Rasulullah Saw) adalah Al-qur’an” (HR. An-nasai)

Saudara-saudaraku yang sholeh dan sholehah,

Setelah kita mengetahui dan mengenal pentingnya Al-qur’an dalam kehidupan kita agar menjadi generasi Qur’ani yang kuat dan amanah. Ada kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi terhadap Al-Qur’an. Ibnu kasir menceritakan kondisi para sahabat ketika mengaji, salah satunya adalah Abdullah ibnu Mas’udra beliau berkata : “jika seseorang diantara kami (para sahabat) mempelajari (menghafal) sepuluh ayat Al-qur’an, maka tidak berani menambahnya lagi sebelum engerti benar maknanya dan mengamalkannya.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan kewajiban yang harus kita penuhi terhadap Al-Qur’an ada 4, yaitu:

  • Membaca
  • Mentadaburi atau memahami isi
  • Mengamalkan
  • Mengajarkan

Semoga kita dapat memenuhi 4 kewajiban tersebut. Agar kelak di yaumil akhir nanti. Kita mendapatkan syafaatNya. Dan hidup bahagia didunia maupun akhirat. Aamiin

Sumber
Al-Qur’an dan hadist