Kesehatan Mental, Kunci Kemenangan Hadapi Perubahan Akibat Wabah Covid-19

kesehatan mental copy

Setelah Presiden Jokowi resmi mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020, Senin (13/4/2020) tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional, maka otomatis langkah-langkah penting pencegahan penyebarannya agar tidak meluas harus diambil oleh Pemerintah. Diantaranya, keputusan agar semua aktivitas dilakukan di rumah, termasuk belajar, bekerja dan berdoa.

Otomatis keputusan untuk belajar, bekerja dan beribadah di rumah sebagai langkah pencegahan telah mengubah segalanya. Tidak dapat dipungkiri banyak dari kita yang tidak siap untuk menerima kenyataan ini, tetapi saya pribadi sangat mengapresiasi langkah pemerintah, yang mana Presiden beserta jajarannya sangat peka dengan perkembangan di Tanah Air terkait dengan semakin mewabahnya pandemik covid-19 demi keselamatan Rakyat Indonesia.

Setelah melihat eskalasi penyebaran covid-19 secara faktual unik, namun mematikan dan telah mengakibatkan ribuan orang sakit dan ratusan orang meninggal dunia setiap hari, tentunya membuat jutaan Rakyat Indonesia mengalami perubahan mental menghadapi situasi dan kondisi yang serba sulit ini. Wabah Pendemik covid-19 memang tidak menimbulkan kerusakan fisik layaknya bencana alam, akan tetapi telah mendatangkan kerugian dalam skala besar, terutama dalam bidang ekonomi dan sosial.

Permasalahan penting sekarang adalah bagaimana caranya menjaga mental agar kuat dan tidak gampang menyerah akibat situasi dan kondisi yang ditimbulkan oleh pandemik covid-19?

Tidak dapat dipungkiri akan adanya ketakutan untuk bersalaman dengan orang lain, menjaga jarak atau physical distancing, takut untuk keluar rumah, apalagi beraktivitas di ruang publik, padahal kita juga harus memikirkan bagaimana caranya agar dapur rumah kita tetap mengepul asapnya.

Untuk itu, maka langkah bijaksana adalah menjaga mental, tidak stress dan tetap mengikuti dan melaksanakan protokol keselamatan saat keluar dari rumah ataupun saat masuk ke rumah setelah selesai melaksanakan aktivitas di luar rumah.

Tidak selamanya kita bisa berdiam diri di rumah selama karantina mandiri untuk mencegah penyebaran pandemik covid-19 ini. Ada kalanya saya dan isteri harus keluar dari rumah untuk belanja kebutuhan pokok, saya harus mengurus sesuatu di sekolah atau harus bekerja sampingan, jadi harus mengikuti protokol kesehatan saat keluar dari rumah.

Diantaranya, pakai baju pelapis, selain menggunakan kaus kutang, baju dalam dan baju luar, serta jaket untuk meminimalisir virus masuk ke tubuh. Yang paling penting tentunya pakai masker dan membawa handsanitizer dengan kadar alkohol minimal 60 persen. Jika sudah selesai melaksanakan aktivitas atau memegang sesuatu, cucilah tangan sesering mungkin, sehingga tangan steril ketika menyentuh area wajah, seperti hidung, telinga, mulut dan mata.

Saat di luar, jangan lupa untuk menjaga jarak minimal 1 – 2 meter, saat berbicara juga menjaga agar air liur teman tidak kena dan tetap senyum, tidak stress dan mari usahakan hati agar tetap gembira, sebab hati yang gembira adalah obat yang mujarab!

Dan jika harus keluar rumah, maka diusahakan keluar saat matahari sudah menunjukkan wajahnya, karena diyakini, makin tinggi suhu udara, maka kemampuan virus untuk bertahan akan makin kecil.

Jikalau sudah pulang, tentunya langsung membersihkan diri dan semua barang-barang yang anda bawa dari luar. Ganti baju, mandi, sementara barang yang harus direndam atau disemprot dengan cairan disinfektan atau cairan alkohol.

Tidak langsung menyentuh anggota keluarga merupakan cara aman, setelah semua dibersihkan atau minimal disemprot dengan cairan disinfektan, barulah kita bisa bercengkrama dengan anggota keluarga marupakan cara aman untuk meminimalisir penyebaran covid-19.

Perubahan akibat dari mewabahnya pandemik global covid-19 yang telah menyerang lebih dari 200 negara harus kita sikapi dengan bijak dan bermental baja. Kita tidak boleh kalah oleh pandemi ini, kita harus menang! Lantas apa kunci agar kita menang melawan covid-19?

Pertama tentunya Melatih Kesehatan Mental Kita! Ini sangat penting! Sebab apapun masalahnya, sesulit apapun yang terjadi akan sanggup dihadapi dengan mental yang kuat, sekuat baja. Apapun kondisinya, dengan mental dan fisik yang kuat, juga pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, kita pasti bisa menghadapinya.

Nah, apa langkah kita agar mental kita sehat dan kuat? Pertama tentunya memupuk rasa percaya diri dan optimisme yang tinggi dalam diri kita bahwa kita akan sehat selalu, bisa melawan penyakit covid-19 dan punya peran yang kuat dan nyata dalam memerangi covid-19.

Seperti kata Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia yang memberikan motivasi dan semangat serta bermental baja bagi kita semua.

“Percayalah kita bangsa besar, kita bangsa petarung, bangsa pejuang, insyaallah kita bisa. Insyaallah kita mampu menghadapi tantangan global yang berat saat ini,” ucap Presiden Jokowi.

Kepala Negara Republik Indonesia terus tanpa henti mengajak jajaran pemerintah baik di pusat dan daerah hingga level kelurahan/desa untuk selalu tanggap terhadap situasi kesehatan dan kondisi ekonomi masyarakat.

“Kita harus bekerja keras, bersatu dan bergotong royong menghadapi tantangan ini,” ujar Pak Jokowi menambahkan.

Ajakan ini tentunya harus kita sikapi bersama dengan mengambil bagian dalam upaya perang melawan covid-19. Dengan fisik yang sehat dan kuat pastinya mental yang kuat juga akan terbina dan dengan menjaga kesehatan mental, kita juga menjaga kesehatan fisik.

Kesehatan mental sangat berpengaruh pada kemampuan kita untuk menjaga dan membentengi diri dari serangan covid-19, untuk itu menjaga kesehatan mental sangat penting dalam upaya memerangi virus covid-19. Semoga dengan mental yang kuat kita dapat memerangi pandemik wabah yang sudah mengglobal. Semoga!

#ProduktifdiRumah
#DenganTulisanBawaPerubahan