Kesalahan-kesalahan apa saja yang biasa dilakukan Startup dalam mencari investasi?

Berikut tulisan yang menarik dari Valencia Dea, Investment Associate at ANGIN, yang ditulis di website Techinasia Indonesia.

Pitch deck yang bagus sudah cukup untuk menarik investor

Banyak startup datang kepada kami dengan pitch deck dan pitching session yang sangat menarik. Sayangnya, beberapa dari mereka tidak menguasai bisnis mereka lebih dalam ketika investor menanyakan lebih detail.

“Apakah ada yang salah dengan pitch deck kami?” Pertanyaan ini sering kami dengar dari entrepreneur yang gagal mendapatkan dana.

Pitch deck tidak lebih dari rangkuman bisnis kamu. Pitch deck hanyalah alat untuk memancing ketertarikan dan perhatian investor. Namun, tanpa ide dan eksekusi yang baik di belakangnya, pitch deck tidak akan mampu membawa kamu lebih jauh lagi dalam proses penggalangan dana.

Angel investor mau berinvestasi pada ide saja

Beberapa startup datang kepada kami dengan ide bagus dan rencana bisnis untuk tiga sampai lima tahun ke depan. Ide itu bagus, tetapi eksekusi adalah hal lebih bagus lagi. Setidak-tidaknya, membuat MVP adalah bukti komitmen kamu terhadap bisnis yang kamu garap.

Jika investor tidak melihat kamu menunjukkan usaha di proyekmu, baik dengan meluangkan waktu, membuat prototipe, dan sebagainya, bagaimana mungkin kamu bisa menarik investor untuk percaya pada produk yang bahkan kamu sendiri sendiri tidak memercayainya?

Ide itu bagus, tetapi eksekusi adalah hal lebih bagus lagi.

Menggunakan “saya akan”, bukan “saya sudah”

Komitmen adalah sesuatu yang kami nilai dari startup. Sebuah startup dapat memiliki anggota tim yang kompeten, tetapi jika mereka tidak memiliki komitmen, itu tidak akan membawa mereka mana-mana.

Untuk lebih memahami perihal ini, kamu perlu menyadari bahwa investor “membeli” masa depan perusahaan. Mereka perlu merasakan dan percaya bahwa tim memiliki keseriusan dan komitmen (skin in the game) dalam bisnis yang mereka lakukan.

Startups yang baik selalu fokus pada apa yang telah mereka perbuat dan kemajuan yang mereka telah eksekusi hingga saat ini. Mereka cenderung untuk berbicara di masa lalu bukan masa depan.

Menampilkan sikap yang buruk

Startup sering kali tidak menyadari bahwa sikapnya bisa menjadi faktor penentu keputusan investor untuk berinvestasi. Jika kamu terlambat datang ke suatu pertemuan dengan investor, kamu menunjukkan ketidakseriusanmu terhadap bisnis ini.

Jika kamu bersikap sok tahu atau arogan ketika investor memberikan masukan, kamu sebenarnya sedang menunjukkan pribadi yang tidak mudah diajak bekerja sama. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi kami sudah melihat beberapa entrepreneur gagal mendapatkan pendanaan di tengah jalan karena sikap mereka yang buruk.

Tidak mempersiapkan diri

“Berapa lama proses pendanaan berjalan?”

Kami sering mendengar pertanyaan ini. Hal ini sebenarnya bergantung kepada para entrepreneur sendiri. Mereka yang sudah mempersiapkan data keuangan historikal, proyeksi keuangan ke depan, rencana bisnis, serta badan hukum (PT), biasanya mendapati proses pendanaan yang jauh lebih cepat ketimbang yang belum.

Pada akhirnya, investor yang berminat akan menanyakan hal-hal teknis seperti badan hukum dan data keuangan. Jika kamu baru mempersiapkan ketika diminta, kamulah yang memperlambat proses pendanaan itu sendiri.

Menentukan valuasi setinggi mungkin

Banyak entrepreneur yang menentukan angka valuasi yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal. Valuasi harus diperhitungkan dari keadaan saat ini dan potensi ke depan. Jika kamu berpikir bahwa semakin tinggi valuasi, maka semakin tertarik para investor, kamu sangat salah.

Yang ada, investor justru melewatkan investasi yang tidak rasional semacam ini. Pada akhirnya, mereka mencari bisnis dengan angka yang menguntungkan tetapi tetap realistis.

Investor mencari bisnis dengan angka yang menguntungkan, tetapi tetap realistis.

Tidak mengetahui calon investor dengan baik

Tidak mengetahui dengan baik siapa calon investormu adalah hal yang sangat berbahaya. Banyak entrepreneur yang dibutakan dengan ambisi untuk mendapatkan dana. Mereka sibuk menyebar pitch deck ke modal ventura dan angel investor sebanyak-banyaknya, tanpa mengetahui latar belakang tiap calon investor dengan baik.

Mengapa ini penting?

Tiap investor memiliki gaya yang berbeda-beda; ada yang lebih aktif membantu, ada pula yang lebih suka berperan pasif. Supaya kamu tidak menyesal karena kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasimu, cari tahulah mengenai investor tersebut dan pastikan mereka sesuai dengan yang kamu perlukan.

Tidak paham perhitungan atau data finansial sendiri

Meskipun kamu bukanlah seorang CFO ataupun orang dengan bidang keuangan, sebagai entrepreneur, kamu harus menguasai keuangan perusahaanmu. Pada akhirnya, salah satu acuan menilai keberhasilanmu juga dilihat dari angka-angka keuangan kamu, bukan?

ANGIN sudah melihat bagaimana beberapa perusahaan rintisan tumbang hanya karena ketidakmampuan untuk menyusun proyeksi keuangan yang tepat, atau bahkan melacak pengeluaran.

Berasumsi bahwa tanpa pendanaan, perusahaan tidak bisa maju

Banyak entrepreneur yang kami temui menargetkan pendanaan yang masif untuk sesuatu yang belum dimulai. Beberapa di antara mereka berpikir tanpa injeksi dana ini, mereka akan sulit untuk sukses.

Mentalitas ini harus diubah!

Kuncinya adalah untuk memulai segalanya dari yang kecil, gagal cepat, dan pivot secara cepat. Sangatlah mungkin untuk menguji pasar dengan anggaran minimum. Jangan mudah terbuai dan menjadi manja karena pendanaan.

Membuat penggalangan dana sebagai prioritas dan tujuan akhir

Beberapa entrepreneur menjadikan penggalangan dana sebagai tujuan akhir. Akhirnya, mereka terlalu sibuk merapikan pitch deck, menghadiri acara-acara networking, dan menemui beragam investor. Akibatnya, mereka lupa akan hal yang paling penting: pengembangan produk.

Saya percaya, jika kamu membangun bisnis yang baik, investorlah yang justu akan datang kepada kamu.

Apakah ada kesalahan-kesalahan lainnya yang biasa dilakukan oleh Startup ketika mencari investor agar mau memberikan modal finansial ?

Ketika anda mendirikan startup, berdasarkan ide yang bagus, maka anda membutuhkan seorang investor untuk membantu anda mengembangkan starup anda. Anda tidak membutuhkan investor apabila Anda seorang jutawan yang dapat mendanai startup anda sepenuhnya.

Tentu saja ada pengecualian, dimana investor yang mencari dan ingin berinvestasi pada starup anda, tetapi sebagian besar startup membutuhkan investor.

Tulisan ini membagi kesalahan-kesalahan dalam mencari investor dilihat dari dua sisi, kesalahan dalam melihat investor dan kesalahan dalam melihat diri sendiri.

Kesalahan dalam melihat Investor


Mencari Investor

Beberapa kesalahan yang biasa dilakukan seorang pendiri startup ketika melihat investor antara lain :

  1. Menghubungi calon investor yang salah
    Daftar calon investor yang ingin anda ajak kerjasama harus anda teliti terlebih dahulu, terutama portofolio investasi mereka. Apakah investor tersebut pernah mendanai bisnis seperti milik Anda. Investor tidak hanya akan lebih mungkin berinvestasi jika bisnis Anda mirip dengan investasi masa lalu mereka, tetapi mereka juga memiliki resource dan jaringan yang paling banyak untuk membentuk perkembangan startup Anda.

    Selain itu, untuk lebih meningkatkan peluang Anda mendapatkan pendanaan, merupakan ide yang bagus untuk mempelajari sebanyak mungkin kriteria yang digunakan oleh investor tertentu ketika mengambil keputusan. Sebelum startup Anda menghasilkan keuntungan, seorang investor akan ingin tahu apakah startup Anda mempunyai target pasar yang besar sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan startup Anda dengan cepat. Investor juga mungkin ingin tahu bahwa Anda, sang pendiri, akan menjadi CEO yang kuat. Dengan mengingat hal itu, fokuskan perhatian Anda pada dua kriteria itu. Jangan abaikan gambaran jangka panjang, tetapi tekankan mengapa Anda dan ide Anda adalah investasi yang baik dalam jangka pendek.

  2. Meminta dana terlalu sedikit - atau terlalu banyak
    Hampir semua pendiri akan memberi tahu Anda untuk tidak terlalu meremehkan atau menilai terlalu tinggi bisnis Anda. Permasalahannya adalah bagaimana Anda bisa menentukan nilai startup anda? Mencoba menebak nilai startup sebelum kenyataan akan terasa sangat spekulatif. Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari luar, misalnya dari penasihat keuangan.

    Meskipun tergoda untuk membayangkan bahwa bisnis Anda akan sangat sukses, mulailah dari hal-hal kecil dan lupakan harapan muluk Anda di awal. Fokuslah pada hal yang berkaitan dengan peningkatan perkembangan startup anda.

  3. Terobsesi pada persentase kepemilikan.
    Banyak pendiri terlalu fokus untuk mendapatkan persentase maksimum atas kepemilikan perusahaan mereka. Terkadang jauh lebih baik untuk memiliki sedikit persentase dalam “pertukaran kepemilikan” untuk persyaratan yang lebih baik atau mitra yang lebih baik. Tetapi yang perlu anda ingat adalah, semakin sedikit persentase kepemilikan pada startup anda, akan semakin sedikit pula kewenangan anda. Bahkan ketika anda memiliki kepemilikan kurang dari 50%, maka sejatinya anda bukanlah pemilik perusahaan, tetapi seorang pendiri (founder). Ingat kasus Steve Jobs yang dipecat dari Apple!

  4. Tidak melakukan “investigasi” terhadap calon investor.
    Banyak pendiri startup membuat kesalahan dengan menerima modal dari investor tanpa terlebih dahulu menyelidiki siapa mereka yang berinvestasi pada startup anda. Ketika Anda menerima dana dari investor, Anda harus ingat bahwa hal itu berarti mulai saat ini mereka akan terikat pada startup Anda untuk jangka waktu tertentu. Selain itu, investasi yang mereka berikan juga memberi mereka hak dan tanggung jawab tertentu dalam perusahaan Anda.

    Berikut adalah beberapa hal untuk ditanyakan pada diri sendiri sebelum menerima uang dari seorang investor:

    • Apa motivasi mereka ketika berinvestasi?
    • Investor seperti apa mereka? Bagaimana track record mereka ?
    • Apakah mereka memiliki referensi yang bagus?
    • Akankah investor menambah nilai lebih dari sekadar menyediakan modal?

Kesalahan dalam melihat Diri


Mencari Investor

  1. Tidak mempersiapkan informasi dengan format dan konten yang diharapkan Investor
    Investor mengharapkan informasi yang mencakup topik-topik berikut,

    • Tinjauan Perusahaan
    • Misi / Visi Perusahaan
    • Tim
    • Masalah
    • Solusinya
    • Peluang Pasar
    • Produk
    • Pelanggan
    • Teknologi
    • Kompetisi
    • Daya tarik
    • Model bisnis
    • Rencana Pemasaran
    • Keuangan
  2. Tidak mengartikulasikan seberapa besar peluang pasar
    Investor ingin berinvestasi dalam startup yang mempunyai peluang pasar yang besar. Persentasi kepada Investor harus dapat meyakinkan investor bahwa ada pasar yang nyata dan signifikan di mana startup dapat menangkapnya. Pastikan untuk menunjukkan bahwa pasar yang dituju adalah pasar yang benar-benar sesuai dengan produk atau jasaya yang dihasilkan oleh startup anda.

  3. Tidak menunjukkan Daya Tarik yang telah dicapai
    Sangat membantu bagi investor untuk melihat perkembangan pergerakan starup yang menunjukkan kemajuan yang telah dibuat startup sejauh ini. Informasi yang berkaitan tentang hal-hal tersebut antara lain :

    • Pelanggan awal atau program percontohan
    • Penghasilan atau metrik keuangan utama lainnya
    • Kemitraan strategis
    • Testimoni
    • Kemajuan dalam pengembangan produk

    Pada dasarnya investor hanya ingin melihat bahwa sudah ada daya tarik terhadap produk atau jasa anda, tidak hanya sekedar “ide.”

  4. Tidak jelas dalam mengartikulasikan masalah besar yang akan diselesaikan
    Anda perlu mengemukakan masalah yang coba dipecahkan oleh startup Anda, dan meyakinkan investor bahwa itu adalah masalah besar yang dapat menghasilkan pendapatan besar jika diselesaikan. Pertanyaan mendasarnya adalah mengapa penting untuk menyelesaikan masalah ini?

  5. Tidak jelas dalam mengartikulasikan mengapa solusi Anda menarik
    Solusi yang Anda usulkan untuk masalah harus menunjukkan mengapa itu lebih baik daripada solusi lain yang sudah ada di pasar. Bagaimana solusi yang anda tawarkan lebih baik sehubungan dengan fitur, fungsi, kemudahan penggunaan, biaya, atau sebaliknya?

  6. Tidak menunjukkan teknologi dan hak kekayaan intelektual Anda yang berharga
    Investor akan sangat tertarik dengan teknologi dasar yang Anda miliki (baik yang sudah ada maupun yang sedang dalam pengembangan). Informasi yang perlu anda berikan kepada Investor terkait hal ini antara lain :

    • Elemen penting dari teknologi Anda
    • Hak kekayaan intelektual kunci yang dimiliki perusahaan (paten, paten tertunda, hak cipta, merek dagang, nama domain)
    • Mengapa teknologi ini lebih unggul
    • Mengapa pesaing sulit mereplikasi teknologi yang anda miliki ?
  7. Menampilkan proyeksi keuangan yang tidak menarik atau tidak realistis
    Jika informasi yang Anda berikan kepada Investor menunjukkan proyeksi pendapatan dalam lima tahun yang kecil, makan investor akan menunjukkan ketidaktarikan. Sebagian besar investor ingin berinvestasi di perusahaan yang dapat tumbuh secara signifikan dan menjadi bisnis yang menarik.

    Di sisi lain, jika Anda menunjukkan kepada para investor proyeksi pendapatan yang sangat besar dalam waktu singkat, hal itu hanya akan membuat mereka berpikir bahwa Anda tidak realistis — terutama jika Anda belum mendapatkan pendapatan pada hari ini. Jargon yang sangat terkenal dikalangan investor adalah, "Is something is too good to be true, It is too good to be true"

    Hindari asumsi dalam proyeksi Anda yang sangat sulit dibenarkan.

  8. Menyatakan bahwa Anda tidak memiliki pesaing
    Memberitahukan kepada investor bahwa Anda tidak memiliki pesaing kemungkinan akan menghasilkan pikiran pada investor bahwa Anda tidak realistis atau naif. Tentu saja Anda memiliki persaingan, baik langsung maupun tidak langsung (seperti seseorang yang akan memberikan solusi pengganti). Investor hampir selalu dapat menemukan beberapa pesaing yang kredibel dengan melakukan pencarian di Google secara sederhana.

    Investor akan mengharapkan Anda untuk mengetahui lingkungan kompetisi, dan bagaimana produk, teknologi, dan pemasaran Anda masuk kedalam kompetisi tersebut. Jangan pernah meremehkan atau merendahkan kompetisi.

  9. Tidak mampu mengartikulasikan strategi pemasaran yang koheren
    Hanya karena Anda telah membangun produk atau jasa yang hebat tidak berarti itu akan dijual secara otomatis kepada pelanggan. Investor ingin mendengar tentang rencana Anda untuk memasarkan produk atau layanan Anda. Gerai apa yang akan Anda gunakan? Bagaimana Anda dapat menjangkau calon pelanggan dengan efisien secara efektif? Bagaimana Anda akan memasarkan melalui saluran media sosial, seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, Pinterest, dll.?

  10. Tidak memahami biaya akuisisi pelanggan dan nilai jangka panjang pelanggan
    Investor ingin menyelami pemahaman Anda tentang masalah pelanggan atau akuisisi pelanggan. Berapa biaya yang akan Anda keluarkan untuk mendapatkan pelanggan? Apa yang akan menjadi nilai seumur hidup pelanggan? Saluran apa yang akan Anda gunakan untuk memperoleh pengguna atau pelanggan itu?

    Tidak siap untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan mempengaruhi persepsi investor tentang seberapa baik Anda telah memikirkan rencana bisnis Anda.

  11. Tidak dapat menunjukkan bagaimana modal para Investor akan digunakan dan berapa lama modal tersebut bertahan
    Investor ingin tahu bagaimana modal mereka akan diinvestasikan oleh startup anda dan tingkat bagaimana “pembakaran modal” dapat diantisipasi sehingga investor dapat memahami kapan Anda mungkin memerlukan putaran pembiayaan berikutnya. Ini juga akan memungkinkan investor untuk menguji apakah rencana pengumpulan dana Anda masuk akal mengingat persyaratan modal yang Anda miliki. Dan itu juga akan memungkinkan investor untuk melihat apakah perkiraan biaya Anda (mis., biaya pemasaran, atau ruang kantor) masuk akal dibandingkan di perusahaan lain.

Artikel diambil dari saintia.com, dengan judul Hindari Beberapa Hal Ini Saat Anda Mengumpulkan Dana Startup Anda.

Dalam membangun startup tentu dibutuhkan dana, dan dana tersebut tidaklah sedikit. Peran investor sangatlah penting pada hal ini. Namun, anda sebagai pendiri startup harus mengerti cara – cara dalam mencari dana, dan jangan sampai melakukan kesalahan.

Menurut Yoram Solomon pada tulisannya di inc-asean.com, ia pernah mengalami kegagalan saat membangun startup pertamanya. Kesalahan yang terjadi adalah saat ia mengumpulkan dana. Kesalahan sering terjadi saat melakukan presentasi kepada investor. Anda terlalu percaya diri akan apa yang akan anda bawakan dihadapan investor.

Berikut beberapa hal yang harus dihindari saat mencari dana menurut Solomon:

“Setiap orang akan membayar lebih setiap bulannya untuk produk ini”

Tidak semua orang menginginkan produk yang anda buat. Anda mungkin menyukai produk anda, namun disisi lain, banyak pula yang tidak suka dengan produk anda. Anda harus mempertimbangkan nilai yang pas agar customer mau untuk membayar produk anda.

“Tidak ada pesaing dalam bidang ini”

Jika tidak ada pesaing, bisa jadi pasar-pun tidak ada? Lakukanlah sebaliknya, tunjukkan kepada investor siapa pesaing anda, apa yang customer inginkan dan tunjukkan bagaimana anda bisa unggul dari pesaing anda.

“Anda tidak dapat membuat ini selama setahun dengan dua orang saja”

Berapa lama sebenarnya yang anda butuhkan? Seberapa besar tim anda? Salah satu respon investor ketika anda berkata demikian. Jangan pernah beranggapan bahwa anda dan tim anda dapat melakukan apa yang orang lain tidak bisa.

“Ini sedikit sulit dijelaskan”

Jangan pernah berkata seperti itu didepan investor. Para investor akan beranggapan jika anda tidak bisa menjelakan didepan mereka, bagaimana anda menjelaskannya didepan customer.

“Maaf jika slide kurang bisa dibaca”

Jangan ucapkan kata maaf pada para investor, itu tidaklah penting. Yanng terpenting adalah, anda tidak boleh mengulanginya lagi. Buatlah slide yang mudah dibaca dan jelas.

“Ini dapat menyaingi perusahaan besar seperti Google”

Itu adalah tuntutan yang sangat besar. Google sendiri tidak ada rencana bakal tersaingi oleh perusahaan anda, dan lebih Google dapat menghancurkan usaha anda dengan mudah. Dengan berkata seperti ini, anda akan terlihat arogan dihadapan investor.

“Yang kita butuhkan hanya 1% pasar”

Kenapa hanya 1%, kemana yang 99% lainnya? Berarti orang lain memegang 99% pasar, kenapa? Dan kenapa orang akan membeli produk anda dan tidak pada orang yang memegang 99% pasar? Buatlah segmentasi yang dapat anda kuasai.

“Saya tidak menyangka tidak ada yang memikirkan ini”

Jangan berbicara seperti itu, ini layaknya anda berpikir bahwa orang lain cukup bodoh karena tidak memikirkannya. Anda-pun akan dianggap oleh investor sebagai orang yang arogan. Investor memang senang dengan produk yang luar biasa, namun mereka juga melihat bagaimana orang tersebut membawanya dengan pengetahuan dan pengalamannya.

“Produk ini akan terjual dengan sendirinya”

Tidak ada produk yang terjual dengan sendirinya. Saat investor mendengar ini, maka mereka berasumsi bahwa anda tidak mengetahui akan kondisi pasar saat itu, atau anda tidak memiliki rencana yang baik dalam pemasaran.

Para investor sangat ingin bertemu dengan pengusaha yang percaya diri, namun tidak arogan. Mereka lebih senang bertemu dengan orang yang memiliki pemikiran kedepan, pengembangan yang baik dan rencana pemasaran yang baik pula. Dengan menghindari kesalahan diatas, maka anda bisa mendapatkan dana lebih mudah dengan investor.

Sumber artikel : http://www.saintia.com/hindari-beberapa-hal-ini-saat-anda-mengumpulkan-dana-startup-anda/