Kenapa sidik jari setiap orang berbeda?

fingerptrint

Sidik jari (fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu

1 Like

Sidik Jari


Manusia memiliki ukiran di telapak tangan dan telapak kaki. Ukiran sidik jari pertama kali diteliti oleh Cummins dan midlo (1926) dan menemukan istilah dermatoglyphics, yang artinya derma adalah kulit dan glyph adalah ukiran. Menurut penelitian Galton (1926) sidik jari tidak pernah sama pada manusia dan tidak pernah berubah (Edy, 2010). Sudah hampir 150 tahun yang lalu, dermatoglifi digunakan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Biologi, Kesehatan, genetic dan Evolusi. Selain itu, digunakan secara luas sebagai alat identifikasi seseorang (Ramani et. al., 2011). Sidik jari terbentuk sejak awal perkembangan embrio yaitu pada umur embrio 13 minggu sampai embrio 24 minggu. Pola sidik jari telah dikelompokkan oleh Galton, secara garis besar menjadi tiga pola, yaitu tipe arch, tipe loop dan tipe whorl. Tipe arch berupa garis yang melengkung ke arah distal dan pada pola ini tidak terdapat triradius. Pola loop memiliki lengkung seperti kait dengan satu triradius, dan pola whorl berbentuk pusaran dan memiliki dua triradius (Rafiah, 1988).

Sidik jari telah dimanfaatkan untuk berbagai bidang, diantaranya sebagai identitas diri dan alat forensik (Anonimous, 1993) serta banyak diaplikasikan untuk pemanfaatannya untuk e-card seperti e-KTP. Menurut Rafiah (1988) sidik jari berhubungan dengan penyakit kelainan yang disebabkan oleh kromosom. Sidik jari seseorang tidak dapat berubah dan unik pada tiap individu. Sidik jari akan menjadi tidak dapat dikenali pabalika terjadi pembusukan pada korban tenggelam atau korban kebakaran.

Bentuk sidik jari pada tiap-tiap orang berbeda. Hal ini dapat disebebakan oleh beberapa faktor berikut :

  • Faktor Genetik
    Proses pembentukan dermatoglifi diperkirakan dipengaruhi oleh faktor genetik secara heterogen sehingga mempengaruhi morfologi. Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen (poligen) sehingga secara genetik tidak pernah berubah seumur hidup.
  • Faktor Lingkungan
    Pola sidik jari tidak pernah berubah seumur hidup, kecuali dipengaruhi lingkungan seperti kerusakan oleh lingkungan (Misbac, 2010).

Setiap individu memiliki pola sidik jadi yang berbeda, meskipun pada kembar identik. Pola sidik jari terdiri dari empat pola, diantaranya :

  • Pola lengkung atau Arch
  • Bentuk sosok atau Loop, yang terdiri dari left loop dan right loop.
  • Bentuk lingkaran atau Whorl
Referensi :
  • Wijerathne BTB, Rathnayake GK, Adikari SC, Genetic Variants Influence on Whorlsin Fingerprint Amarasinghe S, Abhayarathna PL, and Jayasena AS. Patterns. Journal of Investigative Dermatology.
  • Ho YY, Evans DM, Montgomery GW, et al. Common 4. Wijerathne BTB, Rathnayake GK, Adikari SC, Genetic Variants Influence on Whorlsin Fingerprint Amarasinghe S, Abhayarathna PL, and Jayasena AS. Patterns. Journal of Investigative Dermatology. Sexual Dimorphism in Digital Dermatoglyphic Traits 2016; 136(4): 859-862.
  • Eboh DEO. Fingerprint Patterns in Relation to Gender Different Classes of Malocclusion . The Saudi Dental and Blood Group Among Students of Delta State Journal. 2015; 27(2): 88–92.
1 Like