Kenapa Orang Suka Menjadi Deadliners?

Deadline merupakan sebuah batasan waktu seseorang untuk melakukan suatu kerja. Deadline sering dianggap remeh oleh beberapa orang sehingga mereka menunda-nunda pekerjaannya. Beberapa alasan seperti meremehkan pekerjaan tersebut , merasa malas, atau memprioritaskan pekerjaan yang lain menjadi alibi yang sering dikemukakan. Hal ini menjadikan seseorang menjadi “deadliners”. Padahal kalau tugas dikerjakan dari jauh-jauh hari kan bisa lebih santai.
Pun juga pengalamanku selama kuliah pernah “mencoba” sekali menjadi deadliner pas semester 3 (waktu masih kuliah offline), ternyata hal tersebut benar-benar menyiksa, badan jadi pegel semua, karena kurang tidur, pas di kelas juga nggabisa fokus, rasanya pengin buruan jam makan siang. Terus seketika terlintas dibenak “teman-teman yang memilih deadliner itu apa juga ngerasain hal ini setiap hari ya? Sungguh menyiksa, tetapi mengapa mereka tetap melakukannya”

Siapa disini yang suka ngerjain tugas kalau udah mepet deadline? kira-kira kenapa ya orang suka melakukan itu?

Saya pribadi juga merupakan orang yang Deadliners, karena ketika kita kepepet deadline otak kita langsung bisa mencerna dan mengerjaga tugas tersebut dengan baik, dibandingkan ketika kita mengerjakannya jauh-jauh hari, itu soal pasti akan merasa sulit haha.

Jujur, aku juga tipe-tipe mahasiswa yang deadliner. Entah mengapa, jika dalam kondisi terdesak deadline ide-ide berlian akan muncul dan jari-jari tangan menari diatas keyboard dengan lihainya. Selain itu, saya cenderung suka menunda-nunda pekerjaan kalau temen saya belum ngerjain ya nyantai aja sampe akhirnya panik sendiri pas mau mepet deadline. Hal ini emang tidak untuk ditiru yaa tapi canduu bangett hehe. Sebenarnya, menjadi seorang deadliner itu bisa baik ataupun buruk. Baiknya yaitu dapat memotivasi untuk bekerja lebih keras pada tugas yang harus di kerjakan, namun buruknya yaitu ketika pekerjaan kita menjadi kurang maksimal karena mepetnya waktu pengumpulan. Hal terpenting disini ialah kita harus mampu memahami kompetensi, kemampuan, serta berbagai resiko yang harus dihadapi saat menjadi seorang deadliner

Aku termasuk salah satu orang yang suka ngerjain tugas selalu mepet deadline alasannya aku menjadi deadliner bukan karena malas atau suka menunda-nunda tapi ide yang muncul saat sedang deadline itu lebih bervariasi dan kreatif ketimbang aku mengerjakan tugas di awal waktu. Apalagi jurusan di kuliah aku lebih banyak menulis yang dimana butuh ide agar tidak stuck saat menulis. Nah, kalau mengerjakan secara deadline biasanya aku lebih mudah untuk menemukan ide hehe :grin:. Walaupun begitu aku sedang perlahan-lahan sedang mengurangi menjadi deadliner, alasannya karena memang menjadi deadliner benar-benar menyiksa. Jadi, seakan-akan kita harus mengerjakan tugas atau sesuatu secara terburu-buru dan mendadak. Padahal jika dikerjakan jauh hari akan lebih santai dibandingkan dengan mepet deadline. Terlebih menjadi deadliner, menurut aku hasil tugas yang sudah kita kerjakan tentunya tidak akan maksimal dan cenderung akan asal-asalan. Alasan lain yang mungkin seseorang menjadi deadliner karena lebih merasa tertantang dan termotivasi saat bekerja di bawah tekanan.

Saya sendiri adalah seorang deadliners dan ada dua alasan mengapa saya melakukan itu. Pertama, sangat mudah sekali untuk mendapatkan ide ketika mengerjakan tugas di waktu-waktu terakhir seakan pikiran mudah menentukan apa yang ingin ditulis atau dikerjakan. Kedua, pikiran saya entah seperti menstimulun seluruh tubuh saya dengan mengatakan “Kalau masih bisa dikerjakan besok, kenapa harus sekarang?”. Kedua hal tersebut yang membuat saya menjadi seorang deadliners walaupun saya sendiri tahu bahwa hasilnya tidak akan maksimal.

Singkatnya, karena bekerja jelang deadline itu menyenangkan hehe

Ketika bekerja mepet dengan waktu pengumpulan, tentu akan terasa lebih menegangkan dan lebih panik dibanding dengan jauh-jauh hari. Namun, justru itulah yang memberi saya semangat dalam mengerjakan tugas.

Adrenalin yang terpompa saat mengerjakan tugas dekat deadline. Tiba-tiba rasanya seperti ada energi tambahan untuk mengerjakan tugas. Tiba-tiba semua ide muncul sendiri pada waktunya, dan pekerjaan pun selesai. Saya pernah mendengar ungkapan, bahwa keadaan kepepet itu bisa membuat seseorang nekad. Ya, dalam hal ini nekad mengerjakan tugas dalam waktu singkat.