Kenapa air liur hewan komodo mengandung racun dan bakteri?

image

Komodo merupakan hewan karnovivora yang berarti mereka pemakan daging. Mereka merupakan pemburu yang handal dan dapat memangsa buruan yang sangat besar, seperti kerbau, sapi, rusa, bahkan manusia. Mereka mampu memangsa sekitar 80% dari berat badan mereka dalam satu kali makan.

Pada tahun 2009, Fry menemukan alasan sebenarnya dari gigitan komodo yang mematikan setelah meletakkan salah satu dari binatang ini di bawah alat pemindai medis. Ternyata, komodo memiliki kelenjar racun yang sarat dengan racun penurun tekanan darah. Racun tersebut dapat menyebabkan pendarahan besar dengan mencegah pembekuan darah sehingga membuat korbannya syok. Alih-alih menggunakan bakteri sebagai racun, komodo benar-benar menggunakan racun.

Berdasarkan analisis cermat dari tengkorak komodo, Fry berpikir bahwa komodo dapat membunuh dengan taktik mencengkram, merobek, dan meneteskan racun. Komodo menggigit dengan gigi yang bergerigi dan menarik kembali dengan otot leher yang kuat. Hasilnya adalah luka yang menganga besar. Kemudian, racun secara cepat menurunkan tekanan darah dan membuat mangsanya syok.

Hal itu tidak menurunkan kemungkinan bahwa komodo juga bergantung pada mikroba dari mulutnya. Untuk mempelajari mikroba ini, Fry menghubungi Ellie Goldstein dari Sekolah Kedokteran Universitas Kalifornia, Los Angeles, seorang pakar mikroba pada gigitan hewan. Goldstein telah menjadi konsultan untuk menangani korban gigitan yang tidak biasa, termasuk gigitan komodo.

“Model bakteria sebagai racun didasarkan pada kesalahan dan studi yang tidak berlaku. Tidak ada data yang bagus dalam topik itu,” ujarnya.

Goldstein lalu mencoba mendatangi beberapa kebun binatang yang memiliki beberapa komodo.

“Banyak yang tidak mau merespon dans terkadang secara aktif mencoba menghalangi penelitian dengan alasan yang tidak jelas,” ucap Goldstein

Varanus komodoensis atau komodo adalah salah satu hewan yang dikenal bisa melumpuhkan mangsa dengan cepat.Katanya, air liur komodo ini mengandung racun yang bekerja seperti bisa ular, teman-teman. Ada juga yang mempercayai bahwa air liur komodo mengandung bakteri yang mematikan.

Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa air liur komodo mengandung bakteri yang mematikan. Ini merupakan hasil obserasi dari seorang ahli biologi Amerika Serikat, Walter Auffenberg, komodo menggigit mangsanya dan kemudian mengalirkan bakteri dalam air liurnya ke luka itu, sehingga mangsanya melemah dan mati.

Namun, rupanya bukan bakteri yang jadi rahasia gigitan mematikan pada komodo.
Seperti ular, komdo memiliki kelenjar bisa. Kelenjar bisa ini mengandung racun yang mematikan. Peneliti bernama Bryan Fry dari Universitas Queensland, Australia, mencoba mencari tahu dengan melakukan penelitian lebih lanjut.Rupanya, racun dalam bisa komodo ini bisa menurunkan tekanan darah mangsanya, membuat pendarahan hebat, serta membuat darah tidak bisa menggumpal. Jadi, komodo menggigit mangsanya kemudian tekanan gigitan mengeluarkan bisa dari kelenjar bisa.Racun dalam bisa itu kemudian mempercepat mangsanya kehilangan darah, karena darahnya tidak bisa menggumpal.

Peneliti Bryan Fry juga mencari tahu apakah mulut komodo dipenuhi bakteri. Setelah mendapatkan sampel-sampel air liur komodo di dari beberapa kebun binatang, para peneliti ini tidak menemukan mikroba yang beracun di mulutnya. Mikroba yang ditemukan di air liur komodo kebanyakan juga ditemukan di kulit dan ususnya. Bahkan, bakteri di mulut komodo lebih rendah jika dibandingkan mamalia karnivora lain dalam penangkaran, seperti singa.

Meski begitu, Bryan Fry mengemukakan bahwa bakteri mungkin membantu komodo melumpuhkan mangsa, namun dengan cara lain. Misalnya, untuk melumpuhkan mangsa yang ukurannya besar seperti kerbau, kerbau bisa lari dan bersembunyi di kubangan sebelum ia kehabisan darah. Nah, bakteri dari kotoran kerbau di kubangan itu membuat luka gigitan komodo semakin parah sehingga menyebabkan infeksi.