Kemegahan Pabrik Mobil yang Tidak Lolos Uji Emisi (Tesla Motor)

https://i2.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2015/06/1200px-Tesla_auto_bots.jpg?resize=800%2C445&ssl=1

Sementara mobil listrik di Indonesia mengalami dinamisasi (baca: konflik), perusahaan mobil listrik yang ada di Amerika bernama Tesla Motor mengalami berbagai pencapaian prestasi yang luar biasa.

Perusahaan mobil listrik yang ada di Amerika bernama Tesla Motor mengalami berbagai pencapaian prestasi yang luar biasa. Total aset yang dimiliki mencapai 2.417 juta dollar atau setara dengan 24.170.000.000.000 rupiah atau 24,17 Triliun Rupiah dengan kurs 1 dollar senilai 10.000 rupiah. Selain dari segi kekayaan, prestasi lainnya yang luar biasa adalah Tesla Motor dinobatkan sebagai peraih peringkat pertama Smartest Company of the Year oleh MIT Technology Review, mengalahkan industri-industri teknologi raksasa lainnya seperti Facebook, Apple bahkan Microsoft. Smartest Company tersebut didasarkan atas inovasi-inovasi teknologi yang diciptakan dan model bisnis yang fantastis dan ambisius.

Mobil listrik menjadi perkara di Indonesia karena pembuatnya dituduh membuat mobil listrik yang terlalu mahal yakni 2 milyar untuk setiap mobil listriknya sehingga ada indikasi korupsi, total 16 mobil listrik sehingga anggaran yang digunakan sebesar 32 milyar.

Sebagai perbandingan, harga mobil listrik yang dijual oleh Tesla Motor dari 3 varian mobil yang paling murah harganya sebesar 57.500 dollar atau setara dengan 575.000.000 rupiah apabila 1 dollarnya setara dengan 10.000 rupiah (cek harga mobil tesla). Tapi tunggu dulu, saat ini 1 dollar menembus 13.000 rupiah, sehingga harganya seharusnya 747.500.000 rupiah, harga tersebut adalah harga apabila dilakukan pemesanan dengan waktu tunggu 3 bulan, belum termasuk pajak, belum biaya pengiriman dari Amerika ke Indonesia. Apabila variabel-variabel tersebut diperhitungkan (mobil yang ready, pajak, dan biaya pengiriman) maka harganya dapat mencapai harga 1.5 milyar. Harga tersebut merupakan harga produksi massal, dapat dibayangkan bagaimana seharusnya harganya apabila mobil listrik diproduksi secara satuan (masih berupa prototype), belum ada automasi seperti Pabrik Tesla Motor.

Prototype itu ibarat bayi yang baru lahir, butuh perhatian dan butuh dukungan untuk tumbuh dan berkembang agar bisa menjadi mobil produksi massal, dalam sejarah industri, tidak ada kendaraan prototype dijual dan digunakan untuk transportasi sehari-hari, semuanya menjadi arsip dan di museumkan. Apalagi mobil ini dikembangkan oleh anak bangsa yaitu Ricky Elson dan Dasep Ahmadi yang merancang mobil tersebut harus tersebut dari “Nol”.

Sekali lagi, apakah 2 milyar terlalu mahal untuk harga sebuah mobil listrik? Yang dibuat dari 0, bukan produksi massal, dan dari anak bangsa yang dipanggil dari “zona nyamannya” untuk mengabdi pada negeri. Selain dari harga yang menurut Kejagung terlalu mahal, mobil listrik yang dibuat tidak lolos uji emisi dan berbahaya apabila digunakan di jalan umum.

Sumber: