Kekayaan Sesungguhnya

Kisah Sufi

Suatu hari, Raja Mahmud yang perkasa dari Ghazna pergi berburu, ia terpisah dari kelompoknya. Ia kemudian mendatangi asap yang berasal dari sebuah api kecil, di mana ia juga menemukan perempuan tua dengan belanganya.

Raja Mahmud berkata:

“Hari ini engkau mendapat tamu seorang raja, apa yang engkau masak di atas apimu?”

Perempuan tua itu menjawab,

“Ini rebusan buncis.”

Raja Mahmud bertanya,

“Wahai perempuan tua, maukah engkau memberiku sedikit?”

“Tidak,” jawab perempuan itu,

“Karena ini hanya untukku. Kerajaanmu tidak berharga sebagaimana buncis-buncis ini. Engkau boleh saja menginginkan buncisku, tetapi aku tidak menginginkan apa pun yang engkau miliki. Buncis-buncisku bernilai seratus kali lipat daripada semua milikmu. Lihat musuh-musuhmu, yang berusaha mengambil alih milikmu. Aku bebas, dan memiliki kacang buncisku.”

Mahmud yang perkasa memandang pemilik kacang tersebut, memikirkan kekuasaannya yang dipersengketakan, dan menangis.

~ Aththar An Nisabur ~

Sumber : Idries Shah, Jalan Sufi : Reportase Dunia Ma’rifat, Judul asli: The Way of the Sufi, penterjemah Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha,
Penerbit Risalah Gusti, November 1999