Kecemasan yang Tak Berkesudahan Akan Masa Depan

" Anda ingin mengetahui siapa anda? Jangan bertanya , Beraksilah! " -Thomas Jefferon

Masa depan memang tidak ada yang mengetahui gambarannya kelak, entah menjadi apa, atau kondisi yang akan dijalani nantinya seperti apa, memang semua manusia pasti berpikir seperti itu memprediksi semua hal yang akan bersangkutan dengan dirinya, namun tetap saja tidak ada yang pasti dari semua yang telah diprediksikan. Tidak bisa dipungkiri lagi jika pengaruh masa depan sangat kuat dalam otak manusia, rasa khawatir, cemas, takut selalu berputar menjadi satu kesatuan yang kuat sehingga menjadi rasa yag permanen dan tidak bisa dihindari, semua rasa itu jika tidak diatur dengan tepat maka akan timbul gangguan kecemasan yang akan berujung pada terganggunya kesehatan mental suatu individu.

Gangguan kecemasan ini dialami oleh berbagai tingkatan usia yang mana mereka memang sudah memikirkan rencana-rencana kedepannya nanti, tetapi gangguan kecemasan ini termasuk salah satu jenis gangguan mental.

Apa yang dimaksud dengan gangguan mental ?

Gangguan mental adalah penyakit yang mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderita atau biasa disebut dengan gangguan jiwa. Di Indonesia sendiri penderita gangguan mental dicap sebagai orang gila, sakit jiwa, orang tak waras, perilaku labelling seperti ini memang sudah larut dalam kehidupan pola pikir masyarakat yang ada bahkan malah menjadi suatu budaya, juga termasuk perlakuan di masyarakat yang memperlakukan penderita gangguan mental jauh dari kata manusiawi, dipasung, diikat, bahkan diasingkan dari kehidupan. Gangguan mental ini sejatinya hanya sebuah penyakit yang mana sudah terdapat obat yang menyembuhkannya, tetapi dalam hal ini membutuhkan waktu yang tak sebentar dan metode pengobatan khusus.

Gangguan mental ini memiliki gejala-gejala tersendiri, namun dalam hal ini tidak dapat disamaratakan menjadi tingkat yang sama, karena penderita ada yang mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, maupun perilaku, berikut ialah gejala gangguan mental, antara lain :

  1. Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

  2. Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

  3. Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.

  4. Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

  5. Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

  6. Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.

  7. Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.

  8. Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.

  9. Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.

  10. Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.

Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental juga dapat mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag. Dari setiap apa yang terjadi pasti memiliki faktor yang membuat hal itu terjadi, faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan mental ialah terkait dengan faktor biologis dan faktor psikologis, penjelasan lebih spesifiknya seperti dibawah ini :

A. Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik) seperti : Gangguan pada fungsi sel saraf di otak, infeksi, kelainan bawaan atau cedera pada otak.

B. Faktor psikologis

  1. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.
  2. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
  3. Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
  4. Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
  5. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Guna mengetahui suatu individu mengidap gangguan mental atau tidak , lakukan pemeriksaan kepada ahli yang menangani yakni psikiater yang akan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan dengan mewawancarai individu tersebut atau keluarganya, proses pemeriksaan tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang meliputi gejala yang dialami, dampak atas gejala tersebut dalam aktivitasnya, riwayat penyakit mental dalam genetiknya, obat-obatan atau suplemen yang pernah atau sedang dikonsumsi pasien. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang lain untuk menghindari kemungkinan ada penyakit lain, salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan ialah tes darah, melalui tes darah ini dokter dapat mengetahui gejala apa saja yang dialami oleh penderita, bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, kecanduan alkohol atau pun penyalahgunaan NAPZA.

Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis gangguan mental yang dialami pasien. Dari sekian banyak jenis gangguan mental, beberapa yang paling sering terjadi adalah: depresi, skizofrenia, bipolar, gangguan tidur, dan yang akan kita bahas lebih lanjut yakni gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan ini merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Penderita gangguan kecemasan ini dapat mengalami serangan panik yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan, salah satunya yang dialami umat manusia yakni gangguan kecemasan terhadap masa depan, sebelumnya sudah kita bahas pada orientasi opini ini jika rasa cemas, takut, khawatir secara berlabihan terhadap masa depan dapat menimbulkan indikasi gangguan mental dan mengganggu kesehatan mental yang ada.

Gangguan kecemasan akan masa depan ini termasuk dalam gangguan kecemasan umum ( generalized anxiety disorder/ GAD ), karena gangguan ini membuat penderitanya merasakan cemas secara berlebihan yang menetap dalam waktu lama, biasanya hingga melebihi dari 6 bulan. Penderita gangguan kecemasan umum ini biasanya mengkhawatirkan sesuatu yang sangat berkaitan dengan kehidupannya kelak. Penderita akan merasakan ketidakfokusan pada suatu hal, sulit berkonsentrasi, dan tidak merasa santai. Pada kasus yang sudah mengalami tingkat kecemasan yang berat akan menimbulkan indikasi depresi. Bahkan terdapat penelitian yang menyebutkan jika gangguan kecemasan dapat memicu neurodermatitis ( penyakit kulit kronis yang ditandai dengan bercak kulit yang sangat gatal yang dikenal dengan nama lichen simplex chronicus yang muncul didaerah leher, pergelangan tangan, lengan, kaki, dan anus ).

Gejala yang dirasakan penderita gangguan kecemasan umum antara lain : gemetaran, keringat dingin, otot tegang, sakit kepala, mudah marah, emosi tidak stabil, susah tidur, dada berdebar-debar, sering merasa lelah, sesak napas, merasa sering ingin berkemih, dan tidak nafsu makan. Pemicu gangguan kecemasan umum ini salah satu yang menjadi pokok bahasan kita yakni mencemaskan akan masa depan nantinya, rasa cemas mungkin akan timbul disetiap diri individu yang sudah memiliki pikiran untuk bagaimana kedepannya kelak, tetapi jika rasa cemas itu berlebihan maka akan berdampak negatif pula pada psikis, fisik, sosial, dan religius kita. Berikut 5 ciri-ciri jika individu terlalu khawatir akan masa depan nantinya :

  • Mulai merasa stress dan tertekan dengan masa depan
    Hentikan semua pikiran yang selalu berlebihan akan massa depan, memang tidak mudah dan instan untuk menhentikannya tetapi jika sudah mencobanya, lalu biasakanlah semua itu, ubah bayangan negative tersebut dengan bayangan positif yang memotivasi untuk mencapai masa depan yang ideal.

  • Merasa sangat sulit untuk bisa bahagia
    Ini merupakan dampak yang paling terasa, rasa stress dan tertekan dengan masa depan akan memicu rasa sulit untuk merasakan kebahagiaan. Jika individu tidak merasakan kebahagiaan dalam dirinya maka tidak ada rasa semangat yang menjadi penunjang untuk menjalani suatu kehidupan. padahal rasa bahagia itu penting, menjalani setiap detik kehidupan itu sangat berharga, cara sederhana untuk merasa bahagia adalah dengan bersyukur atas kebaikan apapun yang kita miliki dalam hidup ini.

  • Menjadi lupa menyiapkan rencana atau strategi untuk masa depan
    Terlalu larut dengan kekhawatiran akan masa depan, bisa-bisa malah membuat kita jadi lupa untuk menyiapkan rencana atau strategi yang berkaitan dengan masa depan. Daripada terus membiarkan rasa khawatir tersebut berkeliaran dalam pikiran dan hati, maka sebaiknya kita fokus pada hal-hal yang saat ini bisa dilakukan. Pastinya, hal ini lebih bermanfaat dan bisa membantumu mengurangi rasa khawatir tersebut.

  • Produktivitas kerjamu juga ikut menurun
    Berlebihan tidaknya rasa khawatir tersebut juga dapat terlihat dari produktivitas kerja suatu individu. Saat kekhawatiran tersebut semakin menjadi-jadi, muncul rasa tidak fokus pada pekerjaan, tidak semangat bekerja dan berbagai dampak negatif lain yang mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, sekali lagi lakukanlah hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini juga. Ingat, apapun dilakukan saat ini juga sedikit banyak akan berpengaruh pada masa depan kita sendiri. Jadi, menjaga pikiran agar tetap positif itu penting.

  • Lupa untuk berserah diri kepada Tuhan
    Kekhawatiran yang berlebihan itu sendiri bisa jadi menunjukkan kalau kita telah lupa untuk kerserah diri kepada Tuhan. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, termasuk kekhawatiran akan masa depan tersebut. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih tenang, damai dan bahagia.

Benar kata Abraham Licoln “Anda tidak bisa pergi dari tanggung jawab esok hari dengan menghindarinya hari ini ”. Tentunya itu menjadi sebuah motivasi untuk kita agar tetap menyelesaikan tanggung jawab yang sudah menjadi kewajiban bagi kita, jalani apa yang memang sudah menjadi kewajiban kita, proses apapun yang kita jalani serahkan semua hasilnya kepada Sang Maha Kuasa, yang terpenting dalam hal ini adalah prosesnya bukan hasilnya, jika gagal masih ada beribu-ribu kesempatan lagi yang tersedia untuk kita.

Jika kita sudah terlanjur masuk dalam pusaran tingkat kecemasan yang tinggi dan menjadi gangguan mental yakni gangguan kecemasan umum, langkah penyembuhan yang bisa kita tempuh adalah dengan memeriksakan diri ke dokter, dokter akan menentukan mana pengobatan yang tepat untuk pasien, ada 2 cara penyembuhan penderita gangguan kecemasan umum yakni : terapi perilaku kognitif (CBT) dan melalui obat-obatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) ini dilakukan agar pasien mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang membuatnya cemas dan membantu mengubah pemikiran negatif yang mampu melihat secara lebih realistis. Psikiater atau psikolog akan mengajarkan pasien metode teknik relaksasi agar pasien mampu lebih tenang saat menghadapi situasi yang memicu rasa cemas, pengobatan ini dijalankan 1 sesi CBT selama 3-4 bulan dengan 1 pertemuan selama 1 jam setiap minggu. Disisi lain dokter juga memberikan beberapa obat-obatan untuk mengurangi keluhan, jenis obat-obatan ini antara lain : antidepresan, pregabalin, benzodiazepine. Dari kedua langkah pengobatan tersebut pasien harus mampu menjalankan pola hidup sehat, bisa melakukan olahraga dengan teratur, melakukan teknik relaksasi sendiri seperti : yoga dan meditasi, menghindari kafein, rokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Jaga kesehatan mental kita, juga menyeimbangkannya dengan menjaga kesehatan tubuh, tidak perlu mengkhawatirkan atas apa yang belum tentu terjadi, lakukan semua rencana yang sudah kita rancang sesuai dengan alur yang tepat, jalani semua proses yang ada dengan kesesuaian, hasil tak perlu dipikirkan yang terpenting jika proses yang kita tempuh sudah sesuai maka hasil tak akan berkata tidak. Masa depan indah melalui proses pencapaian dengan rasa kebahagiaan yang kita jalani.

*Sumber referensi :

  1. I. D. N. Times and Frederick K, “5 Tanda Kamu Terlalu Khawatir dengan Masa Depan, Jangan Dibiasakan!,” IDN Times, accessed April 19, 2020, 5 Tanda Kamu Terlalu Khawatir dengan Masa Depan, Jangan Dibiasakan!.
  2. dr. Kevin Adrian, “Kenali Tiga Jenis Gangguan Kecemasan dan Gejalanya,” alodokter, accessed April 19, 2020, Gangguan Kecemasan: Jenis, Gejala, dan Cara Mengatasinya - Alodokter.
  3. Redaksi Halodoc, “Gangguan Kecemasan Umum”, halodoc accessed April 19, 2020, https://www.halodoc.com/gangguan-kecemasan-umum.