Kecantikan Dari Gua Gong Pacitan, Gua Terindah di Asia Tenggara

Selain pantainya, Pacitan, kabupaten yang terletak di ujung barat daya Propinsi Jawa TImur ini, terkenal dengan Kota 1001 Gua karena banyaknya gua di sana. Salah satunya adalah yang paling fenomenal yakni Gua Gong yang disebut-sebut sebagai gua terindah di Asia Tenggara.

Untuk menuju Gua Gong bisa diakses dari pusat Kota Pacitan ke arah barat sekitar 37 km atau 140 km arah selatan Kota Solo. Berada di Desa Bomo Kecamatan Punung Donorejo, akses ke sana sangat mulus untuk dilalui kendaraan roda empat walau jalannya berkelok-kelok tajam dan berjurang.

Setelah tiba, memasuki kawasan wisata Gua Gong, para pengunjung harus membayar retribusi senilai Rp. 12.000 rupiah (2017). Untuk menuju gua, dari parkir diharuskan berjalan kaki sekitar 200 meter. Memasuki Gua Gong, Anda akan disambut oleh pesona stalaktit dan stalakmit yang terbuat dari batuan kapur menghiasi seluruh dinding dan langit gua.

Dibantu penerangan pengunjung bisa masuk menyusuri gua yang panjangnya sekitar 265 meter, stalaktit dan stalakmit akan berwarna putih gading berkilauan terkena lampu, Selain itu lampu sorot warna warni menambah kesan artistik. Untuk mengitari gua sudah ada jalan setapak pagar besi yang menghubungkan satu ruang dengan yang lainnya.

Stalaktit dan stalakmit di sini diberi nama untuk mengabadikan keindahannya di antaranya : Selo Jengger Bumi, Selo Pakuan Bomo, Selo Bantaran Angin, Selo Citro Cipto Agung, Selo Adi Citro Buwono, dan lain sebagainya.

Ruangan di Gua Gong terbagi menjadi 7 bagian tujuh ruangan dengan keunikan masing-masing. Ruang pertama disebut taman bidadari dengan banyak batuan lancip tak beraturan bahkan ada yang menyerupai sedotan. Masuk ruang kedua, pengunjung dibuat takjub oleh gundukan batu yang permukaannya tidak rata.

Di ruang ketiga akan nampak stalaktit besar yang menjuntai hingga ke dasar gua. Warga lokal menyebutnya Selo Dudur Langit (batu penyangga langit-langit bumi). Di ruang keempat juga terdapat stalaktit bernama Selo Citra Cipta Agung (batu yang melambangkan kebesaran ciptaan Tuhan Yang Maha Agung) dengan warna stalaktitnya lebih berkilau indah daripada yang di ruang ketiga.

Pada ruang kelima Anda akan menemukan sumber mata air Sendang Kamulyan, Sendang Larung Nista. Pada ruang keenam serta pada ruang ke tujuh terdapat sumber mata air Sendang Panguripan dan Sendang Jampi Raga. Di ruang ketujuh inilah batu menjuntai yang bernama Cengger Bumi berada. Batu ini jika dipukul mengeluarkan bunyi layaknya gong. Itulah mengapa gua wisata ini dinamakan Gua Gong.