Modernkan zakat, Dompet Dhuafa raih penghargaan Ramon Magsaysay
Merdeka.com - Yayasan Dompet Dhuafa dari Indonesia meraih penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award dari Filipina. Lembaga pengelola zakat itu dianggap berperan besar melakukan kerja inspiratif di bidang pengentasan kemiskinan.
Dikutip dari situs resmi Ramon Magsaysay Foundation, Rabu (27/7), Dompet Dhuafa dianggap juri berhasil, “memperluas dampak transformatif dari praktik berzakat.”
Manajemen pengelolaan zakat oleh Dompet Dhuafa dianggap berhasil membawa angin segar untuk memaksimalkan perintah agama agar lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari. Juri mengapresiasi kerja yayasan ini yang tak sekadar menyalurkan bantuan, namun mengutamakan program penguatan serta pemberdayaan penerima zakat, contohnya dalam bentuk pembangunan sekolah, klinik kesehatan, hingga pelatihan keterampilan kerja khusus di pelbagai pelosok Indonesia.
Apalagi potensi zakat di Indonesia tahun lalu mencapai USD 28 miliar, artinya perlu banyak lembaga serupa Dompet Dhuafa agar perubahan nyata bisa terlihat di masyarakat.
Dompet Dhuafa diinsiasi oleh Parni Hadi pada 1993, saat itu masih di bawah naungan surat kabar Republika. Kini Dompet Dhuafa sudah menjadi yayasan mandiri, mengelola dana senilai USD 20,2 miliar, serta didukung 10 ribu sukarelawan di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur Dompet Dhuafa Filantropi, Ahmad Juwaini mengapresiasi penghargaan Ramon Magsaysay atas kerja lembaganya selama 23 tahun terakhir. “Kita patut bersyukur mendapat pengakuan internasional,” ujarnya seperti dilansir situs kemanusiaan.id.
Dalam Ramon Magsaysay Award 2016, Dompet Dhuafa meraih penghargaan bersama pegiat hak asasi Bezwada Wilson (India), Komisioner Ombudsman Filipina Conchita Carpio-Morales (Filipina), Koperasi Sukarelawan Luar negeri Jepang (Jepang), dan Tim SAR Vientiene (Laos).
Lembaga asal Indonesia yang terakhir kali meraih penghargaan Ramon Magsaysay adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2013 untuk kategori kepemimpinan publik gaya baru. Cukup banyak sosok dari Tanah Air yang meraih penghargaan ini.
Sebut saja mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, Sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer, akademisi Soedjatmoko, hingga mendiang Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid.
Penghargaan ini dimulai sejak April 1957 untuk mengenang mendiang Presiden Filipina Ramon Magsaysay. Sumber dana penghargaan berasal dari dana abadi dikelola Rockfeller Fund, atas persetujuan pemerintah Filipina.
Penerima penghargaan ini adalah individu maupun lembaga yang berasal dari negara Asia, atas pencapaiannya di bidang masing-masing. Misalnya adalah kepemimpinan gaya baru, kepemimpinan komunitas, jurnalisme sastra dan seni komunikasi, serta penggagas perdamaian. Sejak 2008, kategori-kategori ditiadakan kecuali untuk bidang kepemimpinan gaya baru. [ard]
sumber : https://www.merdeka.com/dunia/modernkan-zakat-dompet-dhuafa-raih-penghargaan-ramon-magsaysa.html