Kasih dan sayang tuhan tidak akan berkurang bahkan tertukarj

20200419_133744_0000

Kasih dan sayang tuhan kepada penduduk bumi dan penghuni langit,Baik manusia,hewan,tumbuhan,malaikat, bahkan iblis

Cinta tuhan tidak pernah tertukar apalagi berkurang
Ia pandai dalam menciptakan apapun
Iapun pandai dalam menegakkan keadilan
Semua yang ia ciptakan atas kehendakNya
Tidak akan ada langit bahkan bumi jika tidak dengan ridhonya

Penduduk bumi amat sangat bermacam-macam mulai dari manusia,hewan bahkan tumbuhan.
Tuhan tidak pernah membedakan Kasih dan sayang di antar ciptaannya
Tuhan menciptakan manusia,hewan,dan tumbuhan dengan sedemikian rupa.
Dan tuhan memberikan keadilan dengan memberi kasih dan sayangnya sesuai kapasitas yang ia buat di masing-masing ciptaannya.

Begitu juga dengan penduduk langit tuhan menempatkan malaikat dan iblis di syurganya
dengan tugas sesuai dengan kemampuan mereka
Bagaimana mungkin tuhan tidak adil
Disaat iblis telah menantang perintahNya untuk berlutut kepada Nabi Adam tuhan tetap memberinya toleransi dikabulkannya hidup sampai kiamat yang bertujuan untuk mengajak manusia ke dalam api neraka.

Setiap kali ia rindu pada hambanya datanglah sebuah ujian bahkan bencanya
Tujuannya hanya satu ia menginginkan hambanya kembali pada sisiNya
Ia rindu akan tangis kita yang selalu melewatkan sepertiga malamNya
Ia cemburu karena kita terlalu sibuk akan urusan dunia
Sadarlah dan kembalilah,kehidupanmu di dunia hanyalah sementara.
Kicauan burung di bumi menjadikannya lebih syahdu di barengi dengan spoi spoi angin yang menghempas deburan ombak,tanah dan menyentuh tubuh dengan begitu lembutnya.Tuhan menciptakan bumu dengan begitu indahnya seringkali aku menikmati indahnya ciptaannya.
Tuhan memberi ujian bukan karena ia benci melainkan ia rindu dan cinta kepada hambanya.Berhentilah berfikir negatif terhadap rencana rencananya.
Oleh Karena itu, Tuhan dalam faham kaum Asy’ ariah dapat berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya, sungguhpun hal sedemikian itu, menurut pandangan manusia, adalah tidak adil, Al-Asy’ari sendiri berpendapat bahwa tuhan tidaklah berbuat salah kalau memasukkan seluruh manusia ke dalam sorga dan tidaklah zalim jika ia memasukkan seluruh manusia ke dalam neraka. Perbuatan salah dan tidak adil adalah perbutan yang melanggar hukum, dan karena diatas tuhan tidak ada undang-undang atau hukum. Dengan demikian Tuhan tidak bisa dikatakan bersifat tidak adil. Al-Ghazali mengeluarkan pendapat yang sama. Ketidak adilan dapat timbul hanya jika seseorang melanggar hak orang lain dan jika seseorang harus berbuat sesuai dengan perintah dan kemudian melanggar perintah itu, perbuatan yang demikian tidak mungkin ada pada Tuhan.

Oleh karena itu, Tuhan sebagai pemilik yang berkuasa mutlak, dapat berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya dengan makhluk-Nya. Al-Asy’ari memang berpendapat bahwa Tuhan dapat menyakiti anak-anak kecil di hari kiamat, dapat menjatuhkan hukuma pada orang mukmin dan dapat memasukkan orang kafir ke dalam sorga. Sekiranya ini dilakukan Tuhan, Tuhan tidaklah berbuat salah. Tuhan tetap bersifat adil. Upah yang diberikan Tuhan hanyalah rahmat dan hukuman tetap merupakan keadilan Tuhan. Tuhan tidak berkewajiban memberikan pahala. Sebagai kata Al-Ghazali, Tuhan memberikan upah kepada manusia, jika yang demikian dikehendaki-Nya, dan memberikan hukuman, jika itu pula dikehendaki-Nya, bahkan mengahancurkan manusia, jika demikianlah yang dikehendaki-Nya. Sungguhpun demikian Tuhan tetap bersifat adil. Demikianlah pendapat kaum Asy’ariah.

Jelaslah sudah kiranya bahwa faham Asy’ariah tentang keadilan Tuhan bertentangan benar dengan faham yang dibawa kaum Mu’tazilah. Keadilan dalam faham kaum Asy’ariah ialah keadilan raja. Absolut, yang memberi hukuman menurut kehendak mutlaknya, tidak terikat pada kekuasaan, kecuali kekuasaan sendiri. Keadilan faham kaum Mu’tazilah adalah keadilan Raja kanstitusionil, yang kekuasaannya dibatasi oleh hukum, sungguhpun hukuman itu adalah perbuatannya sendiri. Ia mengeluarkan hukuman sesuai dengan hukum dan bukan dengan sewenang-wenang.!

1 Like