Kapan suatu doa dapat di jabah?

Doa (dalam bahasa Arab) berarti membaca, meminta hajat dan memohon pertolongan. Terkadang juga diartikan secara mutlak; yakni membaca. Doa menurut istilah adalah memohon hajat kepada Allah Swt.

Kapan suatu doa dapat di jabah?

Di ijabahnya doa,menurut hemat saya, sangat bergantung dengan adab dari berdoa itu sendiri. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihyā `Ulum al-Dīn menjelaskan tentang adab berdoa, yang secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut:

  • Pertama, pada waktu dan tempat yang baik dan mulia, seperti pada hari `Ārafah, dibulan Ramadhan, hari Jum’at, dan sepertiga akhir malam dan pada waktu sahur.Dan pada keadaan-keadaan yang mustajab, seperti ketika sujud, berperang, turun hujan, iqāmah shalat, dan setelah shalat.Selain itu, menurut Imam al-Ghazali yaitu ketika hati sedang lembut.

  • Kedua, membaca doa dengan penuh harap agar dikabulkan (raja’) dan khawatir (khauf) jika tidak diperkenankan. Dalam hal ini, dianjurkan juga agar merendahkan suaranya dan penuh dengan kekhusyuan, serta merasakan keagungan Allah Swt. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,

    Berdoalah kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.(QS. Al-A`raf [7]: 55)

  • Ketiga, doa tersebut dibaca berulang-ulang dua atau tiga kali, untuk menunjukkan bahwa itu sangat dibutuhkannya. Selain dengan pengulangan tersebut, dianjurkan juga mengangkat kedua belah tangan dan ditutup dengan menyapukan kedua belah telapak tangannya di akhir doa. Hal ini menunjukkan kita butuh terhadap hal tersebut.

  • Keempat, susunan doa biasa dan sederhana, sopan, dan tepat mengenai sesuatu yang dipintanya, dan tidak bertele-tele. Akan lebih baik lagi menggunakan doa-doa yang diajarkan Rasulullah Saw atau mempergunakan doa yang ada dalam al-Qur’an, yang sesuai dengan kebutuhan kita. Para nabi dan rasul sendiri banyak yang membaca doa untuk mengabulkan hajatnya terlebih ketika menghadapi musuh.

  • Kelima, mengawali dan mengakhiri doa dengan pujian-pujian kepada Allah, dan shalawat kepada Nabi Saw: “Bahwasannya doa itu terhenti antara langit dan bumi, tiada naik barang sedikit juga daripadanya sampai engkau bershalawat kepada Nabi engkau.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Apabila kamu hendak berdoa, hendaklah memulai berdoa dengan memuji Allah dan membesarkan-Nya. Sesudah itu, bershalawat kepada Nabi, sesudah bershalawat, barulah berdoa memohon sesuatu yang diinginkan.”

  • Keenam, bertobat diri sebelum berdoa dan menghadapkan diri kepada Allah. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan batinnya dari kotoran-kotoran rohani.Allah Swt Maha suci, dan orang-orang yang suci batinnya tentunya lebih cepat sampai ketimbang doa-doa orang yang banyak berbuat dosa.

Referensi :

Imam al-Ghozali, Ihya Ulumuddīn, Jilid 2, terj. dari bahasa Arab oleh M. Zuhri, Muqoffin Mukhtar, M. Muqorrobin Misbah (semarang: CV.Asy-Syifa, 2003).