Jokowi Tolak 3 Periode, Haruskah Kita Percaya?

Presiden RI, Joko Widodo, melalui juru bicara Presiden Fadjroel Rachman kembali menyatakan bahwa dirinya menolak jabatan presiden tiga periode. Pernyataan ini merupakan pernyataan kesekian kali dari mantan Walikota Solo itu terkait terus berhembusnya dorongan agar ia manggung lagi di kepemimpinan nasional. Berdasarkan pernyataan Presiden Joko Widodo pada 15 Maret 2021 lalu, beliau mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki niat, tidak juga berminat menjadi presiden tiga periode. Alasannya, konstitusi mengamanahkan dua periode.

Namun, meski berulang kali pernyatan Jokowi soal penolakan jabatan tiga periode ini disampaikan, toh dorongan itu tetap ada juga. Bahkan di antara pendukungnya ada yang membentuk relawan Jokowi. Sementara wacana amandemen yang digodhok di MPR pun disinyalir punya arah ke sana.

Bisakah hal ini diperccaya?

Saya belum percaya, setidaknya sampai tahun 2023. Politik itu terus berubah, kita tidak tahu gimana hasil akhirnya. Kita bisa lihat fraksi pendukung Jokowi banyak duduk di MPR, maka bukan hal sulit menurut saya untuk melakukan amandemen. Di samping itu, bagi yang mengikuti perjalanan Jokowi sebelum menjadi Presiden, mungkin akan miris melihat bagaimana seorang Gubernur yang baru menjabat dan menyatakan urusannya hanyalah Jakarta, tiba-tiba maju mencalonkan diri menjadi Presiden karena dorongan politik yang kuat.

Bukan hanya itu, pernyataannya mengenai membatalkan UU KPK juga diingkari pada akhirnya karena dorongan politik. Hingga kita hanya bisa menunggu, apakah kekuatan politik atau suara masyarakat yang akan memenangkan hati Jokowi.