Jenis tumbuhan apa saja yang baik untuk makanan ternak?

Secara alami, hewan ternak seperti sapi merupakan golongan herbivora, yakni hewan yang mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan untuk bertahan hidup. Saat ini setelah sapi terdomestikasi menjadi hewan ternak produksi, berbagai tekhnologi pakan berkembang pesat, termasuk diantaranya pembuatan konsentrat sebagai makanan penguat. Konsetrat biasaya dibuat kaya akan protein dan energi, karena itu tak jarang digunakan jenis protein hewani sebagai campuran, contohnya tepung ikan dan tepung darah. Meski konsentrat memegang peranan penting dalam pemeliharaan sapi, rerumputan tetap digunakan sebagai makanan penyeimbang kinerja pencernaannya, apabila sapi hanya diberikan konsentrat tanpa hijauan, kemungkinan besar akan terjadi penyakit metabolisme yang berbahaya bagi sapi, dan merugikan bagi peternak.

Rumput Gajah.

Mengandung BK 19,9%, PK 10,2%, LK 1,6%, SK 34,2%, Abu 11,7% dan BETN 42,3%. Rumput gajah sangat mudah ditanam dengan metode stek batang, rumput ini pun tumbuh dengan baik meski ditanam tumpang sari dengan tanaman lain seperti jagung dan ubi. Bahkan dapat berfungsi untuk mengurangi kuatnya terpaan angin yang dapat merobohkan tanaman lain. Pada penanaman pertama, rumput gajah baru bisa dipanen setelah berumur 90 hari, selanjutnya dapat dipanen kembali setiap 60 hari sekali pada musim kemarau dan 50 hari sekali pada musim penghujan.

Rumput Odot.

Bentuknya seperti rumput gajah, namun lebih pendek-pendek daunnya. Jenis rumput ini banyak dibudidayakan oleh para peternak sapi perah. Odot digunakan sebagai salah satu pakan utama sapi perah guna meningkatkan kadar Total solid (TS) susu yang dihasilnya, sehingga harga susu peternak juga meningkat. Odot memiliki PK 14%, dan LK 2,72%. Penanaman rumput odot sama mudahnya dengan rumput gajah, akan tetapi odot dapat dipanen lebih cepat sekita 10-15 hari dari rumput gajah.

Tebon Jagung.

Jenis pakan ini banyak menjadi favorit peternak sapi pedaging maupun sapi perah, karena selain nilai gizinya yang tinggi, tanaman ini sangat disukai oleh ternak. Tebon jagung merupakan tanaman jagung yang sengaja ditanam sebagai pakan ternak, bukan untuk menghasilkan jagung komersial, karena itu jarak tanamnya pun rapat, dan dipanen di masa keemasannya dimana nutrisi keseluruhan tanaman sedang dipuncaknya, pada waktu tanaman berbunga hingga berbuah muda. Tebon jagung mengandung BK 10,19%, SK 10,19-22,9%, PK 8,8-15,31%, BETN 50,89-70,36% dan TDN 58%. (Baca: Jenis-jenis Domba Budidaya di Indonesia)

Alfafa.

Tanaman yang dapat hidup hingga 30 tahun ini memiliki kandungan PK 15-30%, SK 21.4%, LK 2,7%, dan Abu 13,1%. Alfafa termasuk jenis tumbuhan leguminosa yang sudah umum digunakan untuk pakan sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan ayam, bahkan di benua amerika dikenal dengan sebutan Ratu Hijuan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan sangat disukai ternak. Sebaiknya alfafa dikonsumsi ternak dalam bentuk hijauan kering, karena dalam keadaan segar alfafa memiki zat anti nutrisi yang berpengaruh buruk bagi ternak. (Baca juga: Apa penyebab Keracunan pada Ternak)