Teknik Non Probability Sampling (Selected Sample) melakukan pemilihan sampel dengan cara tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan.
Teknik Non Probability Sampling (Selected Sample) digunakan apabila :
Biaya sangat sedikit ,
Hasilnya diminta segera,
Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut mengenai pengambilan sampel menggunakan teknik Non Probability Sample (Selected Sample) ?
Non-Probability Sampling Penarikan sampel tak berpeluang : penarikan contoh
yang dilakukan dari populasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Pemilihan tidak dilakukan secara acak
Generalisasi terhadap populasi agak sulit dilakukan
Sering digunakan dalam penelitian sosial, marketing research, dll., karena Probability Sampling tidak praktis atau bahkan tidak dapat diterapkan
Jenis-Jenis Non-Probability Sampling
Purposive Sampling (penarikan contoh bertujuan)
Tidak semua populasi bisa dideteksi dengan jelas dimana mereka berada. Jika populasi kita adalah pengguna rokok tertentu, bagaimana kita bisa menggunakan penarikan contoh acak berpeluang. Cara yang termudah adalah kita datang ke suatu tempat, jika ketemu orang yang merokok merk yang kita inginkan dia kita jadikan responden.
Accidental Sampling
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata
kurang obyektif.
Snowball Sampling
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
Volunteer Sampling
Metode yang paling umum dari jenis sampling ini adalah sampling melalui telepon. Sampling semacam ini sering digunakan oleh stasiun televisi dan radio untuk mengumpulkan opini publik mengenai isu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat seperti partai politik yang paling banyak didukung, capital punishment,
dan sebagainya. Masyarakat diminta untuk menelepon dan memberikan suara mereka dalam jangka waktu tertentu, tanpa ada batasan jumlah orang yang dapat menelepon.
Sayangnya tidak ada batasan berapa kali orang yang sama dapat memberikan suara mereka. Karena itu hasil dari sampling ini sering tidak representatif. Selain itu kemungkinan pendapat orang-orang yang menelepon berbeda dengan pendapat orangorang yang tidak menelepon. Kemungkinan hasil sampling ini akan bias sangat besar, karena hanya orang-orang yang punya telepon dan yang menyaksikan televisi atau mendengar radio pada waktu tersebut saja yang mengetahui adanya survei.