Jangan kau meragukan setiaku

664xauto-romantis-kakek-nenek-ini-rayakan-ultah-pernikahan-160829w

Kesetiaan pasangan usia senja di Demak, Jawa Tengah, ini layak dicontoh. Sang Kakek yang sudah pikun dengan setia merawat istrinya yang lumpuh akibat stroke.Ketiadaan biaya mengakibatkan sang istri hanya dirawat sekadarnya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, mereka hanya menggunakan air bekas hujan yang ditampung di blumbang atau kolam.

Nahasnya kolam itu pun milik tetangga.Di blumbang milik tetangga tersebut, Sarmin (62) mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Dengan tubuh bongkoknya, Sarmin harus bolak balik mengambil sedikitnya 10 ember air setiap hari.

Warga Dukuh Kebondalem, Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam ini tidak memiliki pilihan lain. Pasalnya, tidak ada sumber air lain yang lebih dekat. Dia juga tidak berlangganan air PDAM karena tidak memiliki biaya.Kendati hidup penuh keterbatasan, lelaki renta ini tetap setia kepada istrinya, Mukmini (60).

Kesetiaan Sarmin semakin terlihat sejak Mukmini lumpuh 3 tahun terakhir. Sarmin merawat istrinya dengan sepenuh hati. Tak hanya mengurusi Mukmini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga dilakoni Sarmin, seperti memasak dan mencuci.

Dengan sabar Sarmin menyuapi istrinya setiap kali makan atau memandikannya setiap bangun pagi dan menjelang malam.Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sarmin mengandalkan imbalan dari orang lain yang menyuruhnya bekerja. Biasanya dia mendapat uang Rp15 ribu sebagai upah untuk bersih-bersih atau sebagai buruh tani.

Bila sedang mujur dia bisa mendapat Rp50 ribu. Namun jika kurang beruntung, tak serupiah pun dibawa pulang karena tak satu pun yang menggunakan jasanya.Sunah, salah seorang tetangga, menceritakan usia lanjut telah membuat Sarmin pikun. Bahkan saat pulang bekerja untuk menyuapi istrinya makan siang, Sarmin kerap lupa kembali ke tempatnya bekerja.

Tak hanya itu, jika berada di tempatnya bekerja dia pernah lupa untuk pulang menyuapi Mukmini. Kendati sering lupa, namun kesetiaan Sarmin terhadap istrinya perlu menjadi panutan.Selain lumpuh, Mukmini juga kesulitan mengucapkan kata-kata sehingga komunikasi lebih banyak mereka lakukan dengan bahasa tubuh. Pasangan ini, kata Sunah, juga tidak pernah cek-cok meski tidak dikaruniai satu pun anak.

Apa pesan moral dari kisah tersebut?

SUMBER :

Kisah tersebut menunjukkan bahwa cinta sejati itu nyata adanya. Meski raga tak pernah dapat bertemu kembali, rasa sayang sang suami kepada mendiang istrinya tak pernah luntur. Laki-laki itu mencintai istrinya sepenuh hati, meski telah tiada di dunia.