Nabi Saw dan para ulama sejati selalu menganjurkan agar menjaga lidah dari ucapan buruk dan menyakiti orang lain. Ada ucapan bijak yang sangat populer :
سلامة الانسان فى حفظ اللسان
“Keselamatan orang manakala ia bisa menjaga lidahnya”.
Kebalikan dari itu : “Kejatuhan seseorang adalah manakala ia tidak bisa menjaga lidahnya”. Dengat kata lain : “Ucapan yang baik akan menyelamatkanmu. Ucapan yang buruk akan mencelakakanmu.”
Syeikh Nawawi Banten memperingatkan kita agar tidak berkata-kata buruk, menyebarkan kebohongan, fitnah, mengadu domba, hate speech (ujaran kebencian) dan sejenisnya. Ia menulis dalam bukunya yang terkenal “Nashaih al-Ibad”. Ia mengutip riwayat Abu Nu’aim :
ان اكثر الناس ذنوبا يوم القيامة اكثرهم كلاما فيما لا يعنيه. وروي أنه قال يعذب اللسان بعذاب لا يعذب به شيء من الجوارح فيقول يارب لم عذبتنى بعذاب لم تعذب به شيءا من الجوارح فيقال له خرجت منك كلمة بلغت مشارق الأرض ومغاربها فسفك بها الدم الحرام وأخذ بها المال الحرام وانتهك بها الفرج الحرام . فوعزتى لاعذبنك بعذاب لا اعذب به شيءا من الجوارح. رواه أبو نعيم. (نصاءح العباد ، ٤٥-٤٦).
Orang yang paling banyak membawa dosa pada hari kiamat adalah dia yang banyak bicara yang tak berguna. Tidak ada anggota tubuh yang mengalami penderitaan paling berat, selain lidah/mulut/lisan. Lidah bertanya : Duhai Tuhan mengapa Engkau menyiksaku melebihi siksaan-Mu terhadap anggota tubuh yang lain?. Tuhan menjawab : darimu keluar dan menyebar ke seluruh penjuru bumi, kata-kata yang mengakibatkan pembunuhan antar manusia, perampokan, penjarahan dan kekerasan seksual. Demi Kemuliaan-Ku, Aku akan menghukummu jauh lebih berat daripada menghukum bagian tubuh selainmu. (Riwayat Abu Nu’aim).
Selain lidah adalah pena/tulisa. Tulisan bagaikan lidah, lisan. Pena juga berbicara.
فإن القلم أحد اللسانين، فاحفظ القلم عما يجب حفظ اللسان عنه.
“Pena adalah bagian dari lidah. Maka jagalah pena dari hal-hal yang harus dijaga oleh lidah”.
Dengan kata lain, “Jagalah literasimu sebagaimana engkau menjaga lidah/ mulutmu”.