Jadi Diri Sendiri

Mengapa aku harus peduli pada apa yang orang pikirkan tentangku? Aku adalah aku

Sering kali seseorang menghiraukan opini orang lain tentang dirinya. Padahal jika terlalu menghiraukan opini orang, bisa membuat seseorang tidak menjadi dirinya sendiri.

Menjadi diri sendiri akan menjadikan kita lebih bahagia karena hidup kita bukan hanya untuk membahagian omongan orang lain.

Kutipan di atas mengajarkan manusia agar selalu menjadi diri sendiri. Bisa juga dijadikan kata kata caption keren di Instagram.

Sumber:

Jadilah diri sendiri, tidak perlu mengkhawatirkan, merisaukan, memusingkan dan meresahkan apapun yang mereka (orang lain) pikirkan tentang diri anda. Tuhan menciptakan anda dengan tujuan dan alasan yang sesuai dengan diri anda. Lagi pula, dikarenakan yang asli alamiah (original) selalu jauh lebih baik dari pada yang duplikat dan buatan palsu belum tentu sebaik aslinya.

Menjadi diri sendiri adalah salah satu cara untuk kita berbahagia tanpa menggantungkan diri pada pendapat orang lain. Kita bisa menentukan langkah yang harus diambil dalam kehidupan, mampu mengenali suara hati kita tentang apa yang ingin dicapai, dan mampu memahami kelemahan dan kelebihan tanpa membandingkan dengan orang lain.

Setiap manusia itu unik. Sudah diciptakan dengan kemampuannya masing-masing. Kita tidak akan lagi memiliki rasa insecure berlebihan saat melihat keberhasilan orang lain kalau sadar akan value dan tujuan hidup sendiri.

Namun, ada kalanya kita juga perlu mendengarkan saran dan kritik orang lain untuk mendapatkan feedback yang membangun. Tidak lupa juga untuk merenung dan meminta petunjuk kepada Tuhan agar setiap pilihan yang diambil merupakan yang terbaik untuk diri sendiri dan berharap membawa manfaat untuk sekitar kita.

Ketahuilah, tak ada orang yang benar-benar bisa menjadi dirinya sendiri. Pasti ada pengaruh dari luar yang turut membentuk perilaku dan karakter seseorang. Bisa dari buku yang dia baca, tokoh yang diidolakan, di mana dia berada, atau dengan siapa dia berteman. Nah, pengaruh-pengaruh itulah yang harus diseleksi. Jika pengaruh itu datang dengan membawa segenap kebaikan, mengapa tidak? Jika memang demikian, maka wajarlah kalau kemudian diadopsi menjadi bagian dari diri sendiri. Namun jika sebaliknya, maka seseorang justru akan kehilangan jati dirinya.