Proses Kritis dalam setiap stage (tahapan) ITIM
Sub-bagian berikut menjelaskan setiap tahap kematangan secara lebih rinci. Subbagian pertama hanya menggambarkan atribut Tahap 1 karena tidak ada proses kritis (critical) yang terkait didalam tahap ini. Setiap subbagian berikutnya, masing-masing tahapan akan menggambarkan salah satu tahapannya. Di masing-masing sub bagian, tiap tahapan dijelaskan secara singkat, proses kritis yang terkait diidentifikasi beserta daftar kriteria yang berlaku terhadapnya.
Untuk setiap proses kritis, sebuah pengantar dan tujuan singkat dipresentasikan bersama dengan sebuah peta yang menunjukkan praktik utama yang terkait (komitmen organisasi, prasyarat, dan kegiatan) yang membentuk proses penting, diskusi, dan interpretasi praktik utama.
Stage 1: Creating Investment Awareness (menciptakan kesadaran investasi)
Bagian berikut ini memberikan gambaran tentang kondisi dan karakteristik yang terkait dengan organisasi yang beroperasi pada ITIM Tahap 1.
Dalam ITIM, Tahap 1 ini berbeda dengan tahap kematangan lain Karena:
- Tidak ada proses penting yang terkait dengan Tahap 1; dan
- Ditandai dengan tidak adanya proses pengelolaan investasi TI yang terorganisir, dapat dijalankan, dan diterapkan secara konsisten.
Uraian tentang organisasi ITIM Tahap 1 berikut tidak dimaksudkan untuk menjadi komprehensif; Sebaliknya, ini memberikan gambaran umum tentang kondisi umum dan masalah yang biasanya dihadapi didalam organisasi yang berada pada tingkat kematangan Tahap 1.
Umumnya, organisasi ITIM Tahap 1 memiliki proses pengelolaan investasi TI yang ad hoc atau tidak disiplin. Hal ini sering memberi dampak pada kenaikan biaya proyek, risiko yang tidak dapat dihindari, jadwal proyek yang sering molor, misi atau keuntungan bisnis yang rendah, sementara organisasi mungkin memiliki “kantong keunggulan (pockets of excellence)” dalam investasi TI.
Proses pemilihan
Fokus organisasi pada Tahap 1 lebih sering pada kebutuhan pendanaan proyek dan kebutuhan organisasi tingkat yang lebih rendah daripada :
- Nilai investasi Teknologi Informasi yang akan didapat dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi,
- Teknis dan Resiko Ekonomi,
- Permasalahan yang ada pada performa organisasi, atau
- Overruns terkait biaya dan jadwal.
Teknologi Informasi diperlakukan dan dipandang sebagai “pengeluaran” pada sebagian besar anggaran organisasi, dan mungkin terjalin dengan kebutuhan dukungan pendanaan pada sisi manajemen dan administrasi.
Juga, dalam proyek pengadaan Teknologi Informasi multiyear yang bersifat “in the budget pipeline”, sebagian besar akan ditinjau setiap tahun berdasarkan margin peningkatan atau penurunan anggaran tahun sebelumnya, terlepas dari harga, jadwal, dan hasil kerja proyek Teknologi Informasi yang dilakukan sampai saat sekarang.
Singkatnya, ketika beberapa proyek Teknologi Informasi yang dilakukan pada organisasi Tahap 1 mungkin didanani karena mereka terhubung pada tujuan bisnis atau misi yang telah ditetapkan oleh organisasi, tetapi beberapa proyek Teknologi Informasi tetap akan didanai walaupun tidak adanya informasi penting yang dapat menunjukkan peningkatan kinerja dalam program, bisnis, atau misi organisasi.
Proses Kontrol
Organisasi tahap 1 biasanya tidak terstruktur, tidak tepat waktu, dan proses kontrol manajemen investasi IT tidak dilakukan secara konsisten. Eksekutif senior dan manajer mungkin sangat jarang meninjau data kinerja projek Teknologi Informasi, dan karena itu organisasi tidak memiliki metode peringatan dini untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah utama yang terjadi dengan cepat.
Sebaliknya, permasalahan yang terjadi pada proyek ditangani saat masalah tersebut muncul, dan hanya berfokus pada perbaikan cepat daripada mempertimbangkan kemungkinan penyebab sistemik munculnya masalah tersebut.
Akibatnya, keberhasilan proyek tidak dapat diprediksi dan mungkin keberhasilan proyek Teknologi Informasi seringnya merupakan hasil dari usaha luar biasa yang dilakukan oleh individu atau tim proyek.
Selain itu, organisasi tahap 1 juga jarang memiliki kumpulan (dokumen) informasi terkait dengan investasi teknologi informasi yang up-to-date dan lengkap. Misalnya, meskipun mungkin mempunyai dokumen inventarissasi perangkat keras Teknologi Informasi, tetapi mungkin organisasi tidak memiliki daftar lengkap sistem informasi yang ada, software dan tools, serta daftar lisensi yang dimiliki oleh organiasai. Tanpa informasi inventarisasi TI yang lengkap, sebuah organisasi tidak dapat mengembangkan proses pengendalian investasi yang memadai.
Proses evaluasi
Akhirnya, organisasi tahap 1 jarang sekali, jika pernah, mengevaluasi hasil investasi Teknologi Informasi yang dilakukan, atau meng-identifikasi pelajaran-pelajaran yang didapat ketika mengerjakan sebuah projek. Jikapun evaluasi dilakukan, mereka hanya cenderung melakukan hanya untuk merespon tekanan dari luar (misalnya audit atau review dari badan pengawas anggaran), dan mereka cenderung melakukannya tanpa alasan dan tidak dilakukan melalui proses formal yang menggambarkan metode, ruang lingkup, dan pertanggung jawaban yang semestinya.
Stage 2: Membangun dasar atau pondasi Investasi Teknologi Informasi
Tahap 2 membangun dasar atau pondasi investasi TI yang sukses untuk masa sekaang dan masa yang akan datang, dengan cara menetapkan proses seleksi dasar pada investasi Teknologi Informasi dan melakukan pengendalian proses investasi teknologi Informasi.
Pada tahap ini terdapat 5 proses kritis. Setiap proses kritis akan dijelaskan di bawah dengan disertai satu set “Criteria” dan daftar dokumen yang dapat mendukung penggunaan proses kritis pada ITIM
-
Membentuk Badan atau Unit Investasi
Membentuk Badan atau Unit Investasi merupakan suatu proses untuk membuat dan mendefinisikan keanggotaan, menentukan kebjakan, operasi, peran, tanggung jawab, dan kewenangan untuk satu atau lebih badan investasi Teknologi Informasi didalam organisasi.
Criteria: Assessing Risks and Returns: A Guide for Evaluating Federal Agencies’ IT Investment Decision-making (hereafter referred to as IT Assessment Guide) (AIMD-10.1.13), 32, (CCA, OMB M-97-0(2)); Executive
Guide: Improving Mission Performance Through Strategic Information Management and Technology (hereafter referred to as SIM Executive Guide) (AIMD-94-115), Practices 2, 10; Evaluating Information Technology Investments, version 1.0 (hereafter referred to as OMB IT Investment Guide), Office of Management and Budget, 3; Capital Programming Guide, version 1.0, Office of Management and Budget, ii.
-
Memenuhi kebutuhan bisnis
Memenuhi kebutuhan bisnis merupakan suatu proses untuk mengembangkan kasus bisnis dalam mengidentifikasikan sponsor eksekutif kunci dan pelanggan bisnis kunci (atau pengguna akhir) serta kebutuhan bisnis yang akan mendukung proyek TI
Criteria: IT Assessment Guide (AIMD-10.1.13), 15, 16, 17; SIM Executive Guide (AIMD-94-115), Practices 4, 9; OMB M-97-16.
-
Memilih Investasi
Memilih Investasi adalah memperkenalkan sebuah definisi proses dalam oragnisasi sehingga dapat digunakan untuk memilih proposal proyek Teknologi Informasi yang baru dan memilih kembali proyek yang sedang berjalan.
Criteria: IT Assessment Guide (AIMD-10.1.13), 23-25, (CCA, PRA, EO 13011, OMB A-11, OMB A-130, OMB A-109, OMB A-94, OMB M-97-0(2))
-
Memberikan Pengawasan
Memberikan Pengawasan terhadap Investasi merupakan proses yang sangat penting dimana organisasi memonitor proyek teknologi Informasi secara terus menerus pada sisi biaya dan memiliki ekspetasi jadwal serta antisipasi manfaat dan untuk mengetahui kedalaman resiko yang ada pada proyek Teknologi Informasi tersebut.
Criteria: IT Assessment Guide (AIMD-10.1.13), 52, (CCA, PRA, FASA, EO 13011, OMB A-11, Part 3); OMB IT Investment Guide, 10.
-
Menangkap informasi tentang investasi
Menangkap informasi tentang investasi merupakan suatu proses meng-capture dan mengelola informasi investasi Teknologi Informasi tertentu secara rinci dan spesifik untuk menyediakan data asset-tracking yang nantinya akan di gunakan oleh dewan eksekutif atau pimpinan dalam proses pengambilan keputusan.
Criteria: IT Assessment Guide (AIMD-10.1.13), 8, 19; PRA; E.O. 13103; Capital Programming Guide, ii.
Membentuk Badan Investasi
Badan atau Unit Investasi TI merupakan sebuah komponen kunci dalam proses pengelolaan investasi. Pada proses kritis ini akan dilakukan penetapan keanggotaan, panduan dalam membuat kebijakan, operasi, peran, tanggung jawab, dan wewenang untuk setiap dewan yang ditunjuk dan jika sesuai maka akan dibentuk staff pendukungnya juga.
Penetapan tersebut akan memberikan dasar bagi pada masing-masing dewan untuk melakukan pemilihan, pengendalian, dan evaluasi Investasi Teknologi Informasi.
Organisasi juga dapat memilih untuk membuat badan atau unit yang sama dengan badan atau unit yang bertugas untuk memberikan panduan dan dukungan kepada eksekutif terkait dengan dokumen Enterprise Architecture yang ada didalam organisasi.
Tumpang tindih tanggung jawab dapat meningkatkan kemampuan badan atau Unit tersebut dalam memastikan bahwa keputusan investasi yang diambil tetap konsisten dengan Enterprise Architecture yang telah dibuat sebelumnya dan keputusan investasi tersebut benar-benar mencerminkan kebutuhan organisasi.
Tergantung pada ukuran, struktur, dan budaya organisasi, sebuah organisasi dapat memiliki lebih dari satu badan atau unit investasi Teknologi Informasi. Proses kritis ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa kunci dalam proses kritis akan diimplementasikan secara konsisten di setiap badan atau unit investasi IT yang ada didalam organisasi dan organisasi berkewajiban untuk menyesuaikan dan mengkoordinasikan operasi masing-masing badan atau unit tersebut.
Gambar Instituting the Investment Board
Tujuan
Tujuan dibuatnya badan atau unit khusus untuk mengelola investasi Teknologi iInformasi adalah menetapkan dan membentuk struktur badan atau unit manajemen investasi Teknologi Informasi yang sesuai dan melakukan proses memilih, mengendalikan, dan mengevaluasi investasi Teknologi Informasi yang baik. #### Komitmen Organisasi
Komitmen 1: Badan atau Unit Investasi Teknologi Informasi, enterprisewide (yang mencakup seluruh aspek organisasi) terdiri dari atasan eksekutif dari unit Teknologi Informasi dan unit Bisnis. Badan atau Unit tersebut bertanggung jawab untuk menetapkan dan mengimplementasikan Proses Tata Kelola Investasi Teknologi Informasi yang ada didalam organisasi.
Badan investasi enterprisewide dibuat untuk:
- Menentukan struktur organisasi badan investasi Teknologi Informasi dan menetukan proses manajemen investasi Teknologi Investasi.
- Mengimplementasikan proses manajemen investasi Teknologi Informasi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Badan ini terdiri dari para eksekutif, termasuk Pimpinan Organisasi, Chief Information Officer (CIO) atau atasan eksekutif yang mewakili kepentingan CIO, dan kepala unit bisnis dan unit pendukung seperti manajemen keuangan. Ketika CIO diwakili oleh atasan eksekutif lainnya, eksekutif tersebut harus memiliki pengetahuan tentang tanggung jawab manajemen CIO dan mampu mewakili kriteria teknis secara menyeluruh terkait penerapan framework ITIM dalam proses pengambilan keputusan investasi Teknologi Informasi.
Dalam kasus dimana badan investasi yang berada pada tingkat bawah, yang terdiri dari individu-individu dari seluruh unit didalam organisasi, maka individu-individu tersebut diberi hak untuk melaksanakan tanggung jawab investasi TI pada unit bisnis mereka masing-masing. Badan pusat investasi Teknologi Informasi harus tetap mengelola dan bertanggungjawab secara penuh untuk setiap aktivitas yang dilakukan unit investasi Teknologi Informasi dibawahnya. Walaupun demikian, unit investasi Teknologi Informasi dibawah seharusnya tetap memiliki representasi yang sama seperti Badan pusat investasi Teknologi diatasnya.
Badan investasi IT di pusat tidak hanya bertanggung jawab pada sistem utama yang berdampak pada seluruh departemen dan pengguna. Investasi Teknologi Informasi yang bersifat enterprisewide harus dibawa dan ditingkatkan ke badan pusat investasi Teknologi Informasi untuk memastikan bahwa pembelian Teknologi Informasi yag dilakukan oleh manajemen dan pengguna benar-benar mewakili berbagai macam departemen yang ada pada organisasi tersebut.
Badan pusat investasi Teknologi Informasi harus terlibat secara aktif pada seluruh investasi Teknologi Informasi yang dilakukan pada organisasi tersebut, terutama proposal investasi TI yang memiliki biaya yang tinggi atau beresiko tinggi atau memiliki cakupan dan durasi yang signifikan.
Komitmen 2 : Organisasi memiliki dokumentasi proses investasi Teknologi Informasi yang mengarahkan operasional Badan investasi Teknologi Informasi.
Organisasi menggunakan panduan proses investasi IT yang tersedia dan menentukan salah satu gaya (manner) yang unik (didalam organisasi) dimana panduan proses investasi teknologi Informasi tersebut akan diimplemantasikan.
Panduan tersebut seharusnya juga menampilkan peran inti setiap anggota (dewan) di badan investasi, kerja tim (working group), keterlibatan individu dalam proses investasi Teknologi Informasi organisasi, dan juga menggambarkan prosedur dalam menetapkan tanggung jawab atas pengambilan keputusan terhadap proposal dan investasi tertentu.
Panduan tersebut seharusnya juga menentukan bahwa individu dan unit operasi dapat mempertahankan wewenang dalam pengambilan keputusan untuk keputusan spesifik pada unit tersebut, sekaligus juga memastikan bahwa unit tersebut dalam pengambilan keputusannya tetap mengikuti standard dan prosedur organisasi, dan tetap memperhatikan peristiwa atau kejadian-kejadian penting yang terjadi diluar serta poin-poin penting dalam setip proses nya; mengidentifikasi faktor eksternal dan lingkungan yang akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut (misalnya; kendala hukum, perilaku konsumen, pemasok utama atau norma-norma industri); dan menentukan gaya (manner) organisasi dimana proses investasi TI akan dikoordinasikan dengan perencanaan organisasi lainnya yang masih berhubungan, proses-proses dan dokumen-dokumen nya, termasuk rencana strategis organisasi, rencana anggaran, dan dokumen Enterprise Architecture.
Dalam badan investasi Teknologi Informasi yang memiliki beberapa anggota (dewan), panduan proses investasi secara keseluruhan haruslah mendokumentasikan prosedur dan kebijakan yang menentukan setiap rentang kewenangan anggota (dewan) investasi Teknologi Informasi tersebut dan menjelaskan bagaimana koordinasi aktivitas antar anggota (dewan) investasi tersebut.
Prasyarat
Prasyarat 1 : Organisasi memiliki sumberdaya yang memadai, termasuk orang, pendanaan, dan tools yang disediakan untuk mendukung operasional setiap anggota badan Investasi Teknologi Informasi
Manajemen eksekutif biasanya bertanggung jawab untuk membuat badan investasi, menentukan cakupan pekerjaan dan menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan, serta menentukan anggota Badan Investasi tersebut. Dengan membentuk kelompok kerja manajemen investasi dapat membawa manfaat baik bagi Badan investasi TI maupun manajer proyek TI dengan saling berkoordinasi terkait permintaan informasi serta memverifikasi dan memberikan tanggapan.
Prasyarat 2 : Anggota Badan Investasi Teknologi Informasi harus memahami kebijakan manajemen investasi Teknologi Informasi yang ada di organisasi, prosedur, tools beserta teknik yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
.Anggota dewan investasi haruslah memahami kebijakan yang ada di Badan Inestasi dan prosedur, serta memiliki pengalaman dan skill yang baik. Jadi, organisasi harus mempertimbangkan untuk mengenalkan konsep investasi Teknologi Informasi kepada anggota yang mempunyai pengalaman sedikit, atau tidak mempunyai pengalaman, dala pengambilan keputusan atau tidak mempunyai latar belakang pendidikan manajemen investasi Teknologi Informasi.
Ketika masa orientasi, anggota Badan Investasi dapat diberikan pelatihan dan pengetahuan pada beberapa area, seperti teknik evaluasi ekonomi, capital budgeting methods, strategi pengukuran kinerja, dan manajemen risiko. Sebagai tambahan, anggota dewan haruslah menyadari proses spesifik untuk setiap ranah tanggung jawabnya.
Pengetahuan tambahan dan orientasi termasuk juga, antara lain ;
- Briefing yang dirancang khusus untuk anggoa badan Investasi TI yang baru
- Forum edukasi
- Seminar
- Program pelatihan eksekutif yang menawarkan kursus keahlian tertentu secara mendalam
Prasyarat 3 : Setiap wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota didalam Badan Investasi Teknologi Informasi harus didefinisikan dengan jelas, hal ini berguna untuk meminimalkan terjadinya overlaps (tumpang tindih) atau kesenjangan wewenang antar anggota.
Ketika beberapa anggota Badan Investasi TI melaksanakan proses tata kelola investasi TI didalam organisasi, kriteria-kriteria pekerjaan dan tanggungjawab harus didefinisikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau kesenjangan dalam kewenangan dan tanggung jawab diantara anggota.
Kriteria ini dapat didasarkan pada biaya, benefit, jadwal, dan batasan risiko, jumlah pengguna yang terperngaruh, fungsi unit bisnis (seperti; CIO, human resource, dan pegawai), siklus investasi IT (misalnya ; proof of concept, full scale development, or operations and maintenance), atau tindakan lain yang sebanding dan bermanfaat.
Sebagai contoh; Inestasi teknologi Informasi yang membutuhkan biaya kurang dari $100,000 dapat dilakukan oleh Badan Investasi dengan tingkatan rendah, tetapi untuk investasi dengan biaya lebih dari $100 juta harus dikelola secara penuh oleh Badan Investasi Pusat.
Aktivitas
Aktivitas 1 : Anggota Badan investasi Organisasi mempunyai tanggung jawab pengawasan secara penuh terhadap development dan maintenance sebuah dokumentasi dari suatu investasi TI.
Sebagai dewan (anggota) yang bertanggung jawab dalam menentukan dan menerapkan proses manajemen investasi TI organisasi, dewan investasi harus sudah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan sebuah panduan secara spesifik terkait dengan investasi TI didalam organisasi.
Hal-hal yang bersangkutan dengan proses kerja dewan seperti jadwal, agenda, pembagian kewenangan, peraturan pengambilan keputusan, dll, juga tercantum dalam panduan tersebut. Selain diharuskan telah membuat panduan ini, dewan investasi juga harus terus berusaha menjaga agar panduan ini tetap relevan terhadap proses-proses seleksi, control, dan evaluasi yang terjadi di dalam penerapan manajemen investasi IT
Aktivitas 2 : Setiap dewan investasi perusahaan bekerja sesuai dengan tugas dan kewenangan yang telah diberikan
Agar semua proses manajemen investasi IT perusahaan berjalan dengan lancar dan efektif, hendaknya masing-masing dewan investasi juga harus beroperasi sesuai dengan tugas dan kewenangan yang telah diberikan. Agar investasi TI yang dilakukan selaras dengan tujuan organisasi dan hasilnya juga bisa dikontrol oleh dewan lain yang bersangkutan
Aktivitas 3 : Organisasi telah memiliki manajemen kontrol untuk memastikan bahwa semua keputusan dewan investasi perusahaan telah dilakukan dengan baik
Pembentukan manajemen kontrol ini membantu agar manajemen perusahaan melakukan semua keputusan yang telah dibuat oleh dewan investasi IT. Tanpa adanya manajemen kontrol, keputusan yang telah dibuat oleh dewan investasi IT bisa saja tidak diimplementasikan oleh manajemen perusahaan karena adanya konflik kewenangan terhadap bagian perusahaan lain.
Untuk memastikan kepatuhan terhadap manajemen kontrol ini, struktur hubungan antara high level manajemen perusahaan dan dewan investasi sebaiknya sudah terdokumentasikan dengan baik dan disepakati kedua belah pihak. Dewan Investasi IT harus memiliki kepercayaan diri yang terhadap high-level manajemen saat memelilh proposal projek baru ataupun pendanaan project yang sedang berjalan
Referensi :
GAO. Information Technology Investment Management: A Framework for Assessing and Improving Process Maturity. US: United States General Accounting Office. 2004