Ikan Gabus dan Nenek Tua

ikan gabus Suatu hari, ada seorang nenek tua yang sangat miskin. Ia tidak memiliki apa-apa selain pakaian lusuh yang melekat di tubuhnya. Setiap harinya, wanita tua tersebut hanya berkerja mencari kayu dan daun-daunan di hutan untuk ditukarkan dengan makanan.

Pada saat musim kemarau, terjadi kekeringan di sungai-sungai. Sehingga sungai menjadi kering dan kekurangan air. Suatu hari nenek tua itu pergi ke hutan dan ia sampai ke salah satu sungai di sana. Di sungai itu tidak terdapat banyak air dan banyak ikan gabus yang sulit bernapas karena kekurangan air.

Nenek itu sangat senang saat ia menemukan banyak ikan gabus di dalam sungai. Ia berpikir bahwa ia dapat membawa pulang beberapa ikan gabus itu, dan menyantapnya nanti, dan sisa nya dapat ia jual. Tidak lama setelah berpikir demikian, ia berjongkok di tepi sungai itu dan memperhatikan ikan-ikan gabus itu. Lama-lama wanita itu berubah pikiran, katanya “Kasihan sekali ikan-ikan ini, tidak bisa menyelamatkan diri nya sendiri”. Karena perubahan pikirannya ia tidak jadi mengambil ikan-ikan itu.

Saat sedang memandang ikan-ikan itu, tiba-tiba muncul ikan gabus yang besar yang dapat berbicara seperti layaknya manusia. Ikan itu berkata “Ya Tuhan, berilah kami hujan!”. Tak lama setelah itu, turunlah hujan yang sangat lebat. Air sungai semakin naik dan ikan-ikan berenang dengan lincah dan gembira. Nenek itu juga ikut berteduh di bawah pohon.

Saat perjalanan pulang, ia memikirkan apa yang barusan terjadi. Ia berpikir jika ia meminta uang kepada Tuhan sama seperti ikan gabus yang meminta hujan, mungkin Tuhan juga akan memberikannya.

Sesampainya nenek tua itu di rumah, ia langsung duduk sambil mengadah dan berseru sangat keras, ia berseru “Ya Tuhan, berilah hamba mu ini uang!” Nenek itu terus berseru dan berdoa sampai malam. Wanita itu berseru sangat keras sampai tetangga nya yang kaya raya terganggu. Tetangga nya itu akhirnya menegur nenek miskin itu, “Hai wanita tua! Ini sudah malam, jangan ganggu orang yang sedang tidur! Tuhan tidak akan memberikan mu uang. Teruslah mencari kayu dan dedaunan di hutan. Itu memang sudah jalan mu!” Nenek tua tidak menghiraukan tetangga nya dan terus berdoa kepada Tuhan.

Karena kesal orang kaya itu mengambil karung dan memasukkan pecahan genting dan kaca ke dalamnya. Setelah itu, ia naik ke atas rumah nenek tua dan menjatuhkan karung berisi pecahan kaca dan genting itu tepat mengenai tubuh nenek tua. Setelah ia menjatuhkan karung itu, ia turun dan mengintip keadaan nenek. Nenek itu ternyata pingsan. Tidak lama nenek itu bangun, lalu memeluk karung itu dan membuka nya. Nenek itu sangat kaget melihat banyak uang dan emas di dalam karung. Ternyata, pecahan kaca dan genting berubah menjadi uang dan emas. Nenek tua menjadi kaya raya, melebihi tetangga nya.

Tetangga yang kaya itu iri dengan kekayaan nenek, sehingga ia meminta pelayannya agar tengah malam nanti menjatuhkan dua karung berisi pecahan kaca dan genting. Saat tengah malam tiba, orang kaya itu berseru-seru dengan keras seperti nenek tua kemarin. Tak lama ia berseru-seru, pelayannya segera menjatuhkan dua karung tepat mengenai badannya, sehingga dia pingsan agak lama. Setelah ia sadar, ia memeluk karung itu dengan tangan yang terluka dan patah. Saat membuka kedua karung, dan ia sangat kaget dan kecewa melihat pecahan genting dan kaca yang berada di dalam kedua karung tidak berubah menjadi uang atau emas. Perlahan harta tetangga yang jahat itu habis untuk berobat. Namun tangan nya tak kunjung sembuh. Ia tak lagi bisa berkerja dan akhirnya jatuh miskin.

Sumber: Dongeng Sebelum Tidur: DONGENG ORANG MISKIN DAN IKAN GABUS