Hinaan apa yang pernah kamu dapatkan dan bagaimana cara menanganinya?

image

Hinaan merupakan sebuah lontaran yang merendahkan seseorang. hinaan biasanya dilontarkan karena adanya perselisihan atau pertengkaran antara satu orang dengan orang lain. Bahkan, apabila seseorang tidak menyukai orang lain maka secara tidak sadar akan menghina baik secara fisik, mental, dsb.

Mungkin semua orang pernah mengalami hinaan, dan tidak banyak yang bisa bertahan dengan hinaan tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa hinaan merupakan motivasi untuk diri kita. Apakah benar?

Nah, hinaan apa yang pernah kalian dapatkan dan bagaimana cara menghadapi hinaan tersebut?

1 Like

Pengalaman saya yang pernah mendapatkan hal tersebut hususnya pada fisik. Walaupun saya tau bahwa dia mengatakan hal tersebut secara bercanda ataupun mungkin hanya untuk mencairkan suasana saja, tetapi hal tersebut menurut saya sudah keterlaluan. Cara untuk saya menghadapi hal tersebut jujur jika berada di situasi seperti itu saya hanya diam saja karena saya tipe orang yang tidak ingin berdebat dan mencari masalah dengan orang lain, saya menganggap perkataan mereka sebagai motivasi untuk saya lebih baik lagi kedepannya atau pun mungkin sebagai bahan evaluasi diri.

saya pernah mendapatkan hinaan secara fisik. memang itu jahat sekali. sakit hati rasanya. ingin membalas tapi apa daya yang ia katakan benar. maka dari itu saya tidak pernah menanggapinya dan saya lebih memilih untuk menjauhi si penghina karena kalau dekat atu ketemu terus itu akan membuat saya sedih emosi dan semakin emosi yang akhirnya menyakiti diri sendiri batin bahkan psikis. untuk itu cara saya melawannya dengan saya berubah. baik itu dengan memperbaiki diri atau menambah prestasi diri agar dia yang dulu pernah menghina saya bisa bungkam dengan sendrinya. biar waktu yang menjawab serta yang memulihkan semuanya. karena saya percaya Tuhan itu maha adil.

Aku punya circle pertemanan yang udah ada sejak aku baru masuk SMA dan masih akrab sampai sekarang. Memang punya teman yang akrab udah dari lama itu rasanya seneng karna kita tumbuh bersama, berjuang bersama, dan mengetahui perjuangan satu sama lain bersama-sama juga. Diskusi kita saat nongkrong juga udah mengarah ke topik-topik yang dalam karena memang udah saling mengenal baik.

Tapi, ada satu masalah yang lumayan menggangguku. Mungkin karena kita saking akrabnya, teman-temanku lumayan sering “menghina” aku terutama hal fisik. Memang niat mereka itu bercanda dan aku paham akan hal itu. Memang kita sangat sering bercanda dan tidak jarang juga bisa dibilang kelewatan, tapi aku sering menjadi target utama mereka. Karena kita memang udah kenal lama dan aku udah lama digituin, jadi aku bisa memakluminya. Tapi pasti ada suatu saat dimana suasana hatiku sedang tidak baik tapi mereka melakukan hal itu lagi. Kejadian seperti itu terkadang membuat aku kesal atau bahkan marah karena mengapa aku sering mendapatkan perlakuan seperti itu.

Aku pernah speak up ke mereka kalo aku kadang engga nyaman dengan cara bercanda mereka yang seperti itu. Tapi ternyata respon mereka malah semakin menyudutkan aku. Mereka mengecap aku baperan, terlalu serius, kurang asik, dan sebagainya. Ditambah lagi mereka malah menjadikan speak up aku sebagai bahan bercandaan.

Setelah kejadian speak up itu, aku jadi mengubah sikapku. Aku berpikiran mungkin ini ujian buat aku atas kesalahan yang pernah aku buat juga. Jadi, aku berusaha menjadikan celaan itu sebagai motivasi buat berkembang menjadi lebih baik lagi. Aku akan membalas celaan itu secara tidak langsung, yaitu dengan prestasi atau capaian yang aku raih. Yah itulah suka dukanya punya temen yang akrab tapi agak toxic .

Hampir dari semua jawaban di forum ini sangat relate dengan kejadian yang pernah aku alami. Hinaan fisik dari orang lain khususnya teman memang cukup mengusik ketentraman hati ya, mau menegur tapi sudah pasti nanti jadi boomerang untuk kita, nanti dianggap gak asik, karena baperan. Jadi terpaksa respon yang kita keluarkan hanyalah diam, seolah hinaan tersebut bukanlah hal yang menyakitkan untuk kita.

Tapi berdasarkan pengalamanku, dan menurutku ini lebih menyakitkan dari hinaan seorang teman. Yaitu hinaan yang berasal dari keluarga sendiri, keluarga yang sudah kita anggap sebagai orang yang paling kita percaya, orang yang paling bisa jadi tempat kita berlindung, tapi ternyata bisa menjadi orang yang paling menyakiti. Entah karena emosi jadi spontan mengeluarkan hinaan tersebut, entah menghina untuk menjadikan itu sebagai motivasi atau memang sengaja mengeluarkan ucapan menghina saja. Tapi rasanya, jika hanya untuk membangkitkan motivasi masih banyak cara yang dapat dilakukan selain menghina ya hehe. Responku saat itu hanya diam dan tentunya aku sebagai wanita biasa yang sekuat apapun aku hidup pasti punya rasa sedih, jadi aku hanya bisa menangis sendirian membayangkan sakitnya ucapan yang keluar saat itu.

Jika berbicara mengenai cara menanganinya jujur aku sendiri belum tau cara yang ampuh untuk memaklumi atau melupakan hinaan itu. Tapi seiring berjalannya waktu, aku dapat menjadikan hinaan tersebut sebagai motivasi aku untuk grow up versi terbaik ku. Bukan hanya untuk menunjukkan pada orang yang telah menghina aku saja, tapi untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa aku sebenarnya layak merasakan hidup tentram tanpa hinaan dari orang lain.