Hilang sudah tanah kaya

Berpuluh tahun yang lalu aku berdiri
Mencintamu memberi segala yang dapat ku beri
Namun apa yang kau balas pada pengorbanan ku? Tak ada! Hampa belaka!
Dengan tangan kumal dekil ku singkirkan pagar duri para penjajah, ku tanami melati sebagai pagar dari bangsamu, dan putra putra mu menyusui air ibu Pertiwi,
Mengapa kini putra putra yang ku juangkan dulu menjadi penjajah tanah sendiri
Dimana tanah kaya dahulu?
Dimana?
Dalam kantong putra putra mu yang serakah!