Taman Nasional Wasur ini merupakan salah satu bagian dari lahan basah terbesar di Indonesia bahkan di Asia yang masih alami. Luasnya hingga mencapai 413.800 hektar. Kurang lebih 70% bagian dari wilayah ini terdiri dari padang sabana.
Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat sekitar 80 jenis mamalia dan 399 jenis burung, sehingga merupakan wilayah yang paling kaya akan jenis burung di Irian Jaya.
Mamalia; Berdasarkan survey pendahuluan telah teridentifikasi 34 spesies dari 80 species yang diperkirakan ada dan 32 spesies diantaranya adalah satwa endemik Irian Jaya. Mamalia besar asli yang terdapat di kawasan Taman Nasional Wasur adalah tiga marsupial yaitu :
- kanguru lapang (Macropus agilis),
- kanguru hutan/biasa (Darcopsis veterurn) dan
- kanguru bus (Thylogale brunii).
Marsupial karnivora di dalam kawasan ini antara lain:
- musang hutan (Dasyurus spartocus) yang merupakan satwa endemik untuk kawasan Trans-fly .
- Mamalia lainnya antara lain kuskus berbintik (Spilocuscus maculatus), Petaurus breviceps (diketahui oleh masyarakat setempat sebagai tupai), Dactylopsa trivirgata semuanya terdapat di sekitar hutan pantai, landak irian bermoncong pendek, tikus berkantung, kucing berkantung, kalong, dan kelelawar
Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman burung yang tinggi. Tercatat 403 species dan 74 species diantaranya endemik Irian Jaya dan diperkiraan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis-jenis burung tersebut antara lain:
- burung garuda irian (Aquita gunisyei),
- cenderawasih (Paradisea apoda novaguineae),
- kakatua (Cacatua sp),
- mambruk ( Crown pigeons ),
- kasuari (Cassowary),
- elang (Circus sp),
- alap-alap ( Accipiter sp),
- Namdur (Ailuroedus sp),
- tetengket (Alcedo sp),
- belibis (Anas sp), dan
- cangak (Ardea sp).
Taman Nasional Wasur merupakan daerah lahan basah dan merupakan tempat yang sangat penting untuk burung burung air di Indonesia, khususnya burung migran dari Australia dan New Zealand. Oleh karena itu, kawasan itu memiliki arti penting bagi kepentingan internasional sebagai tempat persinggahan ribuan burung migran asal Australia dan Asia. Daerah-daerah yang sering menjadi habitat burung migran adalah padang rumput, savana, danau Rawa Biru dan Pantai Ndalir.
Pantai Ndalir sering dihadiri sekelompok burung pantai migran setiap tahunnya selama bulan Agustus sampai September seperti misalnya, burung red-necked stint , terek , great knot and greater serta lesser sandplover .
Koloni ibis, egreta dan tiga koloni besar dari burung kapal selam ( cormorant ) sering menempati padang rumput rawa dekat Ukra, Rawa Biru, Mblatar dan Upaimbar. Sejumlah burung air seperti bangau abu-abu/Ndarau (Cranes Trans-Fly), pelikan, ibis (straw-necked, Glossy dan White), Boha (Magpie Geese) melakukan perkawinan di kawasan Taman Nasional Wasur. Burung pantai (Plovers, Australian Pratincole), gajahan keciI/little curlew (Numenius rninutus) dan paruh sendok (Royal Spoonhills) semuanya merupakan burung migran yang mempunyai peranan penting dalam ekologo kawasan ini.
Pada daerah Sungai Fly di bagian Utara kawasan, sering dijumpai sejumlah burung-burung Australia seperti elang (Wedge-tailed Eagle). kasuari lapang (Australian Bustard), bangau abu-abu/Ndarau (BroIga), Grey crowned Babbler dan Blue-winged Kookaburra.
Pada kawasan ini juga terdapat 5 (lima) species burung endemik di kawasan Trans-Fly yaitu Megalurus albolimbatus ( Fly – River Warbler ), Lonchura (emprit) 2 species, Alcedo pusilla pusilla ( Little Paradise Kingfisher ) dan Dacelo tyro archboldi (Spangled Kookaburra). Burung–burung tersebut biasanya muncul di kawasan padang rumput di sekitar Rawa Biru.
Reptil; Berdasarkan survey pendahuluan telah tercatat 21 jenis reptil, yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus prosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp), 4 jenis kura-kura, 5 jenis kadal (Mabouya sp), 8 jenis ular (Candoidae, Liasis, Phyton) dan 1 jenis bunglon (Calotus jutatas).
Sedangkan jenis katak yang tercatat hanya 3 jenis yaitu katak pohon (Hylla crureelea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rana macrodon).
Sangat sedikit informasi yang diketahui dari jenis reptil termasuk buaya, ular, biawak dan kura–kura. Secara umum buaya muara Crocodylus porosus dan buaya air tawar Crocodylus novaguineae dapat ditemukan di sungai dan laguna dalam kawasan. Buaya muara telah jarang dijumpai, kecuali di muara sungai torasi. Hasil survey tahun 1997 di Danau Rawa Biru dan Rawa Ukra, Rawa Pemul, dan sungai Maro, jumlah individu yang tercatat berturut-turut 32, 10 dan kurang dari 10 ekor.
Kura-kura leher panjang Irian (Chelodina novaeguineae) dan kura-kura dada merah (Emydura subglobosa) hidup di daerah rawa dan danau dan biawak besar (Varanus sp) ditemukan di kawasan Trans-Fly.
Ikan; Kawasan Taman Nasional Wasur merupakan lahan basah yang luas, dimana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Pada kawasan ini terdapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang diperkirakan ada, dan 32 jenis diantaranya terdapat di danau Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di sungai Maro.
Banyak spesies ikan yang unik di kawasan ini seperti misalnya Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga. Selain itu juga terdapat jenis-jenis ikan lain seperti Oxyeleotris firnbriata, Glassornia aprian, Ambassis, dan Arius , serta ikan kakap (Lates calcarifer) yang memiliki arti penting bagi perekonomian penduduk sekitar kawasan.
Serangga; Informasi jenis-jenis serangga dalam kawasan Taman Nasional Wasur masih belum banyak diperoleh, namun telah tercatat sebanyak 48 jenis, diantaranya rayap (Tumulitermis. sp dan Protocapritermis sp), kupu-kupu (Ornithopera priamus), dan semut (Fomicidae, Nyptalidae. Pieridae) .
Selain jenis-jenis fauna asli sepenti tersebut di atas, di dalam kawasan Taman Nasional Wasur juga terdapat jenis-jenis eksotik, sepeti sapi (Bos sp), babi (Sus scrofa), rusa (Cervus timorensis). kuda, anjing, kucing, bekicot (Achatina fulica), keong dan bermacam–macam species ikan seperti betik ( Anabas testudineus), gabus (Crassius auratus), mujair (Oreochromis rnossambica), dan tawes (Cyprinus carpio).
Satwa tersebut merupakan hama sebab mereka merusak Iahan, memangsa jenis jenis asli (seperti memangsa kura-kura air tawar) dan membantu penyebaran serta perkecambahan biji gulma (misaInya biji Starchytarpeta sp)
Fauna eksotik antara lain :
Sapi ( Bos indicus ); keberadaannya di dalam Taman Nasional Wasur terutama di sekitar Desa Tomerau. Sistem pengembalaan dengan cara melepas di luar zona pemukiman telah memberikan dampak negatif terhadap perlindungan, pengawetan dan pelestarian flora fauna endemik, terutama tingkat persaingan konsumsi pakan dan air serta mempercepat penyebaran biji-biji tumbuhan eksotik yang mengancam ekosistem taman nasional.
Rusa timor ( Cervus timorensis ); keberadaan dan daerah jelajahnya yang luas merupakan pesaing bagi satwa endemik terutama jenis mamalia berkantung kangguru/wallaabi, serta kesukaannya terhadap jenis rumput buluh/kasim ( Phragmites karka ) disepanjang sungai dan badan air mengakibatkan ekosistem sungai menjadi dangkal sehingga mengurangi debit air.
Anjing ( Canis fainittaris ); hidupnya semi liar dan menjadi hewan carnifora pemakan satwa-satwa endemik. Keberadaannya didalam kawasan berasal dari para pemburu masyarakat tradisional yang menggunakan anjing sebagai sarana bantu berburu. Awalnya anjing-anjing tersebut terpisah dari kawanannya dan akhirnya menjadi hewan yang liar dan buas.