Hentikan Kebiasaan Mengupil

Mengupil atau mengambil kotoran hidung dengan tangan adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan banyak orang. Meski dianggap jorok, kebiasaan ini rupanya sulit untuk ditinggalkan.

Infeksi Kuman

Pendapat lain diungkapkan Dr Vijay Ramakrishnan, profesor otolaringolog di University of Colorado, AS. Dia mengatakan, selain luka, infeksi terkait mengupil juga harus menjadi perhatian. Bagian bawah kuku jari merupakan tempat bersarangnya bakteri. Jika seseorang mengupil dengan kasar dan terlalu sering hingga menghilangkan kulit dalam hidung, kuman di ujung jari bisa masuk ke lokasi luka tersebut. Meski infeksi signifikan jarang terjadi, infeksi superfisial seperti terjadi kantong bernanah berisi bakter mungkin saja terjadi. Tak hanya itu, infeksi virus seperti flu juga bisa terjadi akibat kebiasaan buruk ini. Itu karena kuman yang menyebabkan demam dan flu bisa saja masuk ke tubuh melalui hidung. Dalam lubang hidung, terdapat beberapa “pintu” yang memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh Anda.

Kasus Ekstrem

Dalam beberapa kasus ekstrem, mengupil bahkan bisa merusak septum atau dinding yang membagi rongga hidung. Mengupil sepanjang waktu bisa menghilangkan lapisan mukosa (lapisan lembap) dan tulang rawan septum yang mendasar. Ramakhrisnan menyebut, hal ini bisa membuat lubang di septum hidung. Penelitiannya juga menunjukkan bahwa jenis perforasi (lubang) septum ini bisa menyebabkan rasa sakit, mimisan, dan gejalan lainnya. Perforasi septum hidung ini sering kali sulit diperbaiki.

Cara Berhenti
Anda bisa menggunakan perban di jari tangan. Ini bisa membuat Anda kurang nyaman untuk mengupil. Namun, jika hidung Anda terasa benar-benar kering dan gatal, tentu mengupil tak bisa dihindarkan. Untuk itu, Comer menyarankan untuk membasahi hidung Anda dengan semprotan garam atau menggunakan pelembap di malam hari. Lain soal jika Anda berada dalam lingkaran setan dengan koreng dalam hidung seperti di atas. Untuk mengatasi hal ini, Comer menyarankan untuk memberikan petroleum jelly di tempat luka, tentunya tidak dengan jari tangan melainkan dengan cotton bud atau kapas.

Sumber: