Haruskah Seorang Workaholic Mendapatkan Pengobatan atau Terapi?

image

Beberapa gejala kecanduan kerja meliputi:

  • Menghabiskan waktu yang lama di kantor (bahkan saat tidak memliki sesuatu yang harus dikerjakan)
  • Kurang tidur karena terlibat dalam suatu proyek kerja atau menyelesaikan tugas
  • Terobsesi dengan kesuksesan yang berhubungan dengan pekerjaan
  • Sangat takut merasa gagal
  • Menjadi paranoid jika kinerja dinilai kurang maksimal
  • Mengabaikan hubungan pribadi karena pekerjaan
  • Memiliki sikap defensif terhadap orang lain tentang pekerjaan mereka
  • Menggunakan pekerjaan sebagai cara untuk menghindari masalah
  • Bekerja untuk mengatasi perasaan bersalah atau depresi
  • Bekerja untuk menghindari masalah seperti kematian, perceraian, atau masalah keuangan

Dengan mempunyai kecanduan seperti itu bukankah tidak baik bagi kesehatan jiwa? Lalu, Bagaimana cara mengatasinya?Apakah seorang workaholic memerlukan terapi atau pengobatan khusus?

Summary

Work Addiction: Symptoms, Diagnosis, and Treatment

berdasarkan penelitian workaholic bukan termasuk ke dalam gangguang jiwa karena masih ada sisi positif di dalamnya. Hal lainnya dikarenakan kerja yang berlebihan terkadang bisa dihargai secara finansial maupun budaya. Kecanduan kerja itu sendiri bisa dikategorikan sebagai sebuah masalah apabila telah menimbulkan masalah dengan cara yang sama dengan kecanduan lainnya.

jika merasa dirinya termasuk workaholic yang perlu dilakukan adalah mengendalikan diri, dengan beberapa cara dibawah ini:

  1. Manajemen Waktu, tentukan jam bekerja kalian dan komitmen pada waktu yang telah kalian tentukan tersebut.
  2. Tentukan tujuan, apa tujuan kalian melakukan pekerjaan yang lebih tersebut? jika memang positif silahkan dilanjutkan tetapi jika alasannya untuk menghindari permasalahan lain hentikan.
  3. jaga kualitas kerja, hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan fokus bekerja di waktu yang telah anda tentukan sebelumnya agar pekerjaan bisa selesai diwaktu yang tepat, hindari disktraksi dari hal lain seperti gawai dll.
  4. Luangkan waktu untuk me time, bisa diisi dengan liburan, istirahat, pergi belanja dan lain sebagainya sesuai kebutuhan masing-masing.

apabila telah mencoba hal tersebut tetapi tidak membuahkan hasil, bisa melakukan konseling dengan psikolog atau terapis untuk membantu anda mengendalikan hasrat bekerja tersebut.

Referensi

https://www.cermati.com/artikel/tips-mengurangi-kebiasaan-workaholic
Workaholic: Definisi, Ciri-Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

Masalah workaholism dapat menjadi jelas dan menunjukkan perlunya pengobatan ketika seseorang menjadi depresi, mudah tersinggung sampai-sampai mereka tidak dapat bekerja sama dengan rekan kerja, atau ketika kondisi dan perilaku mereka menjadi tidak dapat ditoleransi oleh anggota keluarga.

Menurut saya, tidak harus sampai mendapatkan pengobatan atau terapi. Karakter workaholic ini rasanya muncul secara sadar dan tidak diidentifikasikan sebagai sesuatu yang membahayakan, secara general. Segala tuntutan yang berasal dari lingkungan dan sekitar sangat mempengaruhi seseorang untuk bekerja secara terus-terusan dan lebih passionate. Selain tips-tips mengenai management waktu yang baik dan memprioritaskan waktu untuk bersantai, menurut saya kehadiran seseorang untuk mengingatkan seorang workaholic ini bisa jadi sangat bermanfaat.

Berdasarkan yang saya amati di sekitar saya, rata-rata seseorang yang workaholic ini tidak memiliki prioritas utama atau kegiatan utama selain bekerja, bekerja, dan bekerja. Mereka tidak memiliki kesibukan lain yang nyaman dan bisa ditekuni sehingga melampiaskan semua tenaganya untuk fokus pada pekerjaan. Kehadiran seseorang yang dapat membantu memberikan pengawasan juga sebagai teman keseharian sepertinya cukup efektif untuk mengurangi kecanduan bekerjanya ini.

Seorang teman yang sefrekuensi, memiliki hobi atau kesukaan yang sama, saling terbuka, dan saling percaya bisa dijadikan alternatif untuk mengajak seorang workaholic ini mulai menikmati apa yang namanya hidup, lebih santai, dan rileks. Seseorang yang selalu ada pastinya menjadi dambaan semua orang, kan?

Jika yang dimaksud di sini adalah pengobatan atau terapi psikologis, maka jawabannya tergantung apakah workaholic yang diderita merupakan abnormalitas atau tidak. Batas yang membedakan apakah seseorang normal dan abnormal adalah masih mampu atau tidaknya ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Jadi jika dengan workaholic-nya kehidupan orang tersebut masih dapat berjalan dengan baik, maka tidak perlu dilakukan pengobatan atau terapi. tetapi jika orang tersebut workaholicnya sudah mengganggu misalnya membuatnya tidak bisa tidur seminggu penuh atau membuat aspek kehidupannya yang lain menjadi berantakan maka diperlukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.