Haruskah Kita Bersimpati Dengan Pekerjaan Orang Lain?

Hallo, Youdics! Pasti kalian sudah tidak asing dong dengan pekerjaan seperti gambar di atas? Yes, exactly! Petugas PLN!
Hayoo siapa disini yang suka mengeluh dan menyalahkan bapak PLN karena ngga jadi mandi gara-gara listrik di rumah alirannya terputus? cuuung! :laughing:

Pastinya udah banyak yang tau ya kalo penyebab listrik terputus karena ada gangguan pada kabel di tower. Sehingga mengharuskan para petugas untuk memeriksanya di atas tower! Ternyata meskipun demikian, ada dua kubu yang berpendapat kalo mereka (petugas PLN) itu rela berkorban dan ada yang merasa bahwa itu memang profesionalisme dalam bekerja. Ada yang mengatakan bahwa kita berhak bebas mengeluh karena kita sudah membayar dan sudah menjadi tugas mereka untuk bekerja bertaruh nyawa di atas tower. Namun, ada juga yang berkata bahwa mungkin bahasa “berkorban” nya saja yang kurang pas. Pekerjaan petugas PLN tersebut lebih ke profesionalisme para pekerja yang patut mendapat respect dari kita. Perlu diketahui bahwa profesionalisme kerja merupakan sikap yang membuat orang mampu menempatkan diri sebagai orang yang mengerti dan paham akan tugas dan tanggung jawab pekerjaan, serta selalu fokus dan konsisten dengan target dan tujuan.

Nah, kalo menurut Youdics sendiri bagaimana? Fenomena ini termasuk berkorban atau profesionalisme, ya? Kita diskusi di kolom komentar, yuk!

hmm, kalo menurut ku fenomena ini adalah sebuh profesionalisme dalam pekerjaan. Menyelesaikan pekerjaan adalah sebuah tanggung jawab (profesionalisme) yang harus dilakukan. Seperti yang kita ketahui semua pekerjaan memiliki resiko nya masing-masing dan pekerjaan adalah sebuah pilihan bagi seseorang untuk mengerjakannya, sehingga mereka siap menghadapi segala risiko atau apapun yang terjadi.

1 Like

dalam setiap pekerjaan pasti memiliki risiko yang berbeda-beda. ada yang bertaruh nyawa, ada yang bertaruh nama baik, ada yang bertaruh harga diri. menurutku itu termasuk profesionalisme kerja. mereka sudah tau dong risiko akan suatu pekerjaan itu apa, dan mereka masih menginkan pekerjaan tersebut dengan berbagai alasan, seperti karena minat dan bakat, karena disuruh orang tua, atau mungkin karena salary yang didapatkan cukup menggiurkan. untuk mendapatkan suatu pekerjaan juga membutuhkan beberapa kualifikasi yang cukup berat dan bersaing, tapi mereka tetap keras menginkan profesi tersebut ya itu lah profesionalisme menurutku.

1 Like

Menurut saya, pekerjaan - pekerjaan berbahaya seperti petugas PLN yang kerjanya salah satunya adalah memperbaiki jaringan listrik di sutet - sutet bertegangan tinggi di ketinggian dan berbagai resiko yang mengintai merupakan pekerjaan - pekerjaan yang menuntut profesionalisme, skill, dan juga pengalaman yang tidak sedikit. Saya setuju jika istilah " berkorban " bukanlah istilah yang tepat untuk menggambarkan para pekerja ini. Tetapi mereka - mereka inilah yang seharusnya mendapatkan respect dan pengakuan lebih dari masyarakat.

menurut saya tentu saja perlu, karena pekerjaan yang ada dengan keberagamannya sebenarnya saling memiliki keterkaitan satu sama lain. dengan keberagaman tersebut tentu saja juga terdapat perbedaan taraf konsekuensi yang diterima karena pekerjaan ada yang mengharuskan seseorang mempertaruhkan hal-hal disekitarnya.
oleh karenanya dalam memutuskan pekerjaan tentu sudah tahu resiko apa yang akan didapat, dan tuntutan tanggung jawab dan profesionalitas dalam bekerja.

nah saya setuju dengan pendapat ini. tujuan orang untuk mau mengerjakan suatu kegiatan pasti berbeda-beda. bisa saja mereka ingin melakukan pekerjaan tersebut karena tertatik untuk memahami lebih jauh tentang hal yang dikerjakan, karena salary ataupun karena hal lainnya yang mendukung.

Jika kasus nya seperti tukang PLN di atas menurut saya itu sebuah profesionalisme yang memang harus dikerjakan, karena itu pekerjaan mereka. Memang benar itu sebuah profesional seseorang dalam mengerjakan pekerjaan nya tapi bukan berarti masyarakat tidak respect terhadap mereka. Jadi akan elbih baik untuk saling menghargai.

Bersimpati boleh, namun tidak perlalu terlalu berlebihan. Menurut saya, bekerja dalam bahaya sebuah bentuk profesinalisme dalam bekerja. Setiap pekerjaan didunia pasti memiliki resiko masing masing dengan tingkat resiko yang berbeda beda pula. Tingginya resiko dari sebuah pekerjaan tentunya menuntut si pekerja untuk benar benar berkompeten dan hasilnya, gaji besar menjadi ‘hadiah’nya. Tentunya, si pekerja, contoh saja seperti petugas kelistrikan, underwater welding, dan pekerjaan pekerjaan high risk lainnya mengetahui terkait resiko yang mengancamnya setiap saat dan bisa saja merenggut nyawa mereka kapanpun saat mereka lengah. So, mendoakan yang terbaik bagi para pekerja high risk adalah bentuk empati terbaik.