Hama dan penyakit apa saja yang biasa menyerang tanaman Jahe, dan bagaimana menanggulanginya?

Jahe

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat.

Ada beberapa hama yang dapat menyerang tanaman jahe, yaitu :

  1. Kepik
    Hama ini dapat menyebabkan daun bergerigi, berlubang, dan berwarna kecoklatan. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu penyemprotan dengan larutan pestisida berbahan aktif seperti Betasiflutrin dan pronofos.

  2. Kumbang
    Hama ini dapat menyebabkan rimpang menjadi abnormal, seperti membulat tidak sempurna dan terdapat lubang telur kumbang. Pengendalian nya dapat dilakukan dengan menggunakan larutan insektisida dan nematisida seperti Karbofuran dengan dosis 1 gram/tanaman jahe.

  3. Kutu Daun
    Hama ini dapat menyebabkan daun menggulung, menguning, dan berguguran. Penanganan nya dapat menggunakan pestisida berbahan aktif seperti Abemektrin, Amitraz, Metamil, Difokol, dll.

  4. Ulat penggerek akar
    Hama ini dapat menyebabkan akar kering, rusak, dan tanaman dapat mati.

  5. Nematoda
    Hama ini dapat menyebabkan akar terdapat benjolan, rimpang akan berubah warna kecoklatan.

Sumber: www.pertanianku.com

1 Like

Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah:

  1. Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang.
  2. Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.
  3. Kumbang

Sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah:

  • Penyakit layu bakeri.
    Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.

  • Penyakit busuk rimpang
    Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui
    lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25°C dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.

  • Penyakit bercak daun
    Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka. Dengan gejala daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang bisa mati.

Pengendalian secara organik


Pengendalian dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dilakukan secara terpadu dikenal PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:

  1. Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman.

  2. Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.

  3. Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

  4. Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.

  5. Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.

  6. Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.

Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah: tembakau, bengkuang, jeringau, dll.

Buku : Budidaya Tanaman Obat Keluarga (Toga)

2 Likes