Hal apakah yang mempengaruhi ketulusan seseorang dalam menolong orang lain?

Tak ada yang membantah bahwa menolong orang lain dalam kebaikan adalah sesuatu yang mulia. Pesan ini terlalu sering kita dengar lewat ceramah-ceramah, mimbar khutbah, atau mungkin nasihat-nasihat bijak dari tokoh-cendekia.

Salah satu faktor terpenting dalam menolong seseorang adalah ketulusan atau keikhlasan dari penolongnya.

Hal apakah yang mempengaruhi ketulusan seseorang dalam menolong orang lain ?

C. Daniel Batson (1991) adalah tokoh yang paling kuat menyatakan pemikiran bahwa banyak orang yang tekadnya menolong murni keluar dari kebaikan hati mereka. Batson mengatakan bahwa orang terkadang menolong orang lain untuk alasan pribadi, namun terkadang motif orang tersebut murni altruistik, dimana tujuan mereka yaitu hanya menolong orang lain, walaupun dalam menolong tersebut memerlukan pengorbanan yang besar bagi dirinya.

Batson mengatakan, altruisme yang murni akan muncul ketika kita merasakan empati terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan, yaitu menempatkan diri kita pada posisi orang lain serta merasakan emosi dan kejadian seperti yang mereka rasa.

Empati : kemampuan untuk menempakan diri sendiri pada posisi orang lain, dan merasakan emosi serta kejadian (misalnya kegembiraan dan kesedihan) seperti yang mereka rasakan.

Hal ini juga disebut sebagai Hipotesis Empati-Altruisme dari Batson, yaitu ketika kita merasakan empati pada orang lain, kita akan mencoba menolong orang tersebut dengan alasan altruistik murni, tanpa memperdulikan apa yang akan kita dapat. Batson juga mengatakan, ketika kita tidak merasakan empati, maka perbuatan menolong akan menjadi suatu proses pertukaran sosial.

Hipotesis Empati - Altruisme: Pemikiran bahwa ketika kita merasakan empati pada orang lain, kita akan mencoba menolong orang tersebut dengan alasan altruistik murni, tanpa memperdulikan apa yang akan kita dapat.