Gaya hidup frugal: worth it atau tidak?

Konsep frugal bukanlah sesuatu yang benar-benar baru. Pada dasarnya konsep ini mengusung gaya hidup minimalis yakni dengan mengurangi barang-barang yang dianggap tidak perlu. Singkatnya, frugal living disebut juga dengan gaya hidup hemat. Frugal living adalah pilihan tentang bagaimana seseorang menghabiskan uangnya untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaku gaya hidup frugal dituntut untuk dapat mengatur keuangan dengan lebih bijak dan pintar dan mampu memahami berapa jumlah pemasukan dan berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Kemudian gaya hidup ini juga dapat terlatih untuk membedakan prioritas, mana keinginan dan mana kebutuhan. Dengan begitu, setiap keputusan keuangan dapat diambil dengan sebaik-baiknya.

Bagi sebagian orang, frugal living adalah gaya hidup yang terbaik untuk mereka. Mereka rela untuk hidup monoton seperti pergi bekerja dan pulang ke rumah, tak memiliki mobil pribadi dan hanya mengendarai sepeda motor atau angkutan umum. Mereka rela menahan diri untuk tidak berpesta, jarang hang out dengan teman, dan tak tergoda menghabiskan uang untuk kesenangan sesaat seperti untuk rokok, alkohol dan hobi-hobi mahal. Uangnya lebih baik ditabung untuk keperluan masa depan.

Namun buat sebagian orang lain, gaya hidup ini tidaklah worth it. Buat apa bekerja keras mencari uang, kalau tidak dinikmati untuk memuaskan diri sendiri. Tindakan seperti frugal living yang terlalu berhemat juga tidak baik untuk diri sendiri. Diri ini juga perlu self-reward, hidup hanya sekali jadi nikmatilah. Kalau memang ada uang, tidak perlu ditahan-tahan.

Menurutmu, apakah gaya hidup frugal living ini worth it? Apakah frugal living itu peduli masa depan, atau terlalu keras terhadap diri sendiri?

Referensi

Febriansyah (2020). Mengenal Frugal Living: Gaya Hidup Hemat. Tirto. Diambil dari Mengenal Frugal Living: Gaya Hidup Hemat

Ritter, K. (2021). Is Frugal Living Worth It?. Dollar Sanity. Diambil dari https://dollarsanity.com/is-frugal-living-worth-it/

Hmm… sebenarnya jika melihat fenomena ini secara keseluruhan, kata kuncinya terletak di gaya hidup. Gaya hidup itu adalah pilihan masing - masing orang, baik itu yang biasa ataupun yang frugal. Jika ditanya apakah keduanya memiliki untung dan rugi, jawabannya tentu jelas ada. Gaya hidup frugal ini sendiri memang saat ini banyak digandrungi oleh orang - orang di seluruh dunia dengan mengedepankan konsep minimalis mengingat kebutuhan - kebutuhan yang setiap harinya semakin meningkat sehingga mengharuskan orang memutar otak untuk bagaimana caranya menghemat setiap pengeluaran yang ada. Gaya hidup frugal tentu bisa menjadi solusi untuk itu yang dimana kita menjadi lebih pandai dalam mengatur dan mengelola manajemen keuangan kita dengan skala - skala prioritas yang juga kita buat sesuai dengan kebutuhan. hal ini saya rasa sangat positif untuk dilakukan.

Okei, ini bagian menariknya, gaya hidup frugal karena tujuan awalnya adalah mengedepankan apapun yang minimalis dan gaya hidup hemat tentunya juga memiliki dampak yang dimana seseorang akan lebih memilih untuk bekerja dan pulang ke rumah saja tiap harinya tanpa memikirkan kebutuhan - kebutuhan yang sifatnya self-reward seperti misalnya hang out dengan teman - teman dan lains sebagainya. Menurut saya ini juga kurang baik ya, karena hidup itu sejatinya harus dinikmati dan berjalan secara seimbang. Hidup monoton seperti itu bisa menambah tingkat stress dan bisa berujung kepada depresi sehingga sesekali kita butuh yang namanya penyegaran diri yang bentuknya adalah self-reward atau yang lainnya.

Solusinya kita bisa menerapkan gaya hidup frugal dengan batas yang sewajarnya saja dan juga sesekali kita mungkin bisa sedikit menyisihkan uang kita untuk keperluan self-reward dan self-healing dari semua aktivitas melelahkan yang kita lakukan sehari - hari. Pergi keluar dengan teman - teman pun tidak ada salahnya jika budget memang sedang lebih. Tetapi yang penting adalah kita tahu mana prioritas yang harus di dahulukan dan mana yang istilahnya bisa nanti dulu.

1 Like

Tentu saja frugal living itu didasari oleh kepedulian terhadap masa depan, pasti ada alasan kuat bagi seseorang dalam berhemat uang tersebut. Tapi jika dilakukan dengan berlebihan tentu tidak baik, apapun yang dilakukan hampir semuanya tidak baik.

Bila ditanya worth atau tidak, tentu saja worth it. Beremat uang, selain baik untuk masa depan kita, membuat kehidupan kita menjadi merasa condidence karena kita selalu memiliki uang untuk keperluan-keperluan tertentu atau bersifat darurat.

Hal ini sangat lah benar bahwa kehidupan monoton tersebut akan membuat stres hingga depresi. Akan tetapi frugal living dapat menjauhkan dari stres dari kebutuhan uang guna mengikuti status sosial atau gaya hidup yang gaul.

Dikutip dari tirto.id (2021) Penelitian tahun 2019 menyatakan, 72 persen dari 3.068 orang dewasa Amerika yang disurvei pada Agustus 2014, merasa tertekan soal uang selama 12 bulan terakhir. Sementara itu, 64 persen melaporkan bahwa uang adalah sumber stres yang agak atau sangat signifikan secara berkelanjutan.

Selain itu dapat menjauhkan dari hal-hal kriminal. Sebagai contoh lain, terdapat seorang siswi atau mahasiswi yang rela menjadi PSK, pencuri, dan hal kriminal lainnya demi mengikuti gaya hidup yang gaul disekitarnya.

Dikutip dari merdeka.com (2015) Siswi rela menjual diri bahkan keperawanannya, lantaran ingin memiliki hp baru seperti teman-teman sekolahnya.

Referensi
1 Like

Jika saya memiliki uang banyak di bank hasil tabungan, saya 100% akan menghabiskannya ketimbang menyimpannya hemat-hemat entah untuk apa.

Karena ada yang namanya inflasi, dimana setiap tahun uang yang kita pegang akan memiliki deapresiasi nilai. Semakin besar tabungan kita yang membusuk di bank semakin besar kerugian kita per tahun karena inflasi. Dengan logika ini lebih baik uang kita dihabiskan untuk investasi atau menikmati hidup ketimbang terkena inflasi.

1 Like

Gaya hidup merupakan pilihan hidup setiap orang dimana memiliki keuntungan dan kelebihannya masing-masing. Saya menganggap jika gaya hidup frugal ini worth it karena mereka memilih untuk hidup minimalis dan mengurangi barang yang tidak perlu. Walaupun seperti yang dikatakan di atas:

Walaupun terkesan monoton, namun saya rasa ini cukup bisa diterapkan bagi mereka yang baru terjun ke dunia kerja karena mereka akan fokus dulu dengan pekerjaan dan mengumpulkan uang. Mereka akan cepat memahami tanggung jawab di pekerjaan mereka dan menabung untuk masa depan. Di sisi lain, semua orang punya cara tersendiri dalam melakukan self-reward dan itu bukan hak kita untuk mencampurinya.

1 Like

Menurut saya worth it, dengan invest atau nabung emas kita tidak perlu pusing memikirkan inflasi dan juga kita tetap bisa cost-saving dengan aman.
Prinsipnya menahan membeli hal yang biasa dan membeli hal yang lebih oke nantinya.

Menurut pendapat saya pribadi, gaya hidup frugal atau minimalis itu terlalu keras terhadap diri sendiri. Tapi, ini sangat kondisional. Ada yang memang “terpaksa” menerapkan gaya hidup ini karena tuntutan tanggungan biaya keluarga.

Namun, jika kita browsing, ada beberapa tokoh terkenal yang menerapkan gaya hidup ini yaitu Warren Buffett, Mark Zuckerberg, Ed Sheeran, Lady Gaga, Keanu Reeves, Sadio Mane, dan Leonardo DiCaprio.
Jika dilihat dari beberapa tokoh tersebut, normalnya kita bisa menerapkan gaya hidup frugal dengan jangka waktu yang cukup lama tanpa tekanan jika kita sudah punya tabungan yang lebih dari cukup karena mereka sudah tahu prioritas dan punya dana untuk self-reward tanpa pikir panjang dana untuk besoknya.