Fitur close friends di Instagram memudahkan atau meresahkan?

image

Seperti yang kita tahu Instagram memiliki fitur yang dapat digunakan untuk semua pengguna Instagram yaitu fitur close friends atau yang dalam bahasa Indonesia nya teman dekat. Fitur Close Friends membantu pengguna untuk membuat daftar teman-teman terdekat. Daftar tersebut merupakan teman-teman terpilih yang bisa melihat Instagram stories-nya yang terkadang dianggap bisa menjaga rahasia. Tapi akhir-akhir ini publik di hebohkan oleh berita tentang kebocoran video yang berasal dari stories close friends seorang aktris.

Jadi Youdics bagaimana tanggapan kalian tentang fitur tersebut? apakah kalian penggunaan fitur close friends di Instagram?

1 Like

Aku sendiri belum pernah menggunakan fitur closefriends di Instagram meskipun aku tahu cara menggunakannya dan sering dimasukkan ke daftar closefriends akun Instagram teman. Tapi, aku memiliki akun Instagram kedua atau second account yang berfungsi agar aku lebih bebas upload story yang aku inginkan tanpa takut mengganggu orang lain yang tidak terlalu akrab denganku. Aku lebih memilih menggunakan second account daripada fitur closefriends karena aku juga menjadi lebih bebas untuk mengikuti akun yang aku suka dan mendedikasikan akun Instagram utamaku hanya untuk mengikuti orang-orang yang aku kenal agar post mereka tidak tenggelam oleh akun lainnya.

Meskipun aku memiliki second account, story yang aku bagikan tetaplah informasi yang tidak terlalu rahasia atau bahkan sampai menyangkut hal-hal privasi yang mendalam karena telah banyak kasus bocornya informasi yang rahasia dari fitur closefriends atau second account karena oknum teman yang tidak dapat dipercaya. Tentunya kebocoran rahasia privasi tersebut sangatlah berbahaya dan dapat merugikan diri sendiri.

Jika ditinjau secara ilmiah, pembagian informasi privasi dan rahasia melalui fitur closefriends atau second account itu disebut self-disclosure. Self-disclosure atau pengungkapan diri merupakan suatu komunikasi di mana kita berbagi dengan sukarela tentang sejarah pribadi, preferensi, sikap, perasaan, nilai, rahasia, dan sebagainya mengenai diri kita kepada orang lain. Dalam prosesnya, pembukaan informasi untuk mengungkapkan diri ini biasanya memiliki tujuan tersendiri yang salah satunya adalah sebagai wujud eksistensi diri. Dengan demikian, self-disclosure melalui fitur closefriends maupun second account adalah cara untuk mengembangkan hubungan menjadi lebih dekat.

Namun, menurutku kita harus tetap waspada dalam menggunakan media sosial karena sedekat dan sepercaya apapun kita dengan seseorang, jejak digital itu sangat kejam dan kita sering tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Boleh-boleh saja memanfaatkan fitur tersebut namun harus tetap menjaga privasi dan kerahasiaan kita agar menghindari risiko dirugikan di kemudian hari.

Sumber

Dianiya, V. (2021). Management privacy dalam penggunaan fitur “ close friend ” di Instagram. Jurnal Studi Komunikasi, 5(1), 249-266.

Rahmiputri, A. A., & Irwansyah, I. (2019). Paparan selektif penggunaan fitur senyap
dan teman dekat pada Twitter dan Instagram. Jurnal Studi Komunikasi, 3(3), 460-478.

1 Like

Pada saat awal-awal adanya fitur close friend dari Instagram aku menggunakannya hanya untuk iseng-iseng saja dan berbaginya hanya untuk orang terdekat saja. Karena walaupun aku hanya memasukan orang terdekat saja aku rasa penggunaan dari fitur ini janganlah sampai kita berbagi hal-hal pribadi atau privasi kita sendiri karena tetap saja apa yang kita bagikan di sosial media kita tidak mengetahui siapa saja yang akan melihat postingan dari story kita dan bisa saja orang terdekat kita menunjukannya lagi kepada orang lain.

Fitur close friends dapat memudahkan kita untuk memfilter mana saja orang yang boleh melihat story kita, kita bisa dengan bebas mengekspresikan diri melalui unggahan di fitur close friends. Menariknya, beberapa orang menggunakan layanan close friend di akun mereka yang sudah berisikan orang terdekat dan orang yang sudah pemilik akun percayai. namun kadang penggunaan fitur close friends ini sering disalahgunakan untuk kepentingan lain, seperti membocorkan rahasia orang lain, padahal orang tersebut sudah diberikan kepercayaan

Penggunaan fitur Close Friends yaitu untuk melakukan filter para pengikut (follower) di Instagram khusus untuk orang-orang yang paling dekat. Singkatnya, dengan mengaktifkan fitur Close Friends maka kita bisa memilih siapa saja orang-orang yang bisa melihat unggahan yang kita buat di akun Instagram.

Secara pribadi, saya merupakan pengguna dari fitur tersebut. Menurut saya, fitur ini bermanfaat guna memilih siapa saja orang yang saya izinkan untuk melihat postingan saya. Namun, bukan berarti fitur ini dipergunakan untuk membagikan hal-hal tidak senonoh kepada khalayak/masyarakat walaupun dalam lingkup “teman”. Tetaplah bijak dalam bersosial media.

Aku salah satu pengguna fitur close friends dan buat aku pribadi fitur tersebut sangat memudahkan kita membagikan moment ke teman terdekat yang sudah kita pilih. Sampai saat ini aku sendiri gak pernah ngerasain dampak negatif dari fitur ini karena apa yang aku share juga bukan sesuatu yang sifatnya sangat privasi. Menurut aku fitur close friends ini gak meresahkan sama sekali. Balik lagi ke diri kita, kita harus sangat memilah apa yang seharusnya kita share di media sosial, baik itu di publik atau di close friends. Dengan kita main media sosial aja data kita udah gak akan pernah aman, apalagi untuk share konten yang kita anggap privasi. Dan walaupun aku belum pernah ngerasain dampak negatif dari close friends, aku juga sangat jaga dan kontrol apa yang aku akan share di close friends karena menurut aku, kita tetep gak bisa sepenuhnya percaya sama mereka. So just be smart on social media, harus lebih selektif lagi untuk pilih konten yang mau kita share walaupun itu di close friends.

Kalo menurutku fitur close friends ini memudahkan. Media sosial merupakan ruang bagi kita untuk membagikan momen-momen penting dalam hidup, Instagram bak etalase sebagai tempat kita berbagai detail kehidupan personal. Dengan berkembangnya konten yang dimiliki, “orang asing” juga punya akses terhadap hidup kita. Akibatnya, media sosial menjadi kurang “ramah” terhadap hal-hal yang ingin kita bagi pada publik. Media sosial dan internet mengubah garis batas dan definisi antara “teman” dan “pengikut”, sehingga kadang kita terjebak percaya pada orang yang salah. Fitur close friend di Instagram memungkinkan kita sebagai pengguna membuat daftar orang-orang terpercaya. Kita diberi akses untuk melihat dan membaca hal-hal personal yang kita bagikan di instagram.
Apalagi aku ini manusia yang hidup tanpa second account, karena takut kalau malah jadi over consuming instagram, sehinga aku lebih sering menggunakan fitur close friends untuk membagi kan hal-hal “abstrak” atau merepost postingan yang menurutku lucu, atau hanya sekedar berbagi cerita kehidupan sehari-hari. Fitur close friends ini memudahkan, yang meresahkan itu orang-orang di dalamnya. Banyak orang beranggapan jika fitur CF menandakan kedekatan kita dengan teman, padahal, menurutku fitur CF ini adalah amanat, kepercayaan kita terhadap pengikut. Untuk itu yaa, pintar-pintar aja kita memilih pengikut untuk dimasukkan ke dalam CF list. Kalo aku, jika aku tidak mengenal orang tsb maka aku tidak akan memasukkannya ke dalam CF list, atau bahkan jika teman sekalipun, jika aku belum tau bagaimana karakternya, aku juga tidak akan memasukkannya kedalam CF list. Bukan sombong, tapi, ini masalah kepercayaan …

Close friend di Instagram jadi penting karena seseorang memberikan batasan tentang informasi apa saja yang bisa dia berikan pada publik dan mana saja yang ingin dibagikan terhadap orang-orang terdekat.

Fitur close friend di Instagram memungkinkan kita sebagai pengguna membuat daftar orang-orang yang terpercaya. Kita diberi akses untuk melihat dan membaca hal-hal personal yang kita bagikan di instagram.

Ini semestinya dianggap sebagai hal yang penting. Seseorang yang tidak kita kenal di internet, memberikan kita akses pada hal-hal paling intim pada hidupnya.

Jika dimasukkan dalam fitur close friend di IG oleh seseorang, bukan berarti kita jadi teman dekat orang itu. Mungkin kita dianggap bisa dipercaya, amanah dalam menjaga cerita, dianggap mampu menahan diri dari sikap culas dan hasut.

Kepercayaan itu semestinya dijaga, bukan malah dimanfaatkan untuk meningkatkan engagement apalagi bergunjing.