Sudah bukan rahasia lagi jika kawasan Papua memiliki beragam eksotisme memukau yang belum sepenuhnya dieksplorasi. Sejauh ini kita lebih sering mendengar soal keindahan bawah laut Raja Ampat yang mendapat perhatian besar dari media lokal. Padahal Pulau Cendrawasih sebenarnya juga punya kekayaan budaya yang luar biasa dan bahkan sudah mendunia, salah satunya Festival Lembah Baliem Wamena.
Festival Lembah Baliem sudah lama menjadi ritual tahunan Suku Dani yang selalu dinanti-nantikan para wisatawan. Bahkan tradisi kolosal ini gaungnya sudah sampai hingga ke telinga traveler luar negeri. Beragam atraksi menarik bisa disaksikan dan selalu ada hal-hal baru ditonjolkan di tiap edisi.
Potret Suku Dani Sepuas-puasnya
Festival Lembah Baliem sering disebut dalam beberapa tulisan sebagai surga bagi para fotografer. Sebab dalam kesempatan ini anggota Suku Dani dalam jumlah besar akan tampil gagah lengkap dengan pakaian perang mereka. Semuanya bisa dipotret dengan gratis tanpa biaya sepeser pun.
Poin gratis di sini perlu ditekankan karena Suku Dani konon dikenal sebagai suku yang cukup komersil. Mereka biasanya enggan dipotret jika tidak ada insentif uang. Kebiasaan ini konon muncul dari budaya wisatawan asing yang dulunya sering memberikan uang karena prihatin dengan kehidupan dan kondisi perekonomian masyarakat sekitar.
Berawal dari Perang Suku
Dulunya Lembah Baliem menjadi tempat bagi Suku Dani untuk menggelar peperangan dengan suku Lani dan Yali. Namun seiring berjalannya waktu dan juga karena pengaruh modernisasi, tradisi kekerasan tersebut sudah dihilangkan. Namun simulasi peperangan tetap rutin digelar tiap tahun dan akhirnya menjadi Festival Lembah Baliem seperti yang dikenal sekarang.
Mirip seperti simulasi pelatihan polisi atau tentara, ‘peperangan’ di Lembah Baliem biasanya diadakan dengan beragam skenario menarik seperti penculikan anak suku atau penyerbuan ladang. Tradisi kolosal ini dilangsungkan selama kurang lebih tiga hari. Biasanya dilangsungkan pada bulan Agustus atau bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.