Fenomena Backpacker Asing Mengemis di Negara Berkembang

image

Backpacking memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak jarang ada yang berani menjual aset seperti rumah dan kendaraan lalu digunakan untuk biaya keliling dunia. Sayangnya kini malah marak backpacker asing dari barat yang justru mengemis di negara-negara miskin dan berkembang demi mewujudkan mimpi mereka keliling dunia.

Fenomena ini disebut beg-packers seperti diberitakan dari Dailymail pada Rabu (12/4/2017). Anehnya lagi para beg-peckers ini berasal dari negara-negara maju yang memiliki kesejahteraan lebih baik dibandingkan dengan negara-negara yang mereka kunjungi. Kalian mungkin pernah bertemu dengan turis yang menjajal pekerjaan pedagang kaki lima di lampu merah.

Anda pernah bertemu dengan beg-packers ini? Yuk diskusikan disini!

image

Hal ini marak terjadi, baik murni karena kehabisan ongkos pulang, atau malah dijadikan sebagai mata pencaharian karena mengemis di Indonesia itu dapat menghasilkan uang banyak dengan usaha yang minim, selain itu juga peraturan pemerintah yang tidak ketat menyebabkan hal ini marak terjadi bahkan dilakukan oleh warga negara asing (WNA) salah satunya seperti yang terjadi pada kutipan berita dibawah ini

Okezone.com, TANGERANG - Profesi menjadi pengemis asing di bandara cukup menjanjikan. Dalam sehari bisa menghasilkan uang sebesar Rp400-500 ribu. Namun untuk menjalani profesi ini diperlukan skill khusus mampu berbahasa Mandarin.

“Mereka memperoleh uang dalam berbagai bentuk mata uang, termasuk dolar Amerika. Jika dirupiahkan, rata-rata mereka berpenghasilan Rp400-500 ribu per hari,” ujar Kepala Divisi Keamanan Bandara Soekarno-Hatta, Jazirin, di Tangerang, Selasa (1/6/2010).

Untuk mengelabui para korban, biasanya para pengemis berpura-pura kehabisan ongkos pulang ke negaranya. Hal itu didukung dengan penampilan rapi plus koper serta personel anak istri yang diajak ke bandara.

Aksi para pengemis asing ini belakangan terungkap setelah aparat keamanan berhasil menangkap tujuh orang yang beroperasi di area terminal internasional. Kini para pelaku telah diperiksa intensif oleh pihak imigrasi dan kemungkinan akan di deportasi.