Fenomena Anxiety Pada Penyanyi Kpop : “Siapa yang bersalah?”

Dilansir dari cnnindonesia.com (16/01/2020), hanya pada tahun 2020, sudah tercatat 8 penyanyi K-pop yang rehat sejenak dari panggung hiburan dikarenakan mengalami Anxiety Disorder ( dalam esai ini selanjutnya akan disebut sebagai gangguan kecemasan). Sebelumnya, gangguan kecemasan ini sudah sering menyerang para penyanyi K-pop. Apa yang menyebabkan para penyanyi K-Pop tersebut mengalami gangguan kecemasan? Benarkah pengaruh komentar negatif masyarakat dan tekanan dari agensi yang menaungi penyanyi tersebut merupakan penyebab gangguan kecemasan yang dialaminya? Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali muncul apabila dikaitkan dengan gangguan kecemasan yang sering kali dialami oleh para penyanyi K-Pop . Dalam essai ini, saya akan menjelaskan alasan mengapa saya berargumentasi bahwa gangguan kecemasan yang seringkali dialami oleh beberapa penyanyi K-Pop disebabkan oleh tekanan dari beberapa pihak, yaitu masyarakat dan agensi yang menaungi penyanyi tersebut.

Sebelum masuk lebih dalam, akan lebih baik jika kita mengenal terlebih dahulu gangguan kecemasan secara umum yang akan dibahas pada essai ini. Gangguan kecemasan adalah keadaan suasana perasaan yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tantang masa depan ( American Psychiatric Association , 1994; Barlow, 2002). Pada dasarnya, gangguan kecemasan cukup sering dialami oleh semua orang. Namun, kembali lagi bahwa gangguan kecemasan memiliki tingkat keparahan yang berbeda pada setiap orang.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah lingkungan sosial. Musafir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan bahwa lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecemasan pada seseorang. Salah satu alasan mengapa lingkungan sosial dapat menimbulkan kecemasan adalah karena adanya penilai negatif dari suatu kelompok masyarakat terhadap orang tersebut. Implikasinya, saat seseorang mendapatkan penilaian negatif dari masyarakat secara terus-menerus, orang tersebut akan merasa tertekan psikisnya yang mengakibatkan timbulnya perasaan cemas karena memikirkan penilaian negatif tersebut

Seperti yang dilansir dari INews.com (3/12/2019), Ahli psikiater Park Jong Woo yang juga Direktur Pusat Pencegahan Bunuh Diri (KSPC) Korea Selatan mengatakan bahwa gangguan mental yang dialami oleh para penyanyi K-Pop disebabkan karena meraka selalu ditekan dan dituntut sempurna, sehingga mereka sangat sensitif akan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa para bintang K-Pop seringkali tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan mental. Hal tersebut dikarenakan para bintang K-Pop takut akan perspektif negatif dari masyarakat serta mereka tidak memiliki waktu luang akibat jadwal yang sangat padat yaitu sekitar lebih dari 16 jam dalam sehari.

Selain Park Jong Woo, seperti yang dikutip pada winnetnews.com (20/10/2019), Psikolog Michel Reynaund dan Paul Brosse pun memiliki pendapat yang serupa. Menurut mereka, seorang selebritis dan publik figur sangat rentan memiliki gangguan mental. Hal tersebut dikarenakan mereka terlalu sensitif dan emosional. Walaupun terdengar baik untuk karir mereka, hal tersebut juga dapat menimbulkan gangguan kecemasan pada mereka. Michael juga mengatakan bahwa para seniman dapat dengan mudah merasakan suatu emosi. Walaupun hal tersebut merupakan hal yang luar biasa, tetapi emosi tersebut juga dapat membuat para seniman mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan lainnya.

Seperti contoh gangguan kecemasan yang dialami oleh Sulli, salah satu member girlgroup f(x). Dilansir dari liputan6.com (14/10/2019), Sulli ditemukan tak bernyawa di kediamannya di Sujeong-gu, Seongnam, Provinsi Gyeonggi. Namun, hingga kini penyebab meninggalnya Sulli masih menjadi tanda tanya. Akan tetapi, sulli sempat angkat bicara bahwa ia sedang memiliki masalah mental, yaitu Social Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan sosial. Hal tersebut dapat terlihat dari media sosial Instagram pribadi milik sulli, yaitu @jelly_jilli yang memiliki 6,6 juta pengikut terdapat banyak komentar-komentar negatif yang seakan memojokkan sulli. National Institute of Mental Health (NIMH) mengartikan gangguan kecemasan sosial ini sebagai kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang takut karena merasa terus-menerus diawasi oleh orang lain secara intens. Orang dengan ganguan kecemasan sosial cenderung merasa mereka takut akan dihina, dihakimi, dan ditolak.

Selain karena faktor komentar negatif yang dilontarkan oleh masyarakat. Faktor tekanan dari agensi yang menaungi penyanyi tersebut juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Savitri Ramaiah (2003:11) menyebutkan bahwa faktor penyebab reaksi kecemasaan adalah karena adanya suatu emosi yang ditekan. Penekanan emosi ini dapat digambarkan sebagai tuntutan dari seseorang kepada seseorang yang lain. Implikasinya, apabila seorang mendapat penekanan seperti harus mendapatkan nilai 100 pada ujian maka hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya kecemasan pada orang yang ditekan tersebut.

Seperti salah satu penelitian menarik yang dilakukan oleh Yoan, C., et. al.(2017) pada mahasiswa klinik dan preklinik fakultas kedokteran. Penelitian ini dilakukan pada 200 mahasiswa fakultas kedokteran (100 mahasiswa klinik dan 100 mahasiswa preklinik). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa klinik lebih rentan terkena gangguan kecemasan daripada mahasiswa preklinik. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa klinik dituntut untuk menguasai keterampilan klinis dasar dalam waktu singkat serta harus mengaplikasikannya pada pasien langsung. Sehingga penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa tuntutan dari suatu hal, salah satunya adalah tekanan dari orang lain dapat menyebabkan gangguan kecemasan.

Apabila penelitian diatas dikaitkan dengan topik kita pada saat ini , maka dapat digambarkan bahwa mahasiswa klinik tersebut adalah para penyanyi, sedangkan tuntutan untuk menguasai keterampilan klinis dasar dengan cepat adalah tekanan yang diberikan oleh agensi seperti jadwal latihan yang padat serta performa yang sempurna. Seperti halnya mahasiswa klinik yang akan mengalami gangguan kecemasan akibat khawatir tidak dapat menguasai semua keterampilan klinis dasar serta salah dalam pengaplikasiannya kepada pasien, para penyanyi K-Pop pun akan mengalami gangguan kecemasan. Hal tersebut disebabkan karena mereka khawatir akan gagal saat berada dipanggung serta cemas jika mereka melakukan kesalahan sekecil apapun. Terutama untuk para penyanyi K-Pop yang baru saja debut ( dikutip dari zetizen.jawapos.com, debut adalah penampilan pertama yang ditampilkan setelah para penyanyi menjalani masa latihan yang cukup panjang), mereka akan cenderung mengalami kecemasan karena apabila penampilan pertama mereka tidak maksimal dan tidak menarik para penggemar maka agensi cenderung memberikan mereka gaji yang sangat rendah atau bahkan tidak sama sekali. Sehingga apabila kekhawatiran tersebut terus menerus dialami oleh para penyanyi K-Pop , maka tak bisa dipungkiri bahwa mereka akan mengalami gangguan kecemasan berlebih.

Dari pemaparan di atas, saya menarik kesimpulan bahwa komentar negatif dari masyarakat serta tekanan dari agensi sangat berpengaruh terhadap munculnya gangguan kecemasan yang dialami oleh penyanyi K-Pop . Apabila faktor-faktor yang sudah disebutkan sebelumnya tidak dapat diatasi oleh berbagai pihak, maka akan sangat dikhawatirkan fenomena gangguan kecemasan yang dialami oleh para penyanyi K-Pop dapat meningkat angka penderitanya. Hingga pada akhirnya, hal tersebut dapat mengkhawatirkan jumlah kasus bunuh diri di Korea Selatan akan meningkat seiring berjalannya waktu.

“Tidak ada yang menghilangkan kecemasan lebih cepat daripada tindakan” – Walter Anderson

Referensi

2 Likes