Faktor yang Mempengaruhi Laju Metabolisme Basal?

metabolisme basal
Faktor yang Mempengaruhi Laju Metabolisme Basal?

2 Likes

Faktor yang Mempengaruhi Laju Metabolisme Basal


Laju Metabolisme Basal yang diperlukan untuk mempertahankan proses-proses hidup utama yang pokok itu ternyata dalam kemanfaatannya untuk melakukan gerakan-gerakan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

  • Besar dan luas bidang permukaan tubuh
    Seseorang yang bertubuh besar bidang permukaan tubuhnya akan lebih luas daripada seseorang yang bertubuh kecil.Tubuh yang besar dengan bidang permukaan yang luas dan mempunyai jaringan yang aktif yang terdapat dalam tubuh tersebut akan lebih besar dan luas.Dengan demikian jika orang yang bertubuh besar dan orang yang bertubuh kecil melakukan gerakan-gerakan fisik yang sama karena biasanya LMB (Laju Metabolisme Basal) dari orang yang bertubuh besar akan lebih besar daripada yang bertubuh kecil.Seseorang mungkin saja mempunyai potensi yang lebih besar dari oranglain untuk mengkonsumsi metabolisme yang lebih tinggi, dan mempunyaisuplai pembuluh darah kapiler yang lebih baik terhadap otototot,mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplaienergi dan sel darah merah yang lebih banyak dan jantung yang lebih kuat. Dilaporkan bahwa konsumsi metabolisme basal maksimum bagi merekayang kembar identik sangat sama (Klissouras, dalam Kuntaraf, 1992).

  • Komposisi tubuh
    Jika ada dua orang yang sama berat tubuhnya, tetapi yang seorang yang bertubuh gemuk (banyak berlemak), tampak tubuhnya tidak padat dan tidak kekar sedangkan yang seorang lagi bertubuh olahragawan, padat, dan kekar menandakan banyak kegiatan / gerakan fisik yang dilakukanya dibanding yang bertubuh gemuk, maka energi minimal yang diperlukan oleh orang yang banyak melakukan gerakan / kegiatan fisiknya dengan latihan yang lebih besar (dibanding orang yang gemuk yang kurang melakukan gerakan / kegiatan fisiknya).

  • Jaringan aktif
    Adanya kontraksi otot dan dengan kelenjar merupakan alat-alat gerak aktif menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat jaringan aktif. Seperti yang kita ketahui mekanisme gerak tulang dipengaruhi oleh bentuk sandi yang menghubungkan tulang yang dengan tulang yang lain, disebabkan karena adanya kontraksi otot. Dengan demikian jika otot itu adalah jaringan aktif (demikian pula halnya dengan kelenjar) maka tulang merupakan jaringan tidak aktif (sama halnya dengan lemak). Otot dan kelenjar sebagai jaringan aktif tentunya akan lebih banyak memerlukan energi agar masing-masing dapat berfungsi dengan baik dibanding dengan tulang dan lemak merupakan jaringan tidak aktif.

  • Jenis kelamin.
    Jika ada seorang laki-laki dan seorang wanita, berat badanya sama, biasa dalam kesamaan ini, si wanita lebih banyak mengandung lemak dalam tubuhnya, yang berarti pula bahwa jaringan yang tidak aktif dalam tubuh si wanita lebih banyak. Dengan demikian maka LMB (Laju Metabolisme Basal) pada tubuh wanita lebih rendah dibanding dengan LMB pada tubuh laki- laki. Biasanya energi minimal yang diperlukan wanita 10% lebih rendah dari pada yang diperlukan laki-laki. Setelah masa pubertas wanita dalam usianya yang sama dengan priaumumnya mempunyai konsumsi oksigen maksimal yang lebih rendah dari wanita.

  • Perbedaan usia
    Setelah usia 20-an dengan perlahan- lahan. Dalamusia 55 tahun, lebih kurang 27 % lebih rendah dari usia 25tahun. Dengan sendirinya hal ini berbeda dari satu dengan orang yang lain. Mereka yang mempunyai banyak kegiatan latihan akan menurun secara perlahan.

  • Komposisi tubuh
    Walaupun Metabolisme Basal dinyatakan dalam beberapa milliliter oksigen yang dikonsumsi per kg berat badan, perbedaan komposisi tubuh seseorang menyebabkan konsumsi yang berbeda.Misalnya tubuh mereka yang mempunyai Berat Badan dengan persentasi tinggi mempunyai konsumsi oksigen maksimum yang lebih rendah. Bila tubuh berotot kuat, Metabolisme Basal akan lebih tinggi. Sebab itu, jika dapat mengurangi Berat Badan dalam tubuh,konsumsi oksigen maksimal dapat bertambah tanpa tambahan latihan.

  • Latihan/ olahraga
    Kita dapat memperbaiki Metaboli dengan olahraga atau latihan. Dengan latihan daya tahan yang sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5% sampai 25%. Proses latihan yang dilakukan secarateratur, terencana berulang-ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks (Sistematis dan Metodis). Penelitian menunjukan bahwa laki-laki usia 18-30 tahun dapat meningkatkan Laju Metabolisme Basal sekitar 18 % setelah berolahraga secara teratur selama 6 bulan.

Basal metabolisme dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Jaringan aktif di dalam tubuh
    Otot dan kelenjar adalah jaringan aktif sedang tulang dan lemak merupakan jaringan tidak aktif. Jalannya metabolisme di dalam jaringan aktif lebih cepat daripada metabolisme di dalam jaringan tidak aktif. Oleh karena otot dan kelenjar lebih banyak memerlukan energi dalam melakukan fungsinya.

  2. Besar dan luas permukaan tubuh
    Orang yang tubuhnya besar dan badannya berat mempunyai jaringan aktif dan luas badan lebih banyak daripada orang yang tubuhnya kecil dan ringan. Misalnya dua orang mempunyai berat badan yang sama tetapi yang satu lebih tinggi maka orang ini memiliki proporsi jaringan aktif yang lebih banyak dan luas permukaan badan lebih besar daripada yang lebih pendek sehingga “Basal metabolic rate”nya juga lebih besar.

  3. Komposisi tubuh
    Orang yang mempunyai tulang besar dan gemuk karena lemak, akan memiliki jaringan aktif yang lebih sedikit daripada orang yang sama beratnya tapi padat dan kekar karena ototnya sehingga “Basal metabolic rate”nya juga lebih kecil.

  4. Jenis kelamin
    Orang dengan jenis kelamin perempuan umumnya mempunyai jaringan lemak (tak aktif) lebih banyak dibandingkan dengan orang laki-laki yang berat dan besarnya sama, disini menimbulkan lebih rendahnya “Basal metabolic rate”.

    Umumnya perempuan mempunyai energi basal 10% lebih rendah daripada laki-laki.

  5. Umur
    Intensitas kerja internal orang muda lebih besar daripada orang tua. Bayi mempunyai denyut jantung, kembang kempisnya paru-paru, dan proses oksidasi dalam jaringan lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. “Basal metabolic rate” mencapai tingkatan tertinggi pada usia 1-2 tahun dan setelah itu menurun. Namun demikian, masih relatif tinggi sampai pada periode puber, baik laki-laki maupun perempuan.

    Pada umur dewasa, “Basal metabolic rate” terus menurun sampai usia tua sehubung dengan makin kendornya tonus otot yang merupakan jaringan aktif. Hasil penelitian Harris dan Benedict menunjukkan bahwa pada laki-laki dewasa tiap umur bertambah 1 tahun energi basal metabolisme turun 7-15 kalori per hari dan wanita 2-3 kalori.

  6. Sekresi hormon
    Hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid mempunyai efek mempercepat proses oksidasi dalam tubuh. Sekresi tiroksi yang berlebihan mengakibatkan “Basal metabolic rate” meningkat sampai 75% dan sebaliknya apabila sekresi tiroksin terlalu sedikit, “Basal metabolic rate” dapat turun sampai 30%.

    Hormon adrenalin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal juga mempunyai pengaruh seperti tiroksin tetapi kurang kuat. Sekresi hormon adrenalin dapat dirangsang oleh adanya perasaan tegang, emosi/marah, terkejut, gembira, dan perasaan-perasaan lainnya. Secara tidak langsung, kelenjar sex juga berpengaruh terhadap produksi adrenalin.

  7. Tidur
    Pada waktu berbaring, keadaan tonus kita lebih tinggi daripada waktu kita tidur. Dalam keadaan berbaring itu kerja-kerja internal dalam tubuh kita berjalan lebih cepat, dibandingkan dengan waktu tidur. Umumnya, pada orang dewasa rata-rata energi basal metabolisme waktu tidur 10% lebih rendah dibandingkan waktu berbaring biasa.

  8. Tonus otot
    Otot tidak pernah berhenti bekerja. Oleh karena itu, selalu memerlukan energi. Jumlah energi yang dibutuhkan otot tergantung dari tinggi rendahnya tonus. Akan tetapi, jelas jumlahnya lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menggerakkan jantung, paru-paru, dan alat-alat tubuh lainnya karena jumlah otot jauh lebih banyak daripada jaringan alat-alat tubuh tersebut.

  9. Keadaan emosi dan mental
    Pengaruh faktor-faktor ini terhadap basal metabolisme melalui berbagai jalan antara lain yang terpenting melalui sekresi hormon dan tonus otot. Sekresi adrenalin lebih banyak disebabkan karena keadaan emosi.

    Perasaan takut, marah, gembira, dan sebagainya meyebabkan tonus lebih tinggi sehingga keperluan energi pun lebih banyak. Menurut Benedict, pengaruh kegiatan mental dapat menaikkan energi basal sebesar 4%.

  10. Pengaruh kelanjutan dari gerak badan dan makanan
    Setelah melakukan gerak badan yang berat maka seseorang akan mengalami proses oksidasi dalam sel yang lebih aktif dibandingkan bila tidak melakukan gerak fisik yang berat. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya energi basal metabolisme. Pengaruh yang serupa terjadi pula setelah seseorang makan banyak makanan. Sebaliknya penurunan basal metabolisme terjadi setelah orang melakukan puasa lama karena tubuh melakukan penyesuaian sendiri dengan keadaan suplai energi yang terbatas atau kurang.

  11. Pengaruh kehamilan
    Wanita hamil rata-rata energi basal metabolismenya menjadi 4% lebih tinggi daripada saat tidak hamil. Kenaikan ini adalah pararel dengan kenaikan berat badan.

  12. Pengaruh penyakit
    Keadaan tidak sehat dapat berpengaruh terhadap energi basal terutama dalam hubungannya dengan perubahan suhu badan. Tiap kenaikan 1 derajat celcius meningkatkan energi basal 13%.

Referensi

Suhardjo dan Kusharto, C M. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.