Faktor-faktor apa yang menyebabkan Manajemen Organisasi di perusahaan dikatakan tidak berhasil atau gagal?

kegagalan organisasi

Penyebab kegagalan manajemen mencakup penurunan profit, kontrol kualitas yang tidak layak sampai tingginya tingkat karyawan mengundurkan diri. Kegagalan manajemen merupakan hal penting untuk semua pemangku kepentingan karena dapat berujung pada berhentinya usaha diawali pemutusan hubungan kerja, turunnya harga saham, dan lainnya.

Lantas apa saja penyebab kegagalan manajemen itu?

Terdapat 10 faktor yang menyebabkan Manajemen Organisasi di perusahaan dikatakan tidak berhasil atau gagal yaitu :

  1. Manajer tidak mampu memposisikan produk secara efektif
    Tanda mudah terjadinya kegagalan manajemen adalah menurunnya keuntungan yang dapat berujung pada pengurangan pendapatan, meningkatnya biaya atau kombinasi keduanya. Dalam kondisi ini penjualan umumnya akan menurun karena manajer gagal memposisikan produk usaha secara efektif atau terlambat mengembangkan produk baru. Naiknya biaya produksi dapat disebabkan longgarnya pengawasan, stok berlebihan dan kegagalan mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen.

  2. Ketidakpuasan karyawan
    Tingginya angka karyawan yang berhenti bekerja di perusahaan merupakan pertanda akan gagalnya manajemen. Karyawan umumnya tidak ingin terlalu lama tanpa jenjang karir yang jelas.

  3. Turunnya moral karyawan
    Penyebab kegagalan manajemen selanjutnya adalah penurunan moral karyawan. Hal ini dapat terjadi jika manajer gagal memotivasi karyawan. Sebagai dampaknya, manajer mempekerjakan karyawan yang kurang pas atau tidak mempromosikan karyawan berprestasi. Kondisi ini membawa pada munculnya masalah moral karyawan. Merosotnya moral karyawan akan berujung pada ketidakpuasan karyawan dan menurunnya produktivitas.

  4. Terlalu percaya diri
    Beberapa manajer mungkin akan bingung membedakan keberuntungan usaha dengan rencana strategisnya. Hal ini bisa membuat pengusaha menjadi terlalu percaya diri. Jika Anda ada di posisi ini Anda akan mulai mengambil resiko yang membuat bisnis Anda ada dalam kondisi krisis. Misalkan, Anda memesan terlalu banyak stok persediaan didasarkan pada perkiraan penjualan yang optimis. Saat penjualan tidak berjalan mulus, Anda mungkin harus menghapuskan stok barang dengan menjual rugi.

  5. Kontrol kualitas yang tidak layak
    Rendahnya kontrol kualitas merupakan penyebab kegagalan manajemen lainnya. Contoh dari kondisi ini adalah barang rusak, tingginya tingkat pengembalian barang cacat, dan komplain konsumen.

  6. Layanan konsumen yang buruk
    Kontrol kualitas dan layanan konsumen merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam menjamin suksesnya manajemen. Jika usaha kecil menjual produk berkualitas rendah atau memberikan layanan dibawah standar, jumlah keluhan pada layanan konsumen akan meningkat. Jika Anda tidak bisa mengantisipasi meningkatnya keluhan bisa meningkatkan kemarahan konsumen.

  7. Barang habis stok
    Saat konsumen tidak dapat menemukan produk yang dicari, ini berarti adanya kegagalan dalam manajemen stok barang. Usaha yang memiliki manajemen stok cukup buruk sangat mungkin disebabkan oleh tenaga kurang terampil untuk memenuhi produk yang dicari konsumen.

  8. Komunikasi tidak efektif
    Kerahasiaan, konflik dan kebingungan menerima kenyataan merupakan penyebab kegagalan manajemen. Hasil dari kondisi ini adalah kebingungan manajemen untuk menentukan arah usaha sampai tidak adanya rasa percaya dalam manajemen mereka.

  9. Panduan tidak konsisten
    Manajer yang tidak memberikan panduan konsisten merupakan penyebab gagalnya manajemen berikutnya. Arahan yang diberikan bisa terlalu optimis atas suatu perkiraan. Jika perkiraan gagal diwujudkan, pemangku kepentingan akan kehilangan kepercayaan pada manajemen mereka. Untuk perusahaan publik ini dapat berarti turunnya harga saham.

  10. Hubungan buruk dengan media
    Sebuah organisasi yang salah manajemen mungkin tidak akan mendapat liputan media. Jikapun mendapat liputan, biasanya bersifat negatif. Ini merupakan penyebab kegagalan manajemen hubungan dengan media. Informasi yang tersebar menjadi kurang lengkap atau salah tafsir.