Siapa yang tidak mengenal media sosial Instagram ? Sekitar 400 juta orang di dunia memiliki akun Instagram. Indonesia pun menjadi salah satu negara dengan pengguna terbanyak.
Systrom awalnya terpikir untuk menggabungkan fitur lokasi check in dengan permainan sosial. Systrom membuat sebuah prototipe yang kemudian menjadi Burbn. Ide tersebut dipresentasikan ke Baseline Ventures dan Andreessen Horowitz saat pesta. Setelah pertemuan tersebut, Systrom keluar dari pekerjaan untuk fokus pada Burbn. Selang 2 minggu setelah keluar dari pekerjaan, Kevin mendapatkan modal awal sebesar US$ 500.000 dari Baseline Ventures dan Andreesssen Horowitz.
Kevin Systrom dan Mike Krieger membuat Burbn, sebuah layanan check-in dengan menggunakan bahasa HTML5. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk melakukan banyak hal: check in di sutau lokasi, membuat rencana (check in di lokasi berikutnya), mendapatkan poin untuk jalan-jalan dengan teman, memposting foto dan lain sebagainya.
Pada satu titik, Kevin Systrom dan Mike Krieger berpikir Burbn memiliki terlalu banyak fitur, padahal pengguna tidak mau aplikasi yang terlalu rumit. Akhirnya mereka fokus pada photo sharing. Salah satu inspirasi (AHA momen) adalah saat Kevin ngobrol dengan teman perempuannya. Teman perempuannya tidak mau ngepost foto, karena keliatan jelek. Sedangkan temannya dengan menggunakan filter dan efek-efek fotonya menjadi terlihat bagus.
Pengembangan Burbn menjadi Instagram. Inilah awal kisah sukses Kevin Systrom pendiri Instagram. Sebulan setelah launching Instagram, jumlah pengguna tumbuh sebesar 1 juta pengguna. Setelah 1 tahun berjalan Instagram memiliki pengguna lebih dari 10 juta orang. Setelah fokus padaphoto–sharing, Instagram menambah layanannya yaitu video-sharing. Kata Instagram sendiri merupakan gabungan dari kata Instant dan Telegram.
Pada April 2012, Instagram dibeli oleh Facebook dengan harga US$ 1 Milliar dalam bentuk uang tunai dan saham. Pembelian tersebut termasuk dengan 13 orang karyawan Instagram. Mark Zuckerberg mengatakan bahwa Instagram akan dikembangkan sendiri, jadi tidak akan dilebur dengan Facebook.
“I want Instagram to be the place I learn about the world” ujar Systrom
Nah, dari bacaan diatas kita dapat menyimpulkan apa saja faktor-faktor kesuksesan Kevin Systrom :
1. Mengindentifikasi pasar
Pada awalnya, aplikasi yang dibangun oleh Systrom dan Krieger adalah Burbn. Pernah mendengar Burbn? Burbn merupakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk check in tempat dan share foto.
Namun, melihat kebutuhan pasar yang lebih senang berbagi foto dibanding fitur lainnya, akhirnya Systrom dan Krieger berubah haluan dan berfokus pada layanan sharing foto, yang kemudian diberi nama Instagram.
2. Dengarkan klien
Saat mendapat masukan dari salah satu klien tentang filter foto di Instagram yang dapat membuat foto menjadi lebih bagus, Systrom dan Kreiger tidak marah, mereka justru senang dengan masukan tersebut, hingga kemudian terciptalah filter foto di Instagram yang membuat banyak orang semakin tertarik.
3. Belajar dari kegagalan dan melangkahlah maju
“Hal terbaik bagi seorang entrepreneur adalah kegagalan,” ujar Systrom. Kegagalan yang dialami Systrom tidak menyulutkan semangatnya untuk sukses. Setelah gagal dengan aplikasi Burbn yang diciptakannya, Systrom mempelajari apa kesalahannya, memperbaiki, hingga kesuksesan kini datang menghampiri.
4. Menerima saat salah
Apakah Anda salah satu yang akan marah saat dikritik oleh rekan kerjamu? Jika iya, cobalah untuk menerima, karena dari kesalahan kita dapat banyak pelajaran. Seperti yang dialami Systrom dan Krieger saat bermasalah dengan Facebook yang justru pada akhirnya Instagram dan Facebook saling support demi kenyamanan para penggunanya.
5. Hargai saat keberuntunganmu berubah
Setiap manusia diciptakan bersama dengan keberuntungan-keberuntungan di hidupnya. Tidak terkecuali Systrom dan Krieger, yang memaknai hal tersebut dengan terus mengembangkan Instagram tak peduli sebanyak apa saingan di depan mereka.
SUMBER :